37. MFB

115 26 1
                                    


Tubuh itu semakin terlihat ringkih. Jari-jarinya yang lentik terus ditatap oleh pria paruh baya di sampingnya, berharap jari itu bergerak. Pria itu tak pernah berhenti berdoa, ia terus merapalkan doa untuk putrinya. Selama dua tahun Nathan menunggu Nara untuk bangun dari komanya dan selama itulah Nathan berada di sisi Nara. Nathan selalu mengajak Nara berbicara walau perempuan itu tidak menjawab. Nathan yakin Nara mendengar semua ceritanya.

Nathan menenggelamkan wajah di sela tangannya yang terlipat di atas brankar rumah sakit. Pria itu ketiduran setelah 22 jam tidak tidur. Begitu setiap harinya. Bahkan, tangan Nathan tak pernah berhenti untuk menggenggam tangan kurus itu, kecuali Nathan sedang melakukan sesuatu. Dan di saat tidur pun, tangannya selalu menggenggam tangan putrinya.

Kosong.

Nathan merasa tangannya kosong. Dengan segera Nathan bangun dari tidurnya. Jantungnya berdegup kencang saat melihat tangan Nara berpindah ke atas perutnya sendiri. Mata perempuan itu terbuka sedikit.

Sungguh, Nathan bahagia.

Pria itu menekan tombol darurat. Tak lama, para dokter yang menangani Nara datang berbondong-bondong. Senyum mereka merekah melihat mata Nara yang terbuka. Walau berbagai macam alat melekat pada tubuhnya, serta oksigen yang menghalangi mulutnya, setidaknya Nara bisa bisa melihat satu orang yang ia sayangi, serta dokter yang tidak ia kenali.

Nara kembali, setelah dua tahun terjebak pada dunia yang tak ia kenali.

_______________________________


Tidak sulit bagi Kevin untuk membuat sebuah lagu berdurasi tiga sampai empat menit. Ia bisa melakukan itu hanya dalam beberapa jam termasuk membuat melodi lagu tersebut. Dan sekarang, lelaki itu tersenyum puas setelah melihat bait-bait--yang masih berantakan akibat coretannya--di kertas lembar.

Lagu itu sangat spesial, karena ia akan menunjukkan lagu itu di London dan kota itu menjadi kota yang menampung dirinya selama dua hari lamanya. Inggris juga menjadi pendengar pertama untuk lagunya yang baru. Lagu itu tidak termasuk ke dalam albumnya saat ini, tetapi ia akan memasukkan lagu tersebut pada album selanjutnya. Jawaban Kevin saat sang manager menginginkan dirinya untuk membuat album lagi adalah “Sebentar, world tour saya belum selesai. Masih 10 negara lagi.” Begitu katanya, saat Kevin menulis lagu baru itu.

Bukan sombong, tapi memang seperti itu kenyataanya.

Pagi itu, Kevin gladi bersih di gedung yang akan menjadi tempat konsernya. Ia menggunakan jalur VIP, karena jika tidak--kalian bisa bayangkan betapa hebohnya fans Kevin. Memang pesona lelaki itu sangat kuat dari SMA.

“Vin, mau coba nyanyiin lagu tadi?” tanya sang manager--Anton.

Kevin menggeleng seraya tersenyum. “Enggaklah! Buat surprise nanti. Saya mau nanti nggak ada instrumen, kecuali gitar yang saya mainkan,” jelas lelaki itu.

Anton terkekeh. Sudah tahu rencana Kevin selanjutnya apa. Lelaki itu sangat suka membuat kerongkongan fansnya tercekik di tengah-tengah konser. Tapi hal itu membuat acara semakin berkesan untuk Kevin, maupun fansnya. Suka-suka Kevin.

“Acara dimulai jam 6 sore, jangan lupa mandi. Jangan kayak kemarin!” omel Anto saat mengingat Kevin tidak mandi sebelum konser. Lelaki itu terlalu asik berlatih sampai lupa mandi. Alhasil, Kevin menggunakan banyak parfum. Lagipula, mau Kevin mencipratkan keringatnya pada sang fans juga tak masalah. Yang ada fansnya itu berteriak seperti orang kesetanan. Kevin pernah melakukan itu saat konser di Korea beberapa hari lalu.

Music From Badboy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang