28. Mie Instan

1.1K 52 3
                                    

Happy Reading

•••

"Kalian ngapain?!"seru seseorang kepada mereka berempat. Leana dan teman-teman melepaskan pelukannya dan menatap terkejut orang tersebut.

"Loh, Kak Jack?!" seru Leana terkejut menatap kakak dari Mike dan teman dekat Gior. Saat itu juga ia tahu riwayatnya telah tamat. Semua teman-temannya juga tahu siapa Jack.

"Aduh kalian ini! Masih kecil udah ke sini!" Jack menggeleng-gelengkan kepalanya kepada empat gadis yang hanya bisa dia menundukkan kepalanya.

"Kak ... jangan kasih tau Gior, ya," ucap Leana memelas kepada Jack. Ia tidak tahu lagi apa yang akan terjadi jika Gior tahu ia datang ke club.

"Kalo itu Kakak gak janji, ayok semuanya keluar!" pintah Jack membuat Anna dan Diandra menghembuskan nafasnya sebal. Mereka berjalan keluar mengikuti Jack.

Di luar sangat sunyi, tidak seperti di dalam ruangan. Telinga Leana dan Tisya dapat beristirahat setelah mendengar suara-suara musik keras. Jack meraih ponselnya dari saku celananya dan menghubungi seseorang. Wajah Leana sudah sangat cemas, takut-takut yang dihubunginya adalah Gior.

"Gior!" Leana meringis dan menatap Jack sebal. Teman-temannya segera menatap Leana dengan iba. Mereka bersyukur tidak memiliki tunangan.

"Nih, cewek lo ke club sama temen-temennya, mendingan lo jemput deh," ucap Jack lalu memutuskan sambungannya.

"Kak! Kok bilang ke Gior, sih?" tanya Leana protes. Jack hanya mengangkat kedua bahunya.

"Masih kecil, Le! Gak boleh ke sini, kalian juga jangan ke sini, sekali kalian udah nyaman, bakal susah tobatnya," tegur Jack dengan bijak. Membuat Leana dan teman-teman menganggukan kepalanya.

"Kakak ngapain ke sini kalo gitu?" celetuk Anna dengan polos. Jack terlihat terkejut dan gugup.

"Ya ... ya gua ini contohnya! Udah proses tobat tau!" sahut Jack dengan kesal. "Udah sana pada pulang! Masih kecil aja udah sok-sokan!"

Mereka beranjak dengan malas dan masuk ke dalam mobil Diandra, kecuali Leana. Ia hanya bisa menghela nafas dengn gugup. Jack duduk di sebelah Leana, menemaninya sampai Gior datang.

"Lo kapan nikah sama Gior?" Leana terperanjat dengan pertanyaan frontal dari Jack. Ia hanya menggigit bibirnya dan menggeleng tidak tahu.

"Gak tau, kan aku masih mau kuliah, Kak," sahut Leana malu-malu. Berpikir akan menikah dengan Gior membuat hatinya berbunga-bunga.

"Jangan tinggalin Gior, kasian dia," ucap Jack melembut. Leana mengangguk setuju.

Tak lama, mereka melihat seorang lelaki berlari ke arah mereka. Siapa lagi jika bukan Gior dengan nafas terengah-engah.

"Leana! Ayok pulang!" pintah Gior sangat tegas. Leana sendiri tidak dapat menolak ajakan Gior itu.

"Makasih, Jack udah jagain Leana, gua balik dulu ya, mau kasih omelan ke anak kecil ini nih," ucap Gior sambil melirik ke arah Leana yang sudah memasang wajah sebalnya. Jack tertawa pelan.

"Jangan galak-galak, entar kabur loh dia." Gior melototkan matanya ke arah Jack. Leana terkekeh mengedipkan matanya pada Jack. "Matanya!"

Leana kembali diam dengan wajah sebalnya. Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan tempat itu. Di dalam mobil, Gior memulai semua omelan dan nasehat yang terdengar seperti dongeng di telinga Leana.

"Kamu itu masih kecil, Leana, bahkan kalo kamu udah dewasa pun, kamu juga gak boleh ke sana. Aku pokoknya gak ijinin kamu, kamu gak tau seberapa bahayanya tempat itu, banyak cowok-cowok jahat cari mangsa. Nah, kamu itu cantik, liat baju kamu terbuka kayak gini! Kamu juga gak kasih tau aku lagi, untung ada Jack, coba kalo engga, mungkin kamu-"

"Aduh Gior, aku ke sana juga untuk pertama dan terakhir kalinya. Gak bakal aku ke sana lagi, udah ya ... maafin aku," rayu Leana membuat marah Gior mereda. Ia tidak bisa untuk memarahi Leana lagi, wajah Leana sangat terlihat imut. Membuat hatinya kembali tenang.

"Ya udah ... aku maafin," sahut Gior dengan cuek agar Leana tahu ia masih ngambek. Leana tersenyum lebar.

Mereka berhenti di depan rumah Leana, Gior pamit untuk pulang dan Leana memasuki rumahnya dengan tenang.

•••

Hari berlalu, tersisa dua hari untuk Leana berada di Indonesia karena ia akan berangkat ke paris. Gior sering sekali memohon kepada Leana untuk tidak usah ke Paris dan melanjutkan kuliahnya di kuliah yang sama dengannya.

"Gak bisa lah, Gi, kamu gak dukung aku, ya?" ucap Leana sebal kepada Gior yang sedang berbicara melalui sambungan telepon. Hari sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB.

"Gak ada pacar yang dukung LDR." Leana menahan tawanya. Ia sedang menyusuri jalan untuk pergi ke warunf terdekat. Entah mengapa ia sangat ingin memakan mie instan malam ini. Setidaknya sebelum ia berangkat ke Paris.

"Iya deh iya, kamu jangan genit, loh!" ancam Leana pura-pura galak.

"Hmm ... aku gak janji," goda Gior membuat Leana mendecih sebal. Mereka berbincang seakan tidak ada hari esok.

"Kamu masih di jalan?" tanya Gior. Ia tahu Leana sedang membeli mie instan.

"Masih, baru bayar," sahut Leana sambil meraih sekantong plastik berisi mie instan kesukaannya. Ia pun kembali berjalan ke rumahnya.

"Hati-hati loh, liat kanan kiri dulu," pintah Gior yang dipatuhi oleh Leana.

Mereka berbincang sangat asyik sampai tidak sadar sebuah mobil dengan kecepatan cukup tinggi mendekat ke arah Leana.

BRUK

Leana terpental jauh tak sadarkan diri dengan ponsel masih di genggamannya.

TBC

Like yaa like! Gak like gak next HEHEHE.

TERIMA KASIH❤

•••

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang