19. Our First Kiss

2.8K 119 39
                                    

"Ngapain lo disini?!" tanya Leana dengan jutek dan cukup terkejut.

"Emang gak boleh?" sahut pria itu dengan santai.

"Mike!" panggil seorang pria lainnya dan menghampiri Mike. "Eh ada Leana."

"Hai, Kak Jack!" sapa Leana kepada Jack, kakak dari Mike dan pacar Jessy.

"Udah ketemu sama Gior?" sambung Jack. Leana menggelengkan kepalanya.

"Belom Kak, aku nggak nyari juga," jawab Leana sambil meringis.

"Gak kangen apa?" goda Jack dengan alis digerak-gerakan.

"Ih Kak Jack apasih." Wajah Leana terlihat merona dan menghindari kontak mata.

"Jangan gangguin Leana kenapa sih," ucap seseorang dengan suara yang sangat berat.

"Jangan marah lah Gi, gua berusaha bantuin lo ini!" sahut Jack tidak mau kalah.

"Leana balikan?" Berita Gior dan Leana berisah sudah cukup menyebar dikalangan orang dekat.

Leana maupun Gior sama-sama salah tingkah. Mike menjadi bingung melihat tak seorang pun membalas pertanyaannya.

"Udah gak usah tanya-tanya, yuk cabut. Gua ke Jessy dula ya," ucap Jack sambil menarik Mike menjauhin Gior dan Leana.

Setelah ditinggal Mike dan Jack, Leana hanya berkutik dengan makanan yang ia ambil dan Gior menatap Leana tanpa lepas. Merasa sedang diperhatikan, Leana membalas tatapan Gior dengan datar. Namun, tanpa Gior ketahui, jantung Leana sudah berdebar dua kali lebih cepat. Leana berdeham pelan lalu kembali makan. Ia mencoba untuk tak menghiraukan Gior, tetapi semakin lama ia merasa pipinya memanas.

"Kenapa sih liatin gua?" tanya Leana dengan kesal.

"Gak boleh? Udah berbulan-bulan loh," jawab Gior mencoba menggoda Leana.

Leana menghembuskan nafasnya kasar lalu ingin pergi meninggalkan Gior. Namun, Gior lebih cepat menahan lengan Leana dan membawanya ke taman belakang.

"Kita mau kemana?"

"Cari tempat untuk berduaan," jawab Gior sambil mengedipkan sebelah matanya. "Disini aja ya."

Mereka sampai di taman belakang yang telat dihias dengan lampu-lampu kuning di setiap sudut. Taman belakang cukup sepi dan hampir tidak ada orang yang lewat. Karena semua tamu sudah sibuk di ruang utama rumah Gior. Gior mengajak Leana duduk di bangku yang ada.

"Kamu apa kabar?" tanya Gior mencoba mencairkan suasana.

"Baik, lebih baik dari sebelumnya," jawab Leana yang lebih tepatnya menyindir.

"Ohh." Gior memiliki rasa bersalah, tetapi ia tidak tahu harus meminta maaf dari mana.

"Leana, aku mau minta maaf soal Livia. Soal pertunangan kita yang udah aku ancurin. Tapi aku berani sumpah demi apa pun, aku gak ada niat buat lari ke cewek lain dan ninggalin kamu. Aku udah milih kamu, dan seterusnya adalah kamu, Leana," ucap Gior panjang lebar sembari menggenggam jemari Leana.

Leana berusaha menahan air matanya. Ia tidak tahu bahwa Gior akan mengucapkan hal seperti ini. Jika Leana tahu, mungkin ia akan berjaga-jaga membawa tisu. Dan mengalirlah air mata di pipinya.

Leana menangis hingga bahunya bergetar. Gior segera memeluk tubuh Leana ke dirinya. Ia tidak suka dan tidak ingin melihat Leana menangis karena dirinya.

"Jangan nangis, aku gak mau liat kamu nangis karena aku lagi." Perkataan Gior berhasil membuat Leana semakin keras menangis.

"Aku juga minta maaf Gior udah salah sangka sama kamu. Harusnya aku lebih dewasa," ucap Leana masih dengan sesegukannya.

"Iya iya, udah dong nangisnya, entar jadi jelek loh."

Bugh

Leana memukul pelan dada bidang milik Gior dan dibalas suara kekehan oleh si pemilik. Gior menggerakan ibu jarinya mengusap sisa sisa air mata di pipi Leana.

Keduanya saling bertatapan cukup lama. Gior berusaha semakin mendekat dan menatap bibir Leana. Leana tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa mengerjapkan matanya berkali-kali dan berusaha mundur sedikit demi sedikit.

"Stop, Gi ..." gumam Leana dengan susah payah.

Leana membuang mukanya ke arah lain membuat Gior menghentikan gerakannya. Gior memasang wajah cemberut.

"Kenapa ..." rengek Gior yang terlihat lucu di mata Leana.

"Kita kan ... temen," cicit Leana membuat Gior membelalakan matanya.

"Temen?! Setelah aku ngomong panjang lebar tadi kamu masih anggap kita temen?" pekik Gior tidak percaya. Leana berusaha menahan senyumnya.

"Emang apa dong?" goda Leana.

Gior menarik tubuh Leana agar mendekat dengannya.

"Harus dibuktiin?" tanya Gior tersenyum miring.

Cup

Cepat dan kilat, Gior mengecup bibir milik Leana. Seketika tubuh Leana membeku, bahkan ia tidak dapat menatap mata Gior.

"Itu tanda akhir pertemanan kita, kalo mau lebih, ayo nikah sekarang!" Leana melotot dan mendorong tubuh Gior pelan.

"Jangan aneh-aneh deh!"

"Iya iya, hahaha," tawa Gior masih berlanjut sampai ia mengeluarkan air mata. Leana menatapnya dengan sebal.

"Udah yuk kasih tau ke keluarga." Gior menarik lengan Leana dan membawanya ke meja keluarga.

Baik orang tua Gior maupun Leana, cukup terkejut dengan datangnya sepasang mantan tunangan ini. Mereka saling lirik-lirikan melihat Gior yang sedang menggandeng Leana dan tersenyum lebar.

"Pengumuman untuk bapak dan ibu sekalian, kami sudah resmi kembali menjadi sepasang kekasih, tunangan, dan calon suami istri."

Tidak satupun yang menjawab perkataan Gior. Mereka semua sibuk mengecek pendengaran dan pengelihatan mereka.

"Ini asli?" tanya Tanisha. Gior mengangguk dengan yakin.

"Akhirnya kita balik jadi besan!" seru Ranny dengan gembira. Begitupun Adam dan Farrel. Diana hanya duduk diam tanpa ekspresi sedikitpun.

Gior dan Leana ikut bergabung dengan mereka yang sedang berbicata dengan asik. Sesekali Leana ikut menimbrung bergosip dengan Tanisha dan Ranny.

Saat ia menoleh ke arah Gior, orang yang dicarinya menghilang. Leana mencari-cari keberadaan Gior dari kejauhan. Namun, ia terkejut mendapati Gior yang sedang berdiri di tempatnya sekarang ini.

TBC


Nah dimana ya si Gior?

PLEASE KLIK TOMBOL BINTANG SEKARANG❤
Terima kasih yang sudah membaca dan vote story aku.

My Sister's EX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang