4. MUSIC

294 53 7
                                    

"Kamu lagi, kamu lagi! Kamu niat sekolah gak sih?!" geram Lia menarik telinga Kevin keras menimbulkan suara kekehan murid kelas XII IPA 2.

Kevin mengerjapkan matanya, masih setengah sadar dengan raganya. "Akh sakit Bu! Kenapa sih Ibu jewer saya?" tanya Kevin, matanya menatap iris mata Lia.

Lia mengencangkan jewerannya, "Masih tanya kenapa huh?"

"I-iya Bu, saya ngaku salah, lepasin ya Buuu..." Lia melepaskan jewerannya. "nahkan makin cantik," rayu Kevin sambil mengerlingkan matanya.

Sedangkan Lia berusaha untuk tidak berteriak kesal, bukankah ia harus menjaga image nya?

"Dimana seragammu?" tanya Lia setelah dengan keadaan tubuh Kevin yang mengenakan kaus putih oblongnya.

Kevin yang perlahan mulai sadar dengan sekitarnya tersenyum kikuk, tangan kanannya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

Sedangkan Nara yang melihat mereka sejak tadi––di depan kelas–– hanya geleng-geleng kepala, merasa wajar pada remaja-remaja Indonesia yang selalu bermain-main dalam hal mencari ilmu, berbeda dengan negara Ayahnya. Namun nyatanya Nara lebih mencintai Indonesia dibanding dengan Inggris tentunya dengan banyak alasan yang logis. Seperti halnya pergaulan bebas, di Indonesia sangat tegas dilarang berhubungan bebas atau biasa disebut free sexs. Ya walaupun tidak jarang juga remaja Indonesia yang hamil di luar nikah, tetapi, tentu saja hal itu berbeda jauh dengan Inggris yang menganggap sepele hal tersebut seperti sarapannya sehari-hari.

Lupakan tentang itu, Nara tidak mau lagi membicarakannya.

Nara melangkahkan kakinya menuju Lia yang sedang mengeluarkan aura kemarahan dan kekesalannya. Nyatanya Lia tidak selalu bisa menjaga image nya ketika berhadapan dengan sosok murid seperti Kevin.

"Kamu anak yang tadi dihukum sama Pak Eko 'kan?" tanya Nara mengamati wajah Kevin.

Kevin tersenyum sumringah, "Kita ketemu lagi ya Bu, jangan-jangan kita jodoh lagi," celetuk Kevin sambil mengkedip-kedipkan kedua matanya, tentu saja hal tersebut menimbulkan berbagai sorakan teman sekelasnya terutama Rio yang merasa di dahului oleh Kevin.

"Gak usah modus lo Kev! Bu Nara punya gue!" kata Rio membuat Lia dan Nara menggeleng-gelengkan kepalanya secara bersamaan. Murid jaman sekarang, guru saja diembat!

'Seenaknya dia bilang aku miliknya?!' batin Nara mencoba sabar. Ia terkejut mendengar Rio berkata demikian. Nara yakin, Rio merupakan tipe-tipe badboy seperti cerita fiksi remaja yang selalu diperebutkan siswi-siswi.

"Sudah cukup! Sekarang kerjakan soal yang ada di buku paket, dan kamu Kevin," Lia menunjuk ke arah Kevin, "ganti kaus kamu dengan seragam, saya akan mengajak bu Nara dahulu untuk berkeliling satu-persatu kelas," lanjut Lia, sambil berjalan melangkah ke arah pintu. Diikuti oleh Nara di belakangnya.

Keputusan Lia membuat para murid mendesah kecewa, terutama siswa laki-laki. Hal ini, tentu saja membuat Lia berdecak, tumben sekali muridnya mendesah kecewa pada saat jamkos berbeda sebelum ada Nara yang bersorak senang ketika ia tidak mengajar.

¦¦¦¦¦

Jam menunjukan pukul 11.30. Namun, belum ada satupun guru yang mengajar di kelas XII IPA 2 ini.

Siapa yang tidak senang? Bahkan Rio saja––yang notabennya sebagai murid terpintar di kelas namun badboy––merasa sangat senang.

"OMAIGAT! Muka gue! Ari!! Tanggung jawab gak lo?!" teriak Luna, dirinya terlalu jengkel akibat ulah Ari. Bagaimana tidak? Ari melesetkan liptint yang sedang Luna pakai itu.

Ari tertawa keras, yang tentunya membuat Luna semakin marah. Sedangkan Kevin, sejak tadi tak henti-hentinya bercermin. Merapihkan rambutnya yang memang sudah rapih.

"Ganteng banget muka gue, gue yakin Bu Nara bakal terpesona nih sama ketampanan gue!" celetuk Kevin, tangan kanannya memberi pomaid––di rambutnya––yang sengaja ia bawa dari rumah.

"Kevin, kembaliin gak kaca gue!" Luna merebut cermin yang tadi digunakan oleh Kevin.

Kevin menahan tawa ketika melihat Luna––di hadapannya––dengan penampilan yang cukup... Aneh?

"Lo mau jadi badut di alun-alun Lun? Cocok banget. Bahkan gue yakin aksi badut lo ini bakal laris," ujar Kevin sambil memberi kedua jempolnya.

Ari, yang berdiri tak jauh dari Luna semakin tertawa keras. Bahkan satu kelas ikut menertawakan Luna akibat ulah Ari.

Muka Luna merah padam, bersiap-siap ingin mengeluarkan amarahnya, "Lo pengen gue bunuh?" ancamnya, menunjuk garang Ari.

"Badut bisa bunuh orang? Lo mau jadi badut di film IT Lun? Cocok banget, cocok," timpal Kevin, yang membuat satu kelas semakin tertawa keras.

Luna berdecak, setelahnya berjalan cepat untuk mengambil sapu. "Sini gak lo?!" Luna berlari mendekati Kevin dengan sebuah gagang sapu di tangan kanannya.

Kevin meringis, tetapi setelahnya berlari sambil tertawa keras. Sedangkan para siswa yang melihat betapa marahnya Luna, semakin dibuat terbahak ketika melihat aksi nekat Kevin yang membangunkan singa betina.

"Awas aja kalo dapet, gue pites lo Kevin! Mati aja lo abis ini!"

–––

To be continue...

Satu vote kalian sangat berarti buat kita.

Music From Badboy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang