"Mama sama Tanisha mau ... itu ke ka- kamar," jawab Ranny tergagap-gagap.
"Nah iya tuh bener," sambung Tanisha membenarkan Ranny.
Gior dan Leana saling berpandangan. Mereka tidak sebodoh itu untuk mengetahui kebohongan kedua ibu mereka.
"Kalo mau ngintip juga gak apa-apa," sindir Gior sembari menarik Leana untuk kembali ke lantai bawah.
Sesampainya mereka di bawah, para tamu sudah berkurang. Banyak yang berpamitan untuk pulang ke rumah. Tak terkecuali oleh orang tua Leana. Mereka berterima kasih dan berpamitan kepada keluarga Gior.
Ke-esokan harinya, Diana dan Leana melihat banyak koper di ruang tamu. Mereka bertanya-tanya, siapa yang ingin pergi?
"Ini semua koper kalian," ungkap Tanisha membuat Diana dan Leana membulatkan matanya.
"Hah? Kita mau kemana, Ma?" tanya Leana.
"Ke rumah Gior." Diana dan Leana semakin membulatkan matanya. Dengan mulut terbuka seperti orang bodoh.
"Ya udah ayok masuk ke mobil," pinta Adam. Mereka mematuhi keinginan Adam dengan masih bertanya-tanya.
"Emang kenapa kita harus nginep?" tanya Diana saat mereka sudah berada di mobil dan pergi ke rumah Gior.
"Mama sama Papa harus ke Bali, ada urusan, karena Leana udah tunangan sama Gior, Mama percaya untuk menitipkan kalian ke keluarga Gior," ucap Tanisha menjelaskan.
Diana dan Leana menganggukan kepalanya mengerti. Leana tersenyum-senyum menatap ke arah jendela. Apa yang harus ia lakukan saat ia harus satu rumah dengan Gior? Memikirkannya saja membuat pipinya merona.
Mereka sampai di rumah Gior, Ranny dan Farrel terlihat menunggu kedatangan keluarga Leana. Para pelayan rumah tangga Gior pun berbaris untuk membantu membawa barang-barang mereka. Tak terkecuali Gior, ia juga berada di sana menunggu kedatangan Leana. Girang menyeruak dihatinya membuat ia berjalan ke sana ke mari tidak bisa diam.
"Gior! Jangan apa-apain Leana!" tegur Farrel yang melihat betapa girang putranya itu.
"Iya, Pa, iya." Gior menunjukkan wajah malasnya.
Diana dan Leana turun dari mobil bersama Tanisha dan Adam. Keluarga Gior dan Gior sendiri segera menyambutnya dengan hangat.
"Gua titip Diana sama Leana bentar ya, Ran," ucap Tanisha meminta tolong kepada Ranny.
"Iya ih gak usah sungkan gitu sama gua," sahut Ranny. Tanisha dan Ranny melanjutkan obrolan mereka.
"Aku seneng kita bakal ketemu terus setiap hari," ucap Gior sembari mengerlingkan matanya kepada Leana.
"Apaan sih, Gi." Leana memalingkan wajahnya dengan malu-malu.
"Leana, Diana, kalian jangan nakal ya disini, kita cuma bentar, kok," pesan Adam kepada kedua putrinya yang langsung dijawab anggukan.
"Bye semua!" Mereka pun pamit dan pergi ke bandara seusai Diana dan Leana masuk ke dalam rumah Gior. Koper-koper mereka sudah dibawa oleh para pelayan.
"Nah, kalian anggep ini sebagai rumah kalian aja, ya," ucap Ranny yang sudah senang akan datangnya mereka berdua.
"Iya tante, om, makasih," ucap Diana dan Leana bergantian. Akhirnya, Gior disuruh oleh Farrel untuk menunjukkan kamar Diana dan Leana. Kamar mereka bertiga berada di lantai yang sama. Sementara kedua orang tua Gior, berada di lantai bawah mereka.
"Nih, kamar kamu pas di sebrang kamar aku," ucap Gior menunjuk sebuah pintu yang saling bersebrangan.
"Gua dimana, Gi?" tanya Diana dengan nada merajuk. Gior memutar matanya malas.
"Disono, ujung," sahut Gior menunjuk sebuah kamar yang berada jauh dari dua kamar ini. Diana menghentakan kakinya kesal dan berjalan ke kamar tersebut.
"Masa kak Diana kamu suruh tidur di kamu jauh?" tanya Leana mengkhawatirkan kakaknya.
"Biarin aja, daripada kita digangguin, ayok masuk," ajak Gior membawa Leana masuk ke dalam kamar. Kamar tersebut sangat rapih dan wangi seperti baru dibersihkan.
Gior membantu Leana membantu Leana membereskan barang-barang dari kopernya. Gior terkekeh melihat boneka yang sudah sedikit berantakan di dalam kopernya. Tanpa bertanya pun Gior tahu bahwa boneka itu kesukaan Leana.
"Leana, liat deh," ucap Gior membuat Leana menoleh ke arahnya. Leana melihat boneka kesukaannya berada di tangan Gior.
"Ih Gior, balikin," bujuk Leana sembari mencoba meraih boneka tersebut.
"Coba ambil kalo bisa." Gior mengangkat boneka tersebut tinggi-tinggi. Leana yang jauh lebih pendek dari Gior menjadi sulit untuk meraihnya.
"Gior! Balikin gak!"bentak Leana kesal. Namun, gal itu terlihat lucu dimata Gior. Dengan gerakan tiba-tiba ia memeluk tubuh Leana yang tepat berada di hadapannya. Leana menegang merasakannya.
"Iya-iya jangan marah dong," rayu Gior lalu mengecup bibir Leana singkat. Leana menajamkan matanya memandang Gior.
"GIOR!"
•
Jangan lupa vote dan komen teman-teman❤
OH IYA, mampir ke cerita baru aku yaa. Judulnya Ketua Gangster, cerita tentang anak SMA.TERIMA KASIH
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister's EX ✔
RomanceLeana bersedia untuk dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahnya itu. Tanpa tahu siapa lelaki tersebut. Wajahnya saja Leana belum pernah melihatnya. Tepat pada makan malam antar keluarga, Leana melihat calon suaminya itu, Gior. Namun, ia terkejut sa...