19. MFB

139 37 6
                                    

Kevin tersenyum ketika melihat Nara memejamkan matanya. Dengan hati yang sedari tadi bergetar hebat di dalam sana, Kevin mulai menyanyikan sebuah lagu kesukaannya.

Kemarin paman datang
Pamanku dari desa
Dibawakannya rambutan pisang da

“Kevin!” Nara menatap Kevin dengan kesal. “Kenapa lagu anak-anak?”

“Kan Ibu bilangnya lagu kesukaan saya, dan itu lagu kesukaan saya Bu! Lagu enak, bikin saya semangat buat ketemu paman saya yang di desa,” kata Kevin tersenyum tengil.

Nara berdecak. “Ya enggak lagu anak-anak juga kali Vin.”

“Oh Ibu pengennya lagu percintaan ya?” Kevin tersenyum jahil.

“Kevin....” Nara menatap Kevin serius membuat Kevin menghilangkan senyumnya.

“Ya udah Ibu merem lagi, nanti saya nyanyiin lagu Ya-Sin,” celetuk Kevin tanpa pikir panjang.

“Kamu doain saya mati?!” seru Nara dengan kesal.

Kepala sudah benar-benar pusing dan Kevin malah membuatnya semakin pusing karena kelakuan konyolnya itu. Ingin rasanya ia menebas kepala Kevin sekarang juga saking kesalnya.

“Terus Ibu maunya apa? Lagu ding ding pak dingding?” kata Kevin dengan kesal.

Siapa yang tidak kesal kalau dirinya selalu disalahkan, nyanyikan lagu 'pamanku dari desa' kesukaannya, salah. Mau dinyanyiin lagu percintaan malah dipelototi. Nyanyiin lagu Ya-Sin malah marah. Terus maunya apa?!

“Kevin kepala saya pusingg!” Nara memekik. “Cepat nyanyikan saya sebuah lagu! Jangan bercanda lagi!”

Kevin terkekeh tanpa suara. Menurutnya, Nara sangat menggemaskan. Ia punya hobby baru sekarang. Menjahili Nara sampai marah.

Kevin berdeham singkat, kemudian mulai bernyanyi. 

Hari telah terganti
Tak bisa ku hindari
Tibalah saat ini bertemu dengannya
Jantungku berdegup cepat
Kaki bergetar hebat
Akankah aku ulangi merusak harinya
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan‘tuk menatap matanya
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya
Kau tahu betapa aku

Nara bernapas lega. Entah mengapa ketika mendengar suara Kevin, Nara selalu tenang dan terpesona. Kevin menyanyikan dengan santai, tak menggebu-gebu seperti versi aslinya. Tangan pemuda itu terus mengelus surai Nara lembut.

Lemah dihadapannya
Kau tahu berapa lama
Aku mendambanya
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan‘tuk menatap matanya
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya

Kevin memandang wajah Nara yang terlihat damai dan cantik. Refleks, Kevin tersenyum.

Tok tok tok

Kevin menoleh ke belakang, menatap pintu masuk. Terlihat Lanat yang menyuruh Kevin keluar dari sana. Kevin mengangguk, lantas menatap wajah Nara lagi. Pemuda itu rasa Nara sudah tidur.

“Cepet sembuh ya, Bu.” Tangan Kevin belum berhenti mengelus surai Nara, “saya pulang dulu. Jangan lupa sembuh, biar bisa bareng-bareng sama saya terus,” bisik Kevin. Pemuda itu tertawa pelan, hampir tak mengeluarkan suara. Kemudian, Kevin berdiri dan berjalan menuju pintu masuk.

Nara membuka matanya, menatap kepergian Kevin tanpa diketahui pemilik suara merdu tersebut. Refleks, senyum manis terbit di bibir Nara. Detik selanjutnya, wanita itu memejamkan matanya lagi.

.
.
.

To be continue...

VOTE AND COMENT GUYS!!

STAY TUNE!

Music From Badboy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang