"You move away, I approach, you go, I will stay, and until you really leave I will wait for the next life."
Kevin,
⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕
Nara membulatkan matanya ketika menemukan Kevin sedang bernyanyi di depannya. Ia tidak salah lihat, dia benar-benar Kevin.
Nara tercengang.
Pesona Kevin berubah ketika ia memainkan gitar. Dan satu hal yang Nara suka ketika melihat laki-laki bermain gitar. Pesonanya!
Sadar dari lamunannya, Nara segera memberikan uang kepada Imam dan menutup kaca mobil. Kakinya menancap gas untuk pergi dari hadapan Kevin saat ini juga.
Kevin hanya bisa tersenyum melihat sikap Nara yang kelewat cuek. Lagi pula tidak mungkin juga Kevin menghentikan konser dadakan ini hanya untuk mengejar Nara. Tidak lucu!
Toh, sebenarnya Kevin hanya iseng menggoda Nara. Tidak ada maksud lain.
Kevin memetik senar terakhir, tanda konser dadakan tersebut telah usai. Tepuk tangan meriah, mereka dapatkan dari beberapa orang yang menyaksikan mereka dari dekat.
"Makasih ya ibu-ibu, bapak-bapak, adek-adek, mbak-mbak, mas-mas, semuanyaa..." Saka mengawali pembicaraan.
"Sama-sama!" Serentak para penonton menjawab dengan suka cita.
"Lain kali kita ngamen disini boleh nggak?" gurau Kevin pada para penonton.
"Bolehlah! Mas mampir ke rumah saya aja boleh kok. Atau mau lamar saya juga boleh," kata seorang ibu-ibu dengan gaya tidak jauh seperti teman-teman Vinna.
Semua orang tertawa, tetapi tidak dengan Kevin. Ia hanya tersenyum canggung menanggapi. Setelah berbasa-basi, semua penonton mulai pergi satu persatu.
"Vin, gimana kalo lo kita traktir dulu? Kebetulan kita-kita belum makan siang dari tadi," ucap Saka pada Kevin yang diangguki teman-teman yang lain.
Kevin tersenyum lebar. "Oke, ayo!" Serempak, mereka semua membawa alat-alat mengamen tadi, dan membawanya ke warung makan langganan Saka dan teman-teman.
"Vin, maaf ya tempat makannya kurang higienis." Terlihat jelas raut tak enak di wajah Saka.
Kevin tertawa singkat. "Gapapa, selow aja kali. Gue jadi bisa ngerokok."
Imam membulatkan matanya tak percaya. "Lo ngerokok?"
"Iya, kenapa?" Kevin mengangkat satu alisnya.
"Sama kalau gitu, ahahaha." Imam tertawa, membuat teman-teman yang lain ikut tertawa.
Seraya menunggu makanan yang Saka pesan tadi, Kevin menyalakan satu batang rokok milik Imam. Imam juga membagi-bagikan rokoknya pada teman yang lain.
Rasa asam di mulut Kevin mulai berkurang. Pemuda itu mengeluarkan asap dari mulut dan hidungnya. Tak jarang ia membulatkan mulutnya, agar asap yang keluar dari mulutnya berbentuk huruf 'O'.
"Vin, Vin, lo bisa kayak gini nggak?" Saka menunjukan asap yang keluar dari mulutnya--berbentuk huruf 'O'--dengan cepat.
"Bisa!" ucap Kevin lantang. Pemuda itu menghisap rokoknya dan melakukan hal yang sama seperti Saka. Namun, baru tiga hembusan, Kevin sudah terbatuk-batuk. Hal itu mengundang tawa mereka.
Hal yang sederhana menurut Kevin, tetapi bisa membuat penuda itu senang. Ia harap akan berjumpa lagi dengan teman-temannya ini.
⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕⭕
"Temen-temen, gue pulang ya. Udah mau malem. Lain kali gue main deh ke sini, atau besok siang deh. Sekalian belajar bareng mau gak?" tanya Kevin dengan semangatnya.
"Wah! Boleh, boleh. Emang lo nggak ribet bolak-balik?" tanya Imam yang sepertinya sangat antusias mendengar kata 'belajar'.
"Enggak, tenang aja."
"Makasih ya Vin, karena lo penghasilan kita bertambah walau cuma sedikit," kata Kiki menatap Kevin sendu.
"Selow aja, gue sangat sangat ikhlas bantuin kalian. Justru gue yang makasih ke kalian, secara nggak langsung gue belajar bagaimana susahnya nyari uang sendiri.
Gue iri sama kalian karena kalian bisa mandiri, sedangkan gue? Jajan aja masih minta." Kevin mengembalikkan gitar kepada Imam. Setelah makan 'siang' tadi, mereka semua kembali ke tempat mengamen.
"Syukuri hidup lo sekarang Vin, lo harusnya bersyukur dengan hidup lo ini." Saka menepuk pundak Kevin pelan.
Kevin tersenyum haru. Begitu banyak pelajaran yang bisa Kevin pelajari hari ini.
"Makasih yak, yaudah kalau gitu gue balik dulu. Kalian juga jangan malam-malam kalau pulang, jaga kesehatan kalian," ucap Kevin menatap mereka satu persatu.
Mereka mengangguk serempak.
"Siap Bang! Lagian rumah kita dekat kok!" seru Hari, satu-satunya cowok paling muda diantara mereka.
"Gue bangga sama kalian, ya udah kalau gitu gue balik ya." Kevin berjalan menjauh, ia melambai-lambaikan tangannya yang dibalas dengan semangat oleh kelimanya sebagai ucapan selamat tinggal.
Senyum Kevin masih merekah ketika ia sudah sampai di depan rumah Tante Metti. Baru kali ini Kevin merasa bangga pada dirinya sendiri, ia merasa bahwa dirinya sangat berguna dan bermanfaat kali ini, bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah melupakan kawan dadakannya itu.
"KEVIN!!!" Suara cempreng Vinna berhasil Kevin sadar dari lamunannya.
Dilihatnya sang ibu, yang menghampirinya dengan wajah lelah dan kesal. Sepertinya ia akan kena amuk dinosaurus betina lagi.
"Akh, sa-sakit Ma. Aduh..." Kevin meringis saat Vinna tak segan-segan menjewer telinganya.
Vinna mengencangkan jewerannya, "Kamu tahu Kev? Gara-gara kamu ayang bebeb Mama marah! Gara-gara kamu Mama harus cape-cape nunggu kamu! Kemana aja kamu Kevin? Kalau tahu begini mending Mama minta tolong Pak Taryo daripada kamu! Kamu lihat ini Kevin, sepi kan? Sepi! Gak ada orang satupun di sini, dan Mama harus menumpang dirumahnya Metti!" Kevin menelan ludahnya dengan susah payah, telinga yang sakit malah menjadi panas ketika mendengar suara kekesalan ibunya.
Ia akui dirinya salah, maka dari itu ia hanya bisa diam, walaupun dalam hatinya ia masih menahan tawa ketika Mamanya masih memanggil 'Ayang bebeb' pada Papanya. Padahal Papanya itu sudah berulang kali menegur Mamanya agar tidak menyebutkan panggilan kramat yang menurut ia dan Papanya sangatlah menggelikan.
Sudah berapa kali ia mengejek ibunya hari ini? Padahal bagaimana pun, Vinna tetaplah ibunya, seseorang yang sudah melahirkan dan merawatnya sampai sekarang ini. Ya meskipun begitu, Kevin sangat menyayangi ibunya itu, bahkan kalau ada pilihan antara Papa atau Mama, ia dengan tegas jawab Mama.
_______
To be continue...
Semoga kalian suka, terus baca cerita ini ya kawan-kawan!
Vote dan comment kalian sangat kami butuhkan, soooo lets vote and comment!
SalYos❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Music From Badboy✓
Teen Fiction[teenfiction, romance] Dear my love teacher, I want to give you music. Listen, I hope I find you. Stay with me, don't go. ____________________________________________ "Bu, jadi pacar beneran saya mau nggak?" -Kevin Ezra Mahaprana "Kamu sadar gak sih...