Happy reading
•••
"Kamu ngapain sih Gi?" tanya Leana sambil memeluk tubuh Gior.
"Gendong kamu, kenapa?" tanya Gior dengan wajah polosnya.
"Iya ngapain gendong aku?"
"Gak apa-apa, lucu aja," ucap Gior dengan terkekeh lalu menaruh Leana di atas kasur. Gior pun ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Leana. Leana segera menghadap ke arah Gior begitupun sebaliknya. Mereka saling menatap dengan waktu yang cukup lama membuat Leana salah tingkah sendiri. Gior meraih tubuh Leana dan memeluknya.
"Gimana perasaan kamu sekarang?" ucap Gior memulai pembicaraan.
"Seneng, seneng banget," ucap Leana lalu membalas pelukan Gior. Gior tidak membalas perucapan Leana, ia memejamkan matanya dan mengelus kepala Leana. "Kamu gimana?" tanya Leana balik.
"Menurut kamu?" Gior membalikan perucapan Leana dan membuat Leana bingung.
"Hm, biasa aja?" Gior segera membuka matanya dan menatap Leana.
"Kok biasa aja?" tanya Gior heran.
"Mungkin kamu mau gitu pulang terus ngobrol-ngobrol lagi sama Livia," ucap Leana dengan sedikit sebal dan cemberut, membuat Gior tertawa pelan.
"Jadi masih kesel?" tanya Gior.
"Enggak, aku biasa aja," ucap Leana dengan wajah datarnya.
"Aku kan udah minta maaf, itu satu-satunya biar kita bisa tahu dimana Samuel," ucap Gior.
"Iya aku tau," singkat Leana. "Dulu kenapa sih Livia bisa sering banget ke rumah kamu?" tanya Leana.
"Hm ... yakin mau aku ceritain?" tanya Gior dengan ragu.
"Cerita aja gak apa-apa," ucap Leana memberika senyum memelas.
"Oke, jadi Livia sama mama aku tuh sering ngobrol gitu dan itu membuat Livia makin pede buat deketin aku-"
"Stop dulu," ucap Leana tiba-tiba memotong pembicaraan Gior. Gior menaikan alisnya ke arah Leana. "Kenapa mama kamu bisa deket sama Livia?" Gior menghela nafasnya dan kembali bercerita.
"Makanya dengerin aku dulu dong, kamu bikin kaget deh. Livia sering bawa makanan ke mama, terus juga Livia cerita tentang hidupnya yang bikin mama kasian sama dia," ucap Gior. Baru saja Leana ingin bertanya, namun Gior lebih dulu mengecup bibirnya. "Dengerin dulu, sayang." Membuat Leana kembali diam.
"Orang tua Livia cerai pas dia masih kecil dan itu gara-gara dia yang kasih tau papanya kalau mamanya selingkuh, dan hal itu bikin dia ngerasa bersalah," lanjut Gior membuat rasa iba dari Leana muncul kepada Livia. Bahkan Leana tidak tahu harus berkata apa.
"Oke kamu tidur sekarang, ya." Gior mengecup kening Leana lalu mereka sama-sama memejamkan matanya.
•••
Keesokan harinya, Leana beranjak dan turun dari ranjang dengan pelan-pelan agar Gior tidak bangun. Setelah itu Leana berjalan ke akmar mandi dan bersiap-siap. Tak lama Gior pun ikut bangun dari tidurnya, ia mandi dan bersiap-siap. Gior menghampiri Leana yang sedang sibuk di dapur.
"Kamu lagi masak apa?" tanya Gior dan duduk di kursi menghadap Leana yang membelakangi tubuhnya.
"Oh hai? Aku bikin roti bakar buat kamu, kamu gak bisa kalau gak sarapan, kan?" ucap Leana lalu dibalas tawa oleh Gior. Leana menghampiri Gior dengan piring di tangannya. Ia duduk di sebelah Gior dan menatap Gior makan.
"Kamu gak makan?" tanya Gior yang melihat hanya ada segelas susu di hadapan Leana.
"Enggak, aku kan gak terlalu bisa makan banyak pagi-pagi." Lalu Gior menyodorkan sepotong roti bakar miliknya ke mulut Leana.
"Nih, makan satu deh." Leana melahapnya. Setelah menghabiskan sarapan Gior, mereka berdua siap-siap untuk memulai mencari sosok Samuel.
•••
Gior dan Leana pergi ke tempat yang diberi tahu Livia. Dari informasi yang diberikan Livia, Samuel tinggal di tempat yang ia beli dengan uangnya sendiri. Jarak hotel dengan tempat tinggal Samuel cukup jauh untuk digapai dengan berjalan kaki.
Awalnya Aldin menawarkan Gior dan Leana untuk diantar dengan mobil yang ia bawa, tetapi Leana menolaknya karena ia ingin mencoba menaiki transportasi umum. Gior pun menuruti kemauan Leana. Mereka berjalan ke stasiun kereta yang tidak jauh dari hotelnya.
Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di suatu rumah yang minimalis tetapi terlihat rapi dan modern. Gior dan Leana mendekat ke arah pintu dan menekan bel.
Ting Ting
"Kok gak dibuka, ya?" tanya Leana yang tidak melihat adanya orang dari dalam rumah itu.
"Apa dia lagi kerja?" Leana mengedikkan bahunya. "Ya udah kita tunggu dia aja yuk disana." Gior menunjuk kafe yang sangat dekat dengan rumah Samuel. Mereka masuk dan sengaja duduk di dekat jendela agar dapat melihat Samuel.
Leana sangat senang saat melihat makanan yang ia sangat ingin coba. Pancake ala Jepang yang memang digemari orang-orang sana. Gior segera memanggil pelayan dan ingin memesan. Datanglah seorang lelaki yang sangat familiar di mata Gior dan Leana. Memakai pakaian yang casual menghampiri dan menyapa mereka berdua.
"Hai kalian," sapa Samuel. Sementara Gior dan Leana sempat terdiam sesaat dan saling melirik.
"Gua cariin lo tau gak?!" bentak Gior kesal dan dibalas kekehan oleh Samuel.
"Sini Sam," duduk pintah Leana sembari menunjuk kursi kosong sebelahnya. Baru saja Samuel ingin duduk, Gior segera menarik lengan Samuel dan menjatuhkannya di kursi sebelahnya.
"Lo duduk sini aja," ucap Gior dengan juteknya.
"Oke.. jadi lo berdua kenapa cari gua?" tanya Samuel.
"Lo pake tanya lagi, Diana udah kayak mayat hidup tau gak?" Samuel mengerutkan keningnya menatap Gior.
"Kok bisa?" tanya Samuel. Gior dan Leana sama-sama menatap Samuel tajam.
"Ya karena Kak Sam lah, gimana sih?" ucap Leana yang gemas dengan pertanyaan bodoh Samuel tersebut.
"Tunggu, bukannya dia harusnya gak apa-apa gua pergi? Dia kan-" Samuel terdiam menatap Gior sebentar. "Masih sayang sama lo Gi," ucap Samuel dengan sinis.
"Lo gila ya?" ucap Gior tidak percaya. Leana pun menjadi bingung dengan pernyataan Samuel.
"Gua denger kok Diana bilang dia sayang sama lo," ucap Samuel dengan nada kesal. Gior termenung sebentar lalu ia membuka matanya lebar menatap Samuel.
"Jadi lo denger?!" tanya Gior terkejut.
"Jadi itu bener?!" bentak Leana dan menatap Gior tajam.
"Eh engga, bukan itunya sayang, Samuel tuh salah paham," ucap Gior tergagap-gagap.
"Terus?!" Leana dan Samuel menatap Gior meminta penjelasan.
Gior menghela nafasnya panjang. "Jadi Diana bilang dia emang sayang sama gua, tapi dia juga sayang sama Leana, jadi dia percaya sama gua buat jagain orang yang dia sayang jelas Gior."
Leana dan Samuel sama-sama terkejut. Leana terharu mendengar perucapan Diana itu dari Gior. Ia semakin kasihan dengan situasi Diana yang lebih banyak diam. Samuel pun merasa menyesal meninggalkan Diana tiba-tiba seperti ini.
"Lo sebagai pacarnya bukannya temenin dia pas dia lagi sedih kemarin, lo tau kan dia banyak disalahin waktu itu gara-gara kejadian nabrak Leana," ucap Gior yang semakin menyudutkan Samuel. Samuel semakin terdiam dan termenung.
"Jadi Kakak mau kan ikut kita pulang ke Indonesia?" tanya Leana dan dibalas anggukkan oleh Samuel.
TBC
Mendekat ending HEHE.
vote ya❤️•••
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister's EX ✔
RomanceLeana bersedia untuk dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahnya itu. Tanpa tahu siapa lelaki tersebut. Wajahnya saja Leana belum pernah melihatnya. Tepat pada makan malam antar keluarga, Leana melihat calon suaminya itu, Gior. Namun, ia terkejut sa...