Akhirnya mereka sampai di bandara Soekarno Hatta. Gior merasa Leana sedang dalam mood yang tidak baik. Gior mencoba meraih jemari Leana untuk ia genggam, tetapi Leana menepisnya dan berjalan lebih dulu dari Gior. Dan sekarang Gior menjadi jalan berdampingan bersama Samuel.
"Lo ngapain sih jalan di sebelah gua? Itu jaga cewe lo!" omel Samuel yang risih jalan bersebelahan bersama Gior.
"Lo kira gua mau sebelahan gini? Ih!" Gior segera meninggalkan Samuel dan menghampiri Leana.
"Ekhem," deham Gior agar Leana menoleh.
"Apa?" Tanya Leana dengan datar.
"Kamu sakit? Atau lagi PMS?" Tanya Gior tanpa henti membuat Leana mengerutkan dahinya.
"Enggak, aku gak apa-apa." Leana melanjutkan jalannya dan memasuki mobil. Gior menatap Leana dengan bingung dan menghela nafasnya.
Gior, Leana dan Samuel sampai di rumah Leana. Mereka ingin mengejutkan Diana dengan datangnya Samuel. Samuel sudah menyiapkan bunga mawar besar dan boneka Teddy Bear yang disukai Diana akhir-akhir ini. Gior dan Leana jalan lebih dulu memasuki rumah. Mereka melihat Adam, Tanisha dan Diana sedang menonton TV di ruang keluarga.
"Eh kalian udah sampe, ayuk duduk sini," sapa Tanisha lalu menghampiri Leana dan Gior untuk membantu membawa tas mereka.
"Iya tante, makasih," jawab Gior dengan ramah dan sopan.
"Lo bawa apa tuh Le?" Tanya Diana melihat Leana membawa beberapa barang bawaan.
"Ini buat Kakak, tuh." Leana menunjukkan sebuah tas berwarna biru muda. Diana diam sebentar menatap tas tersebut. Ia mengingat Samuel yang menyukai warna biru sama seperti tas yang dibawa Leana. Ia tidak tahu bahwa Samuel lah yang memberikan tas tersebut.
"Kenapa Kak? Gak suka ya?" Tanya Leana dengan hati-hati. Diana menoleh ke arah Leana lalu tersenyum.
"Gua suka kok, suka banget malah." Leana tersenyum senang mendengarnya.
Seketika suasana menjadi hening, tanpa disadari Diana semua keluarga Diana dan Gior saling memberi kode lewat mata. Akhirnya Gior membuka suara untuk berbicara.
"Di, siap-siap gih, kita mau pergi." Diana bingung mendengar ajakan Gior,
"Emang mau kemana?"
"Suatu tempat deh kak, bagus pokoknya," lanjut Leana.
"Oke deh, bentar ya." Diana menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
"Samuel udah tunggu di mobil?" tanya Adam dengan bisik-bisik, takut Diana mendengarnya.
"Udah, Om," jawab Gior dan dibalas anggukan oleh Adam. Diana siap dengan dress berwarna merah muda di tubuhnya itu.
"Have fun guys." Teriak Tanisha kepada anak-anaknya tersebut.
"Kita mau have fun juga gak?" bisik Adam di telinga Tanisha yang membuat dirinya harus merasakan pukulan di perutnya.
•••
"Kak, aku pinjem mobil kakak ya," ucap Leana lalu cepat-cepat masuk ke dalam mobil Diana, meninggalkan Diana yang berdiri di sebelah mobil Gior.
"Lah gua nyetir sendiri?!" teriak Diana dan disambut klakson dari dalam mobil Gior. Diana ingin tahu siapa yang menyetir mobil Gior itu. Ia tahu bahwa Gior sangat jarang untuk memakai supir. Ia membuka pintu mobil sebelah kursi pengemudi.
"ASTAGA, SAMUEL!" Diana sangat terkejut melihat Samuel di depan matanya sekarang memegang bunga.
"Hai," sapa Samuel dengan senyumannya. Diana terbeku di tempatnya menatap Samuel tidak percaya. Dengan gugup ia masuk dan duduk di sebelah Samuel.
"Kok kamu.. bisa disini?" tanya Diana terbata-bata.
"Aku mau pulang ke rumah aku," ucap Samuel masih dengan nada santainya. Diana semakin terbingung-bingung.
"Rumah kamu?"
"Yes, youre my home." Samuel sambil memegang dagu Diana untuk menatap matanya. Tanpa disadari, Diana mulai memejamkan matanya saat ia merasa sesuatu menempel di bibirnya. Yap, Samuel mencium bibir Diana dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Sementara Gior dan Leana yang berada di mobil Diana, mereka melihat apa yang sedang dilakukan oleh mereka berdua. Mereka berdua sama-sama terkejut. Leana pun ikut senang melihat Diana yang sudah baikan dan kembali kepada Samuel. Selama di mobil Diana, Leana sama sekali tidak berbicara kepada Gior. Menggeleng dan mengangguk adalah jawaban untuk semua pertanyaan Gior.
"Kamu tuh sebenernya kenapa sih?" tanya Gior dengan nada frustasinya.
"Hm, gak apa-apa." Akhirnya Leana menjawab Gior setelah sekian pertanyaan.
"Kamu kira kamu bisa bohong, hm?" Leana menoleh dan menatap Gior dengan tatapan datar. "Please, bilang sama aku, semuanya."
"Kamu kenapa mau terima perjodohan ini?" Pertanyaan Leana membuat suasana diantara mereka semakin menegang.
"Kenapa kamu nanya gitu?" Perasaan Gior menjadi tidak enak.
"Jawab dong Gi ..." ucap Leana memelas.
"Karena ... aku-"
"Mau bales dendam sama kak Diana? harusnya dari awal aku lebih peka, Gi, kalo kamu masih sayang sama kak Jessy ... Aku juga gak bisa apa-apa, aku mau marah sama kamu karena udah bohong sama aku, tapi gimana caranya aku bisa marah sama kamu kalo aku aja gak siap kamu pergi ..." Air mata Leana jatuh tanpa dapat tertahankan. Leana meraih jemari Gior. "Sekarang aku bolehin kamu milih, mau lanjut sama aku atau ... balik sama kak Jessy?"
Gior mengerutkan keningnya, ia sama sekali tidak menyangka bahwa Leana akan mengatakan hal seperti ini. "Kamu masih gak percaya sama aku?" Gior sama sekali tidak menunjukkan ekspresi main-mainnya.
Leana semakin bingung ingin menjawab apa, ia percaya bahwa Gior sayang padanya, tetapi ia tidak percaya jika Gior berucap ia sudah melupakan Jessy.
"Aku ..." Mendengar suara Leana yang ragu, Gior menarik jemarinya dari genggaman Leana.
"Harusnya aku yang marah, kamu gak percaya sama aku! Dari awal kita dijodohin, kenapa sih masalah kita selalu tentang kepercayaan? Iya, aku mau bales dendam di awal tapi harusnya kamu tau aku udah sama sekali gak suka sama Jessy, aku kira selama ini kelakuan aku ke kamu udah jelas kalo aku sayang sama kamu!" Gior tidak menatap ke arah Leana yang sedang menunduk meneteskan air mata. Gior menggenggam setir dengan kencang.
"Aku boleh minta sesuatu sama kamu?" tanya Gior dan dibalas anggukan oleh Leana. "Kita gak usah ketemu dulu untuk beberapa hari, kita butuh waktu sendiri untuk berpikir dan intropeksi diri, oke?"
Leana sudah tidak sanggup menahan air matanya. Ia menatap Gior dengan sangat bersalah. Tanpa mengucapka apa pun, Leana keluar dari mobil Diana dan berlari masuk ke dalam rumah. Gior menghela nafasnya kasar dan memejamkan matanya. Ia membalikkan kunci Diana kepada bi Ani karena Diana sudah pergi bersama Samuel menggunakan mobil miliknya. Mau tidak mau ia harus pulang menggunakan ojek online.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister's EX ✔
RomanceLeana bersedia untuk dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahnya itu. Tanpa tahu siapa lelaki tersebut. Wajahnya saja Leana belum pernah melihatnya. Tepat pada makan malam antar keluarga, Leana melihat calon suaminya itu, Gior. Namun, ia terkejut sa...