27. Farewell in the club

1.1K 52 3
                                    

Happy Reading

•••

"Kamu sanggup kita LDR ? Kalo kamu gak sanggup, kita bisa break." Leana melebarkan matanya.

"Break? Kamu mau break?" tanya Leana tidak percaya. Gior terdiam merenung.

"Itu kalo kamu mau, kalo kamu siap LDR aku lebih seneng," ucap Gior dengan tenang dan tersenyum. Leana menghela nafasnya merasa lega.

"Aku gak mau break, kita harus tetap komunikasi, Gi," sahut Leana tersenyum getir. Ia takut Gior benar-benar ingin meninggalkannya.

"Iya-iya, aku mau kita tetap begini." Mereka berdua saling tersenyum. "Aku pulang dulu, ya."

"Iya kamu hati-hati," sahut Leana dan melihat Gior yang sudah di dalam mobil dan melajukan mobilnya menjauh.

Leana masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya dengan senyuman di wajahnya. Ada rasa sakit di sisi hatinya jika ia teringat ucapan Gior tadi. Tetapi ia senang, semua mereka selesaikan dengan baik.

Tring Tring

Ponsel Leana berbunyi dan menampilkan Diandra yang menghubunginya. Leana segera meraih ponselnya dan mengangkat telepon itu.

"Kenapa lu? Tumben telepon."

"Ga boleh? Nongki yuk!" Leana mengerutkan dahinya. Tumben sekali teman-temannya berpergi-pergian. "Inget kan pas kita selesai UN terus kita janji mau nongki?"

Leana baru ingat, mereka berjanji untuk merayakan selesainya UN mereka saat itu. Namun, beberapa dari mereka ada urusan dan liburan. Leana melebarkan senyumnya.

"Oh iya! Ayuk, kapan?" seru Leana menjawab Diandra. Mereka berdua saling tertawa.

"Ayuk besok malem di club!" ajak Diandra. Leana kembali mengerutkan dahinya, ini seperti bukan kebiasaan mereka.

"Tumben kita ke club? Emang boleh?" tanya Leana ragu. Memang umurnya sudah diperbolehkan, KTP dan SIM pun ia ada. Tetapi, Leana akan merasa asing pastinya

"Sekali-kali, Le. Mumpung udah lulus, yang lain juga pada setuju, oke?" Leana terdiam sejenak. Ia ragu untuj menyetujui ajakan Diandra itu.

"Ya udah deh, jam berapa?" Akhirnya Leana menyutujuinya.

•••

Ruangan gelap dengan lampu kelap-kelip, suaa musik yang sangat keras seirama dengan jantung para gadis yang tengah memasuki tempat yang asing untuk mereka.

"Gila! Keren banget!" teriak Anna agar didengar oleh temannya. Ia sangat terpukau dengan suasana club yang biasanya hanya ia lihat di film.

"Berisik banget woy!" jerit Tisya kesal. Berbeda dengan Anna, ia justru sedikit kesal dengan suara musik yang membuat telinganya berdengung.

"Apa?! Gua gak denger!" sahut Anna tepat di telinga Tisya. Segera ia mendorong wajah Anna menjauh. Ia memang susah mendengar, tetapi tidak perlu sampai di telinganya juga.

"Biasa aja dong!" sahut Diandra saat melihat kedua temannya saling beradu mulut. Diandra pernah sekali ke club saat pembukaan milik saudaranya. Awalnya memang asing, lama-kelamaan dirinya terbiasa denga musik yang membuat tubuhnya bergerak seirama.

"Kuping gua ... sakit!" rengek Leana kepada Diandra. Ia sangat tidak suka suara musik-musik itu, tidak hanya telinga tetapi juga kepalanya yang ikut berdengung.

"Tahan aja! Entar kita joget aja kalo gitu!" sahut Diandra kepada ketiga temannya.

"Apa? Lo ngomong apa?!"

"Gak jelas woi suara lo!"

"Joget dimana emang?!"

Diandra menghela nafasnya kasar. Ia bersumpah tidak akan mengajak teman-temannya ke tempat seperti ini lagi. Awal niat ingin membuat mereka melepas stres, malah mereka yang membuat dirinya stres. Diandra memberi isyarat untuk 'lupakan'.

"Kita makan apa?" tanya Tisya saat melihat-lihat sekeliling.

"Minum aja lah!" sahut Anna yang segera bertos ria dengan Diandra. Tisya dan Leana saling memberi pandangan lalu menggelengkan kepalanya.

"Gua enggak ah!" tolak Leana dan disetujui oleh Tisya.

"We're 18 guys!" seru Anna dengan girang. Diandra mengangguk setuju, ia mengambil alih buku menu dari Tisya.

"Soal makanan dan minuman, gua yang urus!" Diandra memanggil pegawai dan memesan semuanya yang teman-temannya tidak tahu.

"Lo pesen apaan tadi, Di?" tanya Anna penasaran dengan senyum girangnya.

"Banyak! Lo liat aja entar!" Anna mengangguk mengerti. Sementara Tisya dan Leana, hanya duduk menatap DJ dan para orang yang berjoget-joget.

"Teman-teman! Ke sana yuk!" ajak Diandra yang segera diikuti oleh Anna dengan senang. Tisya dan Leana hanya mengikuti mereka tidak mengerti.

Diandra dan Anna menjadi pusat perhatian karena mereka memakai baju yang cukup menarik mata dan berdandan sangat cantik. Diandra dan Anna menggerakkan tubuhnya seirama dengan musik. Anna menarik Leana untuk ikut berjoget.

"Ayok, Le! Malam ini aja, kita happy." Leana ikut berjoget karena tarikan lengan Anna. Ia akhirnya mencoba mengikuti gerakan Anna dengan malu-malu. Karena Diandra dan Anna tertawa riang dan menaikkan mood, Leana dan Tisya ikut tertawa dan lebih santai.

"Asik, kan?!" seru Diandra. Leana dan Tisya tersenyum lebar.

"Gua bakal kangen kalian!" teriak Anna memeluk ketiga temannya itu. Mereka berempat menjadi berpelukan di tengah-tengah kerumunan orang.

"Kalian ngapain?!"seru seseorang kepada mereka berempat. Leana dan teman-teman melepaskan pelukannya dan menatap terkejut orang tersebut.

TBC

Gimana part ini guys? Greget gak? Haha.

Tolong tekan tanda bintang di pojok kiri kalian.

T E R I M A K A S I H

•••

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang