G&G 6 - Menunggu

105 22 9
                                    

Pukul 15.30, di kediaman Gilsha.

Nampak Gilsha tengah berdiri di balkon kamarnya dengan tangan yang sibuk memijit-mijit ponsel.

"Ish ini anak di chat gak bales-bales! Maksudnya ini jadi atau enggak gitu lho!" Gilsha mengomel sendiri.

Ponsel Gilsha yang sedari tadi ia pegang tiba-tiba berdering dengan lantunan lagu milik One Direction-More Than This, menandakan bahwa ada yang meneleponnya.

Gilsha menatap layar ponselnya lalu dengan cepat ia mengangkat telepon dari anak itu.

"Jadi gak sih, In? Gak jelas banget lo! Kalo gak jadi gue mau tidur aja soalnya, capek tau! Lagian alergi gue--"

"Jadi dong! Kita harus gercep, Gil! Takut ada yang pepet Grean duluan bisa-bisa gue mati penasaran." Jawab Inka di ujung sana.

Gue yang pengin pepet Grean tadinya, In. Tapi gue lebih milih ngalah. Toh, gue pasti bisa ngilangin perasaan ini. Ya walaupun sebenarnya gue gak terlalu yakin. (Suara hati).

"Ya udah ayo berangkat! Lo udah siap kan? Gue udah siap nih, daripada lama-lama nanti kita pulangnya kemaleman!"

"Nah masalahnya itu."

"Maksud lo?"

"Gue gak bisa ngintai lo ketemuan sama Grean di taman. Soalnya guru private gue udah di rumah nih, gue lupa sumpah kalo hari ini gue ada les!"

"Ck, udah pinter ini, In! Ayolah, kabur aja kabur!"

"Gak bisa, Gil! Papa di rumah. Udah lah lo berangkat sendiri ya kali ini, please? Bantuin gue! Lo tanya apa aja kek ke dia yang sekiranya penting, abis itu lo kasih tau ke gue info apa aja yang lo dapet. Gue percaya sama lo! Setuju?" Tawar Inka tanpa dosa.

Maksud lo apaan, In? Lo mau bikin gue gamon sama perasaan yang baru tumbuh seujung kuku ini? (Suara hati).

"Gilsha!"

"Eh.. iya."

"Mau kan?"

"Em iya iya, gu.. gue mau kk.. kok."

"Sip, lo ati-ati ya?! Jangan kelamaan loh, nanti bisa-bisa lo ikutan suka sama Grean, berabe lagi!"

Mampus! Gue emang udah suka duluan sama dia Inkaaaaaaaaa! Umpatan demi umpatan terus menggema di hati Gilsha.

"Woy, Gil! Ah elah bengong mulu. Berangkat sana ish!"

"Iya bawel!"

Tut!

Gilsha menuruni tangga dengan tergesa-gesa menuju kamar Nia-Bundanya untuk meminta izin.

Sebenarnya Gilsha tidak begitu yakin jika Nia akan memberinya izin, tapi setidaknya Gilsha harus berani meminta izin dari Nia. Soal nanti di izinkan atau tidak, intinya ia akan tetap pergi.

"Bunda cantik? Yuhuuu?" Panggil Gilsha sambil mengetuk pintu kamar Nia.

Tak ada jawaban.

"Bunda!" Panggil Gilsha kembali sambil mengetuk pintu lebih keras.

Masih tak ada jawaban.

"Aduhhh Bundaaa, apa salah dan dosa Gilsha, Bun? Sampe Bunda gak mau buka pintu kamar Bunda buat Gilsha??" Tanya Gilsha seraya menempelkan kepalanya di daun pintu.

"Non Asha? Nyonya itu lagi pergi jemput Den Reon!" Jawab Bi Inah.

Lantas Gilsha langsung memutar badannya 360derajat menghadap Bi Inah.

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang