35. Masuk Kuliah

1.9K 70 0
                                    

Leana membanting pintu kamarnya cukup keras dan memeluk gulingnya. Ia mulai menangis dan mengeluarkan air matanya dengan deras. Ia yang memulai namun ia juga yang menyesali. Harusnya ia lebih percaya kepada Gior dan melanjutkan saja pertunangan ini.

Begitupun dengan Gior, ia memasuki kamar dengan wajah yang lesuh. Ia benar-benar membutuhkan waktu untuk berpikir lebih jernih. Mencoba menenangkan emosinya. Ia merasa bersalah sudah memarahi Leana tanpa berpikir kembali bahwa semua ini salahnya. Untuk apa ia membawa-bawa nama Jessy saat ini.

Tiga hari lamanya Leana menghubungi Gior namun tidak ada satu pun yang dibalas. Ia mulai cemas, takut Gior benar-benar ingin membatalkan perjodohan. Tanisha dan Adam pun mulai bertanya-tanya tentang hubungan Gior dan dirinya.

Hari ini adalah hari pertama Leana memasuki kuliah, karena tidak jadi berangkat ke Paris. Leana akan memasuki kuliah yang sama dengan Diana dan Gior. Anna, Tisya, dan Diandra pun ikut bersama dengan Leana. Mereka tidak tega jika harus membiarkan Leana masuk sendiri.

"Pagi Ma, Pa, Kak," sapa Leana pagi-pagi dan siap dengan kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam.

"Cie udah masuk kuliah aja," ledek Diana dan dibalas tawa oleh Leana.

"Kak, Gior itu anak BEM disana kan?" tanya Leana sambil memakan roti bakar miliknya.

"Iya, Gior termasuk anak terkenal loh disana, dan jangan marah ya kalo nanti banyak anak baru yang bakal modus-modus," ucap Diana lalu mengedipkan matanya. Leana pun membalasnya dengan tersenyum getir.

Leana dan Diana berangkat bersama ke kampus. Untuk pertama kalinya setelah kejadian kemarin-kemarin, Leana dan Diana pergi berdua.

"Sebenernya lo ada apa sih sama Gior?" tanya Diana kepada Leana. Leana termenung sebentar, ia merasa tidak baik untuk menceritakan masalahnya kepada keluarga. Ia tidak mau membuat keluarganya menjadi khawatir.

"Gak apa-apa Kak, cuma masalah kecil kok," jawab Leana dengan senyuman yang meyakinkan Diana. Walaupun tidak begitu percaya dengan adiknya ini tetapi Diana hanya dapat menganggukan kepalanya.

Akhirnya mereka sampai di gedung kuliah yang sudah ramai dengan calon-calon mahasiswa baru. Leana turun dari mobil setelah berpamitan dengan Diana yang akan naik ke kelasnya. Ia melihat Anna, Tisya, dan Diandra yang sedang menunggunya di bawah pohon. Sejak Leana tidak berangkat ke Paris, teman-temannya sudah daftar ke kuliah Gior dan Diana. Semua juga atas kemauan mereka.

"Hai kalian!" sapa Leana mengejutkan teman-temannya.

"Ih Leana, terus aja begitu," omel Diandra.

"Kita disuruh tunggu disini?" tanya Leana sembari melihat ke sekelilingnya.

"Mungkin, eh! Tadi gua liat cowo lo loh," ucap Anna, Leana segera menoleh dengan cepat.

"Dimana dia?"

"Tadi sih disitu." Anna menunjuk ke perkumpulan mahasiswa yang memakai blazer berwarna hitam. Leana menajamkan matanya untuk melihat dimana Gior.

"AYO BIKIN BARIS!" teriak seorang lelaki menggunakan toa yang membuat suasana pun menjadi riuh. Mereka cepat-cepat membikin baris.

"TENANG SEMUANYA!" teriak suara yang sangat dikenal oleh Leana, Gior. Leana menoleh ke arah suara itu berasal.

Leana melihat Gior dengan tampannya menggunakan blazer yang sama seperti yang lainnya dengan wajah yang cukup galak bagi Leana. Rambut yang berdiri seperti jambul, menambah ketampanan Gior hari ini. Ia terus menatap Gior berharap Gior sadar dan membalas tatapannya. Beberapa mahasiswi berbisik-bisik membicarakan Gior, membuat Leana kesal namun ia hanya bisa diam berdiri.

Saatnya membagi kelompok, Leana sekelompok dengan 10 orang lainnya dan yang membuat ia kesal adalah ia sekelompok dengan wanita yang membicarakan Gior tadi. Ditambah, Gior lah yang menjadi mentor di kelompoknya. Tetapi mau tidak mau, Leana harus berbaur dengan anggota lainnya. Gior dan seorang lelaki yang bernama Teddy datang menghampiri kelompoknya.

"Oke kalian udah saling kenalan? Nama gua Teddy, ini sebelah gua Gior." Teddy memperkenalkan dirinya dan Gior.

"Gua absen ya satu-satu, Abel, Artha-" Dan seterusnya sampai ia menyebut nama Leana. "Leana?" Gior menatap Leana cukup lama dengan datar tetapi jika Leana sadar, ada rindu yang ditujukan Gior. Leana mengangkat tangannya dan tersenyum menatap Gior. Gior kembali mengabsen yang lainnya.

"Oke gua minta selama tiga hari kedepan kalian mengikuti acara ini dengan baik, gak ada yang ngeluh-ngeluh, ikutin semua perintah anak BEM, jangan telat kalo gak mau dihukum, oke kalian boleh pulang untuk menyiapkan barang yang bakal dibawa besok," ucap Gior menjelaskannya. Satu persatu pamit untuk pulang, tinggal Leana yang baru bangkit dari duduknya.

"Gior," panggil Leana. Gior dan Teddy menoleh ke arah Leana, Teddy yang tidak tahu tentang mereka berdua, segera diusir oleh Gior untuk menjauhi mereka berdua.

"Hm?" jawab Gior dengan singkat.

"Kamu belum mau baikan sama aku?" Leana menunjukkan wajah sedihnya. Gior menghela nafasnya dan mendekat ke arah Leana. Ia merentangkan tangannya memeluk tubuh Leana. Leana sempat terkejut namun ia senang Gior sudah memaafkan dirinya, ia membalas pelukan Gior.

"Maaf, aku jadi kayak anak-anak," bisik Gior di telinga Leana.

"Gak apa-apa, asal jangan pergi dari aku," jawab Leana dengan suara pelannya. Gior melepaskan pelukannya dan menatap sekeliling. Mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian. Ia melihat dari kejauhan, Karel tersenyum menggoda ke arah dirinya dan membuat gerakan menyatukan kedua ujung jemarinya. Gior mengangkat jari tengahnya kepada Karel lalu menarik Leana untuk menjauh dari tempat tersebut.

"Loh kamu emang udah boleh pulang?" tanya Leana saat Gior membawanya ke dalam mobil.

"Gampang itu mah," jawab Gior lalu melajukan mobilnya untuk mengantar Leana pulang. Selama diperjalanan, Gior tidak melepaskan genggamannya dari Leana. Leana pun tidak dapat menghapus senyumnya dari wajahnya itu.

"Maaf ya sayang," ucap Gior dengan lembut ke arah Leana.

"Iya aku juga ya," jawab Leana sembari mengeratkan genggamannya.

"Mama papa kamu ada di rumah?" Leana menganggukan kepalanya sebagai jawabannya.

"Emang kenapa?"

"Mau ngomong sesuatu." Gior menyunggingkan senyumnya lalu menatap Leana dengan tatapan menggoda.

"Ngomong apa?" Leana menjadi takut kalau Gior akan mengatakan untuk membatalkan perjodohan mereka.

"Ada deh." Gior tersenyum miring.

TBC

Last chapter guys! Tinggal EPILOG yang mesti di update :) Jangan lupa vote yaa.

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang