2. Bimbang

5.9K 425 102
                                    

Happy reading!

Leana yang sedang asyik menonton drama Korea di kamarnya, harus terhentikan karena Tanisha masuk ke dalam kamarnya. Leana tahu kalau Tanisha akan memberi tahu sesuatu mengenai calon suaminya itu. Langit sudah sore, tanda mereka akan datang.

"Leana, kamu siap-siap ya, keluarga mereka sudah mau datang." Benar saja, Leana segera bangkit dari tempatnya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi yang kedua kalinya.

Selang beberapa menit, Leana keluar dengan balutan kaos dan celana tidurnya. Ia akan mulai merias wajahnya. Umurnya yang sudah 17 tahun membuat dirinya sudah cukup ahli dengan alat-alat makeup. Setelah selesai dengan wajahnya, Leana beralih ke rambutnya. Tidak perlu repot-repot, ia hanya mengcurlynya saja. Semuanya sudah selesai, tinggal menggunakan gaun panjangnya yang berwarna pink itu.

Suara riuh dari lantai bawah membuat Leana tahu kalau calon suaminya dan keluarganya itu sudah sampai. Ia cepat-cepat memakai heelsnya dan turun ke bawah. Walaupun hanya makan malam di rumah, keluarganya akan menggelar makan malamnya di taman belakang. Sehingga seluruh orang harus menggunakan alas kaki.

Tuk! Tuk! Tuk!

Heels milik Leana mengisi suara di lorong depan kamarnya serta tangga rumahnya. jantung berdegub keras tanpa alasan. Padahal kemarin dan tadi pagi saja Leana tidak merasa gugup sedikitpun. Leana berjalan ke arah ruang tamu dan melihat sepasang suami istri yang tidak ia kenali, duduk di hadapan Adam dan Tanisha. Matanya mencari sesosok lelaki muda yang harusnya menjadi calon suaminya itu.

"Wah, itu Leana ya?" Seorang wanita paruh baya berdiri dan tersenyum menghampiri Leana.

"Malam Tante, Om," sapa Leana dengan sopannya. Sebenarnya ia masih penasaran dengan calon suaminya itu, tetapi saat ini ia harus mengobrol dengan calon mertuanya dulu.

"Ditunggu ya Giornya, dia masih di mobil sebentar." Leana tersenyum dan mengangguk. Sekarang ia tahu kalau nama calon suaminya adalah Gior.

"Leana, ini kenalin dulu, namanya Tante Ranny dan ini Om Farrel," ucap Tanisha memperkenalkan mereka berdua kepada Leana.

"Anakmu yang satunya lagi dimana? Pasti cantik juga nih," ucap Ranny sembari kembali duduk. leana ikut duduk di sebelah Tanisha.

"Gak tau nih, kayaknya dia masih sibuk sama makeupnya. Duh maaf ya, dia telat gini datengnya," ucap Tanisha menjadi tidak enak.

"Gak apa-apa, Ta, anak gadis emang selalu gitu," sahut Ranny sembari terkekeh geli.

"Malam Om, Tante."

Seluruh mata menoleh saat suara lelaki yang cukup berat memasuki indera pendengaran mereka. Sesosok lelaki tinggi, tampan, dan rapi menggunakan kemeja hitam dengan lengan dilipat sampai siku dan dua kancing teratas dibiarkan terbuka. Terlihat berantakan, namun bagi Leana hal itu membuat Gior semakin tampan.

"Ya ampun gantengnya Gior ini." Tanisha menghampiri Gior dan mencipika-cipiki lelaki tersebut.

Leana masih di posisinya dan melirik Gior diam-diam. Lelaki itu memang sangat memikat hati dan mata. Seketika Leana bersyukur bahwa calon suaminya sungguh tampan. Jika diperhatikan lebih baik lagi, Gior terlihat seorag lelaki yang sopan dan baik. Lelaki itu mudah sekali mengobrol dengan kedua orang tua Leana dengan asyiknya. Tubuh Leana tersentak dari lamunannya saat Gior membalas tatapan memujanya itu.

"Gior, ini Leana, calon tunangan kamu nanti," ucap Farrel membuat Gior tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya kepada Leana.

"Gior." Leana mengerjapkan matanya sekilas. Tubuhnya mendadak kaku dan gugup secara bersamaan.

"Ehm, Leana." Kedua mata Leana menatap Gior tepat di manik lelaki tersebut. Mereka terus bersalaman sebelum sebuah suara mengejutkan mereka semua.

"GIOR?" Seluruh mata menatap Diana yang baru saja turun dari tangga. Wajah gadis itu terlihat terkejut menatap Gior di hadapannya saat ini. Namun, tidak ada yang mengerti mengapa Diana bertingkah seperti itu.

"Diana, kamu kenal Gior? Ini calon suami Leana," ucap Tanisha tersenyum menghampiri Diana dan menyentuh pundak putrinya itu. Tidak disangka-sangka, Diana justru menepisnya dan memasang raut wajah yang marah. "Diana?"

"Gior itu pacar aku, Ma!" ucap Diana menaikkan nada suaranya dengan frustasi. Sontak saja semuanya beralih menatap Gior yang sedang menatap tajam ke arah Diana. "Aku gak nyangka kamu terima perjodohan kayak gini!"

"Kita gak pernah pacaran, Diana," ucap Gior dengan tegas dan suara beratnya. Semua orang dapat melihat sorot matanya yang marah itu.

Diana melangkah mendekat ke arah Gior. Alih-alih ingin marah, Diana justru semakin terkejut saat Gior dengan refleknya menarik Leana untuk berlindung di balik tubuhnya. Diana mengernyitkan dahinya.

"Kamu ngapain deket-deket sama dia?! Kita pacaran, Gi! PACARAN!"

"STOP, DIANA! Gua gak pernah anggap lo sebagai pacar gua, dan lo tau itu!" bentak Gior membuat Diana sangat terkejut. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

"Gior, jaga sikap kamu!" tegur Farrel yang sudah mengeluarkan sikap tegasnya.

"Ma, Pa, Gior ini pacar aku! Harusnya aku yang dijodohin sama dia!" ucap Diana menggebu-gebu. Adam dan Tanisha menjadi sedikit bingung.

"Gini aja deh, Om membiarkan kamu untuk pilih, siapa yang mau kamu jadikan sebagai tunangan kamu?" tanya Adam kepada Gior.

"Papa!" bentak Diana tidak terima. "Jangan biarin dia pilih, Pa! Jodohin aku sama dia aja!"

"Diana! tahan dulu emosi kamu itu!" gertak Adam yang sudah tidak tahan dengan sikap putrinya.

Diana terdiam dan menatap Gior yang saat ini tengah menatapnya tajam. Seakan-akan ada luapan kebencian dan kemarahan yang tidak diketahui orang lain. Lelaki itu beralih menatap Leana yang masih berada di baliknya dan meringkuk takut.

"Gior akan tetap tunangan sama Leana, Om," ucap Gior membuat Diana terperangah tidak percaya.

"GIOR!" seru Diana frustasi.

"Gior, kamu jangan mempermainkan hati Diana kayak gitu, ambil keputusan kamu dengan benar," ucap Ranny yang juga menjadi tidak enak melihat Diana terus merasa kesal karena putranya itu.

"Gior gak pernah pacaran sama Diana, jadi Gior tetap bakal tunangan sama Leana."

Diana menghela napasnya dan menangis histeris. Ia kembali menatap Leana tajam dengan matanya yang masih berlinangan. "Gua gak akan biarin lo tunangan sama Gior! Liat aja lo!"

"Diana! berani sekali kamu kayak gitu sama adik kamu!" bentak Adam yang terkejut melihat Diana membentak adiknya sendiri.

"Dia rebut Gior dari aku, Pa!" sahut Diana meluapkan marahnya.

"Kak, tapi gua gak tau kalo Gior-"

"Gak usah banyak alasan! Lo suka kan sama dia?!"

Leana mengatupkan bibirnya rapat. Jika boleh jujur, siapa yang dapat menolak ketampanan dan kesempurnaan Gior tersebut? Namun di sisi lain, Leana juga takut mengakuinya. Saat ini semua orang tengah menatapnya seakan menunggu jawabannya.

"Gua sama Leana bakal tunangan dan menikah, wajar kalo gua sama dia berusaha saling suka." Akhirnya Gior membuka suara untuk membantu Leana yang sudah pucat pasi itu.

"Coba sebisa kalian karena gua akan hancurin pertunangan ini!" ancam Diana lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menaiki dan masuk ke dalam kamarnya.

TBC

Maaf ya lama upnya, aku sibuk sama cerita lainnya juga :)

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang