Risalah Tio

Memory

Happy Reading to All :)

" Apa kau sudah bosan tinggal disana?  Hahaha.. Tahanlah, bersikaplah terbiasa. Kita takkan memperpanjang permainan ini" ucap seorang pria yang sedang berada didalam mobil disebuah jalan. Ia sedang menelpon seseorang.

"Teruslah pikirkan. Buat mereka sesengsara mungkin. Aku benar benar tak tahan melihat mereka bahagia. Ingin rasanya melihat mereka hancur secepat mungkin, tapi rasanya aku tak ingin permainan ini berakhir begitu cepat. Hahaha"

" Hahaha... Baiklah jika itu maumu. Kita akan melakukannya dengan pelan. Melihat mereka terjatuh lalu melancarkan aksi, itu semakin membuatku senang juga. Kalo begitu sambil aku memikirkan kelanjutan nya, terus pantau mereka, jangan sampai terlewat satu detikpun" ucap pria misterius itu.

"Cepat pikirkan agar mereka tak bisa tenang sedikitpun . Aku akan menunggu"

Ia menutup teleponnya...
"Kuperingatkan jangan sampai lengah sedikitpun. Karena dibalik padang rumput yang rimbun, ada singa yang sedang mengintai untuk memburu"

>>>>>>

Hari telah menunjukkan pukul 11.45 WIB. pertanda bahwa seluruh siswa telah bersiap siap untuk pulang ke rumah nya masing masing.

Kring.. Kring.. Kringgg.. Suara bel berbunyi.

"Oke kalo begitu hari ini cukup sampai disini. Jangan lupa, untuk tetap berlatih dirumahnya masing masing. Ingat, puncak acara semakin dekat. Ini adalah persembahan terakhir yang diberikan kalian untuk para orang tuamu. Jadi, kita tampilkan yang terbaik sebagaimana kita semua tampil terakhir kalinya di panggung itu nanti. Oke... Kalo begitu ibu sudahi. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hati hati di jalan pulang. Esok kita berjumpa lagi"

"Wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh"

Setelah memberikan penyampaian terakhir, Bu Anita pergi meninggalkan kelasnya. Tio yang sedang merapikan perlengkapannya teringat akan adanya pesta siang ini. Dengan cepat ia memasukkan semua barang barangnya tanpa memilih milih. Ia berlari meninggalkan kelasnya untuk pulang kerumah.