Akhirnya mereka sampai di depan rumah Leana. Mereka sama-sama turun dan masuk ke dalam rumah. Leana meminta bantuan bi Ani untuk memanggil orang tuanya.
Bi Ani pun segera naik ke atas dan mengetuk pintu kamar Adam dan Tanisha. Tak lama kemudian, Adam dan Tanisha turun ke bawah dan melihat Gior duduk di ruang tamu bersama Leana.
"Hai Gior, kok baru dateng lagi sih?" tanya Tanisha dengan ramahnya.
"Iya tante hehehe."Gior terkekeh sambil menggaruk kepalanya dengan canggung.
"Ada apa Gior?" tanya Adam yang duduk di hadapan Gior.
"Gini Tante, Om, hm.. Gior mau menikahi Leana setelah saya lulus, menurut Om dan Tante gimana?" tanya Gior sambil menggaruk kepalanya dengan gugup. Ucapan Gior membuat Leana terkejut melihat Gior. Gior pun menoleh ke arah Leana dan tersenyum manis.
"Wah Tante sih setuju aja, Leana udah siap?" tanya Tanisha dengan senyuman lebarnya.
"Eh.. em.." Seketika Leana tidak dapat mengeluarkan suara apa pun. Ia terlalu terkejut mendengar perucapan Gior.
"Kalo Om sih setuju, terserah Leana aja sekarang." Semua mata tertuju ke arah Leana membuat dirinya semakin gugup. Pada akhirnya Leana pun menganggukan kepalanya. Gior meraih Leana dalam pelukannya.
Adam dan Tanisha bertepuk tangan namun terdengar lebih dari dua orang yang bertepuk tangan. Leana menoleh ke arah pintu, ia melihat Diana dan Samuel berdiri dam ikut bertepuk tangan.
"Jadi lo berdua mau ngelengkahin gua?" tanya Diana lalu mendekat ke arah mereka.
"Iya lo kelamaan," jawab Gior dan dibalas cubitan ditangan Gior oleh Leana.
"Kurang ajar lo, ya udah deh sana lo berdua duluan," ucap Diana dengan cemberut.
"Kamu mau lebih dulu? Aku lamar kamu sekarang nih," ucap Samuel membuat Diana melotot ke arahnya dengan pipi yang merona.
"Gak.. gak usah aneh-aneh ya." Diana menjadi gugup sendiri dengan detak jantung yang tidak stabil.
"Om, Tante, aku ingin menikahi Diana setelah Gior dan Leana menikah, boleh Om, Tante?" Tanya Samuel. Diana menjadi tambah salah tingkah dan menunggu jawaban orang tuanya.
"Tante sih boleh, tanya Papanya Diana tuh," ucap Tanisha dan melirik Adam.
"Hm gimana ya," jawab Adam pura-pura berpikir dengan jemari yang berada di dagunya.
"Papa.." geram Diana ke arah Adam.
"Tapi kamu janji jangan sakitin anak saya, mengerti?" tanya Adam dibalas anggukan terima kasih Samuel.
Mereka semua pun bersenang-senang hari itu. Gior dan Samuel yang saling bermusuhan pada awalnya, Adam memaksa mereka berdua untuk berbaikan saat Leana, Diana, Tanisha bersama bi Ani memasak untuk merayakan kebahagiaan mereka semua.
"Kalian ini kenapa sebenarnya?" gertak Adam melihat Gior dan Samuel duduk berjauhan dengan tatapan sinis.
"Sini kalian berdiri!" pintah Adam dan diikuti oleh mereka berdua. Adam pun ikut berdiri.
"Sekarang salaman." Gior dan Samuel mengulurkan tangannya dengan malas-malas.
"Dipeluk dong sesama ipar," ucap Adam membuat mereka ragu-ragu dengan ekspresi jijiknya. "Ayok!" Adam mendorong punggung mereka agar berpelukan.
"Nah gini kan enak dilihatnya, udah ayuk makan, jangan kelamaan nanti jadi baper kalian," ucap Adam lalu meninggalkan mereka berdua yang melepas pelukannya dengan cepat. Gior maupun Samuel sama-sama mendecih lalu membuang muka.
Beginilah akhir dari kisah cinta Leana dan Diana yang cukup rumit. Masalah demi masalah membuat mereka sadar betapa pentingnya keluarga untuk mereka. Semua masalah diselesaikan oleh Diana dengan baik-baik. Ia menghampiri Jessy dan meminta maaf untuk segala hal yang telah ia lakukan. Livia pun meminta maaf kepada Gior, Leana dan Diana. Canda dan tawa memenuhi hari-hari mereka setiap hari.
3 tahun kemudian
Leana berjalan dengan anggun menggunakan gaun pengantin berwarna putih yang sangat elegan. Ia menatap Gior yang sedang menunggunya di depan. Seluruh mata tertuju pada dirinya. Sesekali ia melambaikan tangan kepada teman-temannya yang ia kenal. Acara pernikahan pun direncanakan dengan matang. Gior yang sudah mapan meneruskan usaha Farrel tersebut, mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membuat acara pernikahannya menjadi sangat mewah.
Leana sampai di hadapan Gior dan saling bertatapan. Mereka berdua mulai menggenggam jemari satu sama lain. Acara dibuka oleh sang pendeta. Setelah beberapa lama, sudah waktunya untuk Gior dan Leana mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
"I, Gior Pratama, take thee, Leana Aritha, to be my wedded wife, to have and to hold, from this day forward, for better for worse, for richer for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death do us apart, according to Gods holy ordinance, i pledge thee myself to you," ucap Gior menggunakan bahasa inggris.
"Saya, Leana Aritha, menerima Gior Pratama sebagai suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, mulai hari ini sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, inilah janji setiaku yang tulus," ucap Leana lalu menjatuhkan air matanya.
Gior mengecup kening dan kedua pipi Leana. Begitupun Leana, ia mengecup kening dan kedua pipi Gior. Saling merangkul dan mendekatkan diri, Gior mulai menempelkan bibirnya di atas bibir Leana. Seluruh tamu bertepuk tangan dengan meriah. Orang tua Leana dan Gior menangis terharu. Gior melepaskan ciuman hangat itu dan menatap Leana dengan dalam.
"I love you," bisik Gior.
"I love you too," jawab Leana.
THE END
Thankyou buat semuanya yang udah baca My Sister's EX sampai habis!! Gak nyangka banget selalu ada yang setia nungguin aku UP HEHEHE
Aku tau banyak banget typo dan dialog tag yang salah and aku bakal revisi nanti yaaa. Masih banyak cerita yang harus selesaiin jadi untuk cerita ini belum bisa aku handle.
Pokoknya makasih, makasih, dan makasih❤️
Ada yang mau extra part ? comment yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister's EX ✔
RomanceLeana bersedia untuk dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahnya itu. Tanpa tahu siapa lelaki tersebut. Wajahnya saja Leana belum pernah melihatnya. Tepat pada makan malam antar keluarga, Leana melihat calon suaminya itu, Gior. Namun, ia terkejut sa...