4. PDKT

4.7K 314 120
                                    

Happy reading

•••

Selama pertemuan antar dua keluarga ini, Leana dan Gior pun semakin akrab dengan seiringnya waktu. Dibantu oleh orang tua mereka yang saling melontarkan canda satu sama lain. Lalu tiba-tiba terbesit di dalam pikiran Ranny.

"Itu Diana gimana diatas? Gak apa-apa?" tanya Ranny.

Adam dan Tanisha terdiam sebentar, lalu Adam pun buka suara.

"Setelah ini baru kita cek, untuk sekarang dia masih membutuhkan waktu sendiri mungkin." Gior sama sekali tidak peduli dengan kata-kata mereka tentang Diana. Ia hanya memfokuskan dirinya kepada Leana.

Setelah beberapa jam mereka berbincang-bincang. Akhirnya Gior dan keluarga berpamitan untuk pulang. Adam, Tanisha dan Leana mengantar keluarga Gior sampai di depan rumah.

"Duh makasih ya, Ta, udah siapin makanan buat keluarga gua," ucap Ranny.

"Gak apa-apa santai aja kali Ran, dulu ingat kan kita selalu makan bareng di rumah lo," sahut Tanisha yang mengenang masa SMA mereka dan akhirnya mereka melanjutkan kenangan tersebut dengan kenangan lainnya dengan tawa.

"Leana nanti sampai di rumah aku kabarin ya, jangan gak dibalas loh," ucap Gior sambil mencubit pipi Leana.

"Iya-iya, tetapi hubungan kamu sama kak Diana gimana?" tanya Leana sedikit cemas.

"Aku udah terima perjodohan ini tanpa paksaan sedikit pun, dan sekarang udah jelas kalau kamu yang akan jadi pendamping aku nanti, jadi jangan pikirkan hal lain," ucap Gior menenangkan Leana.

"Tapi-" Leana masih meragukan keputusan Gior.

"Udah jangan dipikirin, Diana pasti ngerti kok," ucap Gior sambil menangkup wajah leana.

"Semoga," sahut Leana sambil tersenyum.

"Gior ayuk pulang, Leana, Om sama Tante pulang duluan ya!" pamit Farrel setelah berbincang-bincang dengan Adam, Gior segera menghampiri Farrel dan masuk ke dalam mobil.

"Iya Om, sampai nanti Om, Tante," jawab Leana sambil melambaikan tangannya. Mobil milik keluarga Gior berjalan menjauh dari rumah Leana.

Setelah berpamitan, Leana dan keluarga kembali masuk ke dalam rumah. Sekarang Adam dan Tanisha berpikir bagaimana caranya membuat anak pertamanya tersebut untuk tenang dan menerima perjodohan adiknya ini.

"Kamu istirahat ya Leana, jangan memikirkan hal lain dahulu," ucap Tanisha lalu berjalan masuk ke kamarnya bersama Adam. Leana menghela nafasnya pelan dan masuk ke dalam kamar.

Beep

Ponsel Leana berbunyi tanda ada pesan masuk. Leana segera meraihnya dan melihat satu pesan dari Gior.

aku udah di rumah loh.

Leana terkekeh pelan lalu mengetik sesuatu untuk membalas Gior.

Ya udah aku tidur ya.

Melihat jawaban Leana, Gior yang sedang duduk bersender di kepala ranjang pun mendesah sebal. Tetapi ia ingat bahwa besok Leana akan masuk sekolah.

Ya udah deh, goodnight, balas Gior dan tidak di balas lagi oleh Leana.

•••

Keesokan harinya, Leana turun kebawah dan melihat Diana yang sudah duduk di tempatnya. Diana menatap Leana sekilas lalu kembali bermain dengan ponselnya.

Tak lama kemudian, bi Ani membawakan sarapan untuk mereka semua. Diana segera menghabiskan sarapannya dan bangkit meninggalkan ruang makan tanpa berkata apa pun. Adam dan Tanisha serta Leana juga tidak dapat berkomentar apa-apa tentang Diana.

"Ma, Pa aku berangkat dulu ya, udah mau telat," pamit Leana sambil berdiri dan mengambil tas ransel miliknya.

"Iya hati-hati ya Leana," jawab Tanisha.

Leana berjalan keluar rumah dan memakai sepatunya di teras. Tiba-tiba Leana mendengar suara mobil yang masuk ke halaman rumahnya dan berhenti di depan teras rumahnya. Ia berjalan mendekati mobil tersebut. Terbukalah jendela mobil tersebut dan menampakkan wajah Gior dengan senyumannya. Leana terkejut melihat Gior yang menjemputnya pagi ini.

"Hari ini kamu ke sekolah bareng aku ya," ucap Gior sambil menyuruh Leana masuk.

"Kamu kok gak ngomong dulu sama aku." Kening Leana masih mengerut.

"Kan biar surprise," gurau Gior sambil terkekeh melihat ekspresi Leana.

"Ayo masuk sayang." Wajah Leana memerah mendengar Gior memanggilnya sayang. Leana berjalan masuk ke mobil dan memakai sabuk pengaman. Selama diperjalanan Gior dan Leana bercerita tentang mimpi yang mereka alami semalam.

"Semalam aku mimpiin kamu loh," celetuk Gior.

"Oh ya? gimana ceritanya?" Leana memiringkan sedikit tubuhnya untuk melihat Gior bercerita. Ia tertarik mendengar semua cerita Gior.

"Ceritanya kita berdua pergi keliling dunia naik balon udara terus pas diatas gitu kamu ketakutan sampe mual-mual bukannya romantis malah urusin kamu yang mual-mual," ucap Gior melirik Leana dengan memasang muka sebalnya. Leana tertawa mendengar cerita Gior ini.

"Oh gitu jadi kamu gak mau urusin aku kalo lagi sakit?" tanya Leana dengan nada menyindir.

"Gak ah ngapain capek," goda Gior melirik ke arah Leana.

"Ih nyebelin dasar." Leana membuang mukanya ke arah jendela.

"Biarin aku gak mau urusin tapi maunya nyembuhin." Gior mengedipkan sebelah matanya.

"Apa sih receh kalo mau sembuh ya diurusin dong," ucap Leana memajukan bibirnya.

"Ih aku lagi gombal loh," ucap Gior dengan memelas.

"Biarin aku ga terpengaruh kan lagi bete." Leana kembali memandang ke jendela.

"Ih lucu banget sih," goda Gior sambil mencubit pipi Leana dan membuat mereka berdua tertawa.

"Aduh sakit ih." Leana mengelus-elus pipinya. Tak terasa mereka telah sampai di depan sekolah Leana.

"Entar aku jemput ya pulang sekolah," ucap Gior.

"Kamu ga sibuk emang?" tanya Leana.

"Engga lah, buat kamu mah aku gak pernah sibuk." Gior menunjukkan senyum menggodanya.

"Ih masih pagi udah gombal-gombal." Leana memukul pelan pundak Gior dan dibalas tawa.

"Ya udah aku duluan ya, bye Gior." Leana turun dari mobil Gior dan melambaikan tangannya pada mobil Gior yang semakin menjauh dari sekolah.

TBC

Jangan lupa votenya ya! ❤

TERIMA KASIH

•••

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang