Informasi Zoy

2 1 0
                                    

Happy Reading to All :*

"Baiklah aku minta maaf, kali ini sungguh. Kau bisa lihat wajah tulusku. Jadi, kita mulai?..."

"Ya ya ya terserah... " ucapnya singkat, wajahnya masih terlihat kesal saat itu.

" Satu pertanyaan diluar pembahasan,  kenapa kau mencuri? " wajahnya yang sedari tadi tersenyum usil, kini berubah menjadi serius dan tegas.

Perempuan itu hanya terduduk diam menundukkan kepalanya.. Ia sepertinya sedih namun berusaha untuk tegar dan tak mau membahasnya dengan siapapun, terlebih lagi dengan seorang pria yang baru saja ditemuinya, entah berantah asal usulnya.

Ia hanya menjawab dengan suara yang pelan masih dengan wajah yang tertunduk.
" Ini tak ada hubungannya denganmu.  Sudahlah, silakan tanya saja yang ada hubungannya denganmu." jawabnya masih dengan sikap ketus nan tomboy.

"Jelas ada hubungannya... Kau akan membantu memberikan informasi padaku, itu adalah suatu kebaikan. Dan sebelum aku dibantu, setidaknya aku dahulu yang membantumu. Karena aku tak mau memiliki hutang pada siapapun, termasuk kau. Jadi cepat katakan, kenapa kau mencuri?"

"Astaga... Kenapa kau melakukan ini padaku? Ini adalah urusan ku. Padahal kita belum mengenal satu sama lain... " ia terus memalingkan wajahnya, namun Han tetap diam dengan tatapan yang tajam, matanya disipitkan seperti yang perempuan itu lakukan saat berada di dalam cafe.

" Baiklah baiklah ... Sudah kubilang jangan pernah menatapku seperti itu, kau akan membuat siapa saja ketakutan. Aku... Hanya mencari nafkah. Itu saja... Sudahlah cepat, aku ingin pulang."

Han kini mengerti, ada seseorang yang sedang menunggu nya dirumah. Ia melihat jam ditangannya, ya ini sudah sangat malam. Sudah sangat lama ternyata ia menghabiskan waktu dengan percuma, sampai sampai tak menyadarinya setengah dari malam telah terlewati.
"Baiklah, kalau begitu kita percepat. Kau benar benar berada disana pada saat malam itu?"

"Ya... Sudah kubilang tadi aku sedang di cafe itu." jawabnya dengan menaikkan nada.

"Tadi kau menyuruh ku bertanya, tapi lihat sikapmu itu dalam menjawab.. Wahhh kau tahu? Sungguh baik. Hah.Lalu kau melihat orang yang bersama dengan korban?berapa jumlahnya? Bagaimana ciri cirinya? Dia seorang pria atau wanita? " ia benar benar bertanya dengan sangat cepat pada perempuan itu.

" Sekarang lihat... Kau bertanya seolah aku memiliki banyak mulut... Dasar pria tua aneh yang menyebalkan. Huhhh. Sepertinya hanya dua orang saja, maksudku... Korban dan seorang temannya.." ia hanya menjawabnya dengan santai, sambil mengingat ingat peristiwa tepat sebelum korban(Sino) mengalami kecelakaan.
" Orang itu adalah seorang pria. Yang disayangkan wajahnya tertutupi topi hitam. Semua pakaiannya pun hitam. Ya kurang lebih seperti ini gayanya.. " ia mempertunjukkan pakaian yang dikenakan teman korban pada saat mereka bertemu. Han belum menemukan titik terangnya, ia masih harus menggali lagi lebih dalam.
" Ohh iya, karena saat itu aku melihat hanya sekilas saja... Tapi ada perban di lengan kiri nya, Lukanya cukup parah sepertinya. Aku sempat ingin menguping pembicaraan nya, karena mereka berdua terlihat sangat mencurigakan. Berbicara sangat pelan, selalu menoleh kesegala arah seperti mengawasi sesuatu... Tapi entahlah, aku tak mau ambil pusing..."

"Ada lagi? Silakan jelaskan saja yang kau tahu saat itu... " ucap Han merasa belum puas. Satu per satu informasi ia dapatkan dari seorang perempuan pencuri ini.

" Tak lama orang berpakaian serba hitam itu pergi, selesai.... Sudah, hanya itu yang ku tahu... Bolehkah aku pulang sekarang? Sungguh aku tak mengetahui apapun lagi. Hanya itu saja. Tolong izinkan aku pulang. Tolong izinkan aku pulang... " ucapnya dengan memohon. Kini matanya memancarkan binar memelas, berbeda dengan tatapan sebelumnya yang sangat tajam.

"Jadi begitu... Aaah baiklah baiklah, tatapan mu sungguh selalu aneh. Maaf tapi aku tak akan tergoda. Biar bagaimana pun aku sangat berterima kasih padamu. Maaf telah mengambil paksa waktumu, Zoy... " ia tersenyum ramah pada nya.

" Apa kau seorang peramal? Dukun? atau sebenarnya apa? " ia terkejut keanehan, saat pria ini menyebut namanya. Padahal sedari tadi mereka belum berkenalan satu sama lain.

" Hah sudahlah... Yang penting aku sangat berterima kasih. Jangan pernah mencuri lagi, dan tetap selalu jaga Yoda adikmu. Bekerjalah, kau bisa bekerja di cafe tadi. Sepertinya pemilik cafe itu sedang membutuhkan pelayan. Ini... " ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, dengan sangat tulus ia ingin membantu perempuan bernama Zoy itu. Ia perempuan bodoh, dia bahkan tak menyadari gantungan kunci tasnya yang bertuliskan nama nya dan adiknya itu. Bodoh, juga penyayang.

" Waaah hebat. Kau tahu segalanya. Tunggu tunggu, apa ini? Aku tak menjual informasi lagi. Aku ikhlas, jadi simpan kembali dalam dompetmu.." ucapnya, walau benaknya kini sednag berperang, antara ingin mengambil dan menolaknya.

"Sudah kubilang tadi, aku tak ingin memiliki hutang. Anggap ini balas budi, bukan untuk membayar informasi. Lagipula, ini untuk adikmu. Kau terlalu percaya diri... " ia kembali meledek Zoy dengan keusilan nya.

" Hisss kau ini benar benar... Baiklah, aku terima ini. Aku pergi dulu. " ucapnya dengan cepat, dibarengi dengan gerakan tangannya pula yang cepat mengambil uang dari tangan Han.
"Oiya, aku lupa. Ada satu hal lagi, aku sempat melihat mereka bertukar barang. Hmm, ya. Di dalam sebuah kantung coklat, dan  sepertinya itu pistol... Atau mungkin aku salah liat, aaahhh entahlah..."

"Pistol? Hmmm baiklah terimakasih. Aku pergi dulu... " Informasi terakhir yang diberikan Zoy membuat Han terkejut. Sebuah pistol, untuk apa Sino bertukar pistol. Han langsung menancapkan gas nya kembali ke Bandung.

" Oiya siapa namamu? Hoooyy? " dengan lantang nya ia berteriak pada Han yang telah menjalankan mobilnya. Sementara Han hanya mengeluarkan tangannya dalam simbol OK...

Tepat setelah itu dari dalam, pemilik cafe itu mendekati Zoy yang sedang melihat kearah jalanan.

" Dimana... Dimana pria tadi... Dimana?? " ia berteriak kesana kemari, melihat ke arah jalanan, dan tatapan akhir nya menatap pada Zoy dengan sangat marah tapi dengan ciri khasnya.

" Hmm ada apa? Pria tadi? Itu... " ia menunjuk kearah jalanan yang dilewati Han.
" Dia belum membayar? " Zoy yang merasa aneh berbalik bertanya.

" Ahhhhh.. " ia cemberut sambil meminting mintingkan serbet yang ia bawa dengan jarinya.
" Nomornya. Aku belum sempat meminta nomernya... Dia sangat tampan... Ahhh handsomeee.. "

Zoy yang mendengarnya merasa sangat geli, ia pergi diam diam saat pria kemayu itu terus menatap menyesal kearah jalan.

                               .........

Di dalam mobil ia kembali memikirkan tentang teror ini dan menghubungkan dengan semua informasi yang ia dapat hari ini. Sekarang jika dihubungkan satu sama lain dari rangkaian cerita saksi tadi, ia sangat yakin ada sesuatu yang Sino sembunyikan dari Arsih. "Dipesan itu tertulis ruang tersembunyi, oke. Selanjutnya ruang itu. Arghh perutku.. Datang ke cafe, dengan perut kosong, tanpa memesan, apa informasi bisa mengganjal perutku? Aku menyesal tidak menuruti perkataan pria itu..."  ia hanya tersenyum sambil menahan gejolak yang ada diperutnya karena lapar.

Suara ponsel berdering, yang tertuju pada pomsel miliknya. Tertulis nama Arsih di layar panggilan.
"Iya, ada apa?... Ya, aku telah selesai dan dalam perjalanan pulang... Baiklah terimakasih, aku akan berhati hati..."

                      

Go go vote:v
Misteri sebentar lagi akan segera terungkap, jadi Jangan lupa like jika suka, comment, dan share . Terus ikuti kisah ini ya.

Arigatou Gozaimasu:)

Risalah TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang