Antara Pria dan Wanita

2 1 0
                                    

Happy Reading to All :*

Seketika ia mengerutkan keningnya. Jika keningnya telah mengerut, tandanya ia telah menyadari sesuatu.
" Dua minuman? Ya benar. Ternyata dia bertemu seseorang seperti yang dikatakan Arsih... Aku ingin tahu siapa orang yang bersamanya saat itu." ia menggerutu dalam hati. Ini kasus yang tak mudah, mengungkap sesuatu yang telah lama terjadi bukan hal yang gampang seperti menyentikan jari.

"Kalau begitu... " baru saja ia hendak bertanya kembali, pemilik sekaligus pelayan cafe ini sudah bangkit dari kursinya.

"Tunggu tunggu. Ada pelanggan, aku akan layani dulu. Setelah itu kamu aku layani oke..." ucapnya dengan tatapan menggoda dan kedipan matanya yang membuat Han kini bertambah geli. Ingin rasanya ia bangkit dan berlari meninggalkan tempat itu, tapi keadaan memaksanya untuk diam.

"Hah astaga. Pelanggannya pasti perempuan semua. Aku jamin tak ada pria yang tahan masuk kesini... " ucapnya dengan suara pelan sekali. Ia kembali berfikir tentang semuanya, jika benar orang itu tak berbohong tentang informasi yang diberikannya tadi, ada sesuatu yang tersembunyi ditempat ini saat malam yang sama dimana kejadian itu berlangsung.

Ia melihat ke arah sekitarnya, banyak pengunjung mulai berdatangan. Ya prediksinya benar, hanya ada perempuan perempuan dengan riasan tebal yang datang kesini. Dan kini mereka memandang kearah tempat ia duduk sambil tersenyum senyum padanya. Untung ia memakai topi yang sedikit tertutupi wajah nya. Batinnya mulai berperang, cepat selesaikan semuanya atau kau akan habis digodai mereka malam ini. 

Khayalan demi khayalan masuk mengganggu dalam pikirannya, hingga tak sadar seorang perempuan dengan pakaian tomboi, telah berada duduk di hadapannya... Rambut kecoklatannya terurai panjang dengan topi hitam melekat di atasnya, pakaiannya sedikit kumal dan tak ada riasan sama sekali di wajahnya. Cafe ini memang tak mewah, kecil dan letaknya disudut persimpangan. Namun entah apa maksudnya perempuan aneh itu berada di depannya kini, menatap tajam kearahnya dengan mata yang sedikit disipitkan seperti itu.

"Sejak... Sejak kapan kau disini? " ucapnya yang sedikit terkejut.

" Bisa dibilang, setelah pria kemayu itu pergi. Apa yang lo pikirkan? Hingga tak melihat gue di sini... " jawab perempuan aneh itu.

" Hah.. Tak bisa dipercaya, bukan seharusnya aku yang bertanya padamu mengapa tiba tiba mengagetkan dan berada di depanku dengan tatapan itu. Haha... " ia tertawa sinis memalingkan wajahnya...

" Jadi ini bentuk pengusiranku? Iya? Hmm baiklah... Seharusnya ada yang ingin aku katakan padamu tentang sesuatu yang kau bicarakan tadi dengan serius sekali. Baiklah tak apa, aku pergi... " ia hendak bangkit mengambil tas yang berada di bawah meja, dengan tatapan yang meledek sambi melirik lirik kearah Han.

" Kau salah paham. Tak ada kata kata mengusir tadi bukan? Haisss kau ini terlalu menganggap buruk seseorang. Silakan duduk kembali, tapi tolong pelankan suaramu... " jawabnya dengan sangat santai walau pun itu sebuah elakan, ia hampir kehilangan informasi kali ini.

" Ohh, benarkah begitu? Tapi sepertinya perkataan mu tadi benar benar bermaksud seperti itu. Haahh baiklah baiklah.. Kau bisa bertanya padaku apa saja. Tapi ada satu syarat... Setiap pertanyaan, memiliki harga. Sepakat? " ia kini tersenyum licik, ternyata ada maksud tertentu ia mendekati Han selain memberikan informasi, dan itu tidak gratis. Ia kembali duduk dan meletakkan tas nya yang besar di bawah meja.

" Apa kau mendengar semua percakapan kami tadi? Aiss.. Sangat sopan sekali ternyata telingamu. Selain penguping, kau juga sangat matre... Jika pengakuanmu ini hanya lelucon, awas saja kau.Oke baiklah. Kita sepakati, satu pertanyaan 25 ribu..."

" Heisss dasar pria sialan. Berani beraninya mengancamku. Hmm 100 ribu... " ucapnya dengan respon yang cepat menyangkal.

" 75 Ribu... " balas Han dengan respon yang tak kalah cepat pula.

Risalah TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang