Telah Datang

26 2 0
                                    

Tiba di depan pintu gerbang sekolah.

"Belajar yang rajin... " ucap Arini mengelus Tio.

" Iya, hati hati dijalan Bu'de... "

Seperti biasa, sekolah masih terlihat sunyi saat itu. Tujuannya langsung terarahkan pada seseorang, ia mencari keberadaannya sekarang.
"Dimana Seon? Apa dia belum datang ya" Ia melihat ke kanan dan kirinya, belum ada tanda tanda kemunculan Seon di sekolah, ia pergi menuju kelasnya.

>>>>>

Di rumah, Arsih mencari Tio di kamarnya tetapi ia tak menemukannya. Kakaknya pun tak luput dari pencariannya, dan hasilnya nihil.
"Bi... Bibi" Ia memanggil dari arah kamar Tio.

"Ibu sedang mencari Bu Arini dan Den Tio? Tadi mereka telah pergi sekitar 20 menit yang lalu. Bu Arini hendak pergi ke butiknya, dan Den Tio memaksa ingin berangkat bareng. Ia mengatakan bahwa ibu tak usah khawatir" Ia menjelaskan kepada Arsih, dengan begitu pesan Arini telah ia sampaikan.

"Oh yasudah kalo begitu, makasih ya bi"
"Aku harus sarapan sendiri? Ah terlihat sunyi sekali" hatinya berkata. Ia menuruni tangga menuju ruang makan. Dengan langkah yang tertata, dan disetiap langkah nya ia menyesali segala perkataannya semalam kepada Arini yang sangat kasar.

Kring Kring.. Ponsel nya berbunyi.
"Iya kenapa? Ohh oke. Aku langsung kesana, byee." Ia kembali menaikki tangga terburu buru menuju kamarnya mengambil tas. Pekerjaannya benar benar membuat semua nya menjadi nomor dua. Ia langsung pergi menuju kantor, tanpa menyentuh makanan sedikitpun.

"Bi saya berangkat dulu... Tolong jaga rumah ya" dengan tergesa gesa ia menuju keluar rumah untuk memakirkan mobilnya.

"Ibu tidak sarapan dulu? " ucap bi Sukma berteriak kecil. Karena ia sedang berada di dapur saat itu.

" Nanti saja di kantor, hangatkan saja nanti makanannya untuk Tio dan kakak"

"Iya bu siap... "

Ia mengambil handphone nya dan menelpon seseorang" Hallo dew, tolong bereskan data yang kemarin kita kerjain, di atas meja gue tumpukan sebelah kanan. Gue dalam perjalanan. "
" Hah serius lo? Sakit apa? Sejak kapan? Udah berobat lo? " raut mukanya menunjukkan kekhawatiran.

" Yasudah tak apa, pergi lah ke klinik. Jangan sampe tambah parah sakit lo... Iya gak apa apa, tenang aja.. Oke deh kalo gitu, gws ya... "

Ia terpaksa menyiapkan segala keperluan untuk meetingnya sendiri. Karena baru saja ia mendapatkan kabar tentang Dewi yang sedang dalam keadaan tak sehat.

Ia segera memicu cepat kendaraannya menuju kantor.

***********



Thanks for Reading All... Jangan lupa like comment and share.Tunggu chapter selanjutnya, Bay bay:*

Risalah TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang