G&G 42 - Unpredictable (1)

143 15 56
                                    

Aku pernah dekat dengan seseorang. Dekat sekali. Sampai dia berkata jangan tinggalkan aku. Nyatanya? Dia-lah yang pergi. Meninggalkan luka pula.

♡♡♡

"Gue."

Gilsha memutar kepalanya cepat-cepat menghadap Selo.

Di pandanginya wajah cowok itu lamat-lamat. "Apa maksud lo?"

"Gue suka sama lo."

Jleb

"Gue sayang sama lo."

Double Jleb

"Dan parahnya, gue jatuh cinta sama lo, Gilsha."

Triple Jleb

Tuhan? Kekonyolan apa lagi ini?

Gilsha menggelengkan kepalanya rapat-rapat sembari tersenyum kecut. "Gue tau kalo gue lagi sedih, Sel. Tapi kalo boleh jujur, becanda lo itu krik pake banget!"

Selo menatap Gilsha dengan mata yang me-nyayu. "Apa gue keliatan lagi becanda?"

"Dan bagaimana lo bisa suka sama gue sedangkan setiap kali kita kumpul, sikap lo selalu gak welcome sama keberadaan gue!?"

Selo mengusap wajahnya gusar. "Oke. Dari awal emang gue gak suka sama lo saat lo ngejar-ngejar Grean. Why? Karena menurut gue, cewek yang ngejar-ngejar cowok adalah cewek murahan. Dan itu sama sekali gak masuk dalam kriteria gue!

Sampai ada satu hari dimana gue liat lo senyum, gue liat lo ketawa. Dan entah gimana alurnya, senyum serta tawa lo seakan membawa ketenangan dalam diri gue,

Pada saat itu, hati gue mengatakan kalo gue suka sama lo, tapi otak gue menolak mentah-mentah apa yang di katakan hati gue,

Tentu aja gue setuju sama otak gue dan gue mencoba mengabaikan perasaan itu. Tapi sayangnya, setiap kali gue mencoba mengabaikannya, justru perasaan itu semakin sering muncul."

Gilsha menderu dengan napas satu duanya seraya menunggu Selo melanjutkan perkataannya yang sengaja di tunda.

"Seiring berjalannya waktu, rasa suka gue ke lo berubah menjadi rasa sayang dan berakhirlah menjadi sebuah cinta,

Jujur, gue marah sama kenyataan itu. Kenapa? Karena artinya, gue mencintai orang yang sama sekali gak mencintai gue dan itu jelas sangat menyakitkan, Gilsha.

Lebih menyakitkan lagi ketika gue liat dengan mata kepala gue sendiri saat lo sama Grean menghabiskan waktu bersama di Resto waktu itu."

Kepala Gilsha tertunduk, menyorot jari jemarinya yang lihai memainkan resleting jaket yang di pakainya.

Selo tersenyum remeh. "Disaat orang lain mencintai cewek, pasti mereka akan berusaha se-maksimal mungkin untuk membahagiakan si cewek. Iya kan, Gil?

Lain halnya dengan gue, gue malah bikin lo-cewek yang gue cinta, sakit hati dengan perkataan bahkan perbuatan gue. Tapi gue berani ber-sumpah demi apapun Gil, gue gak pernah ada niatan untuk nyakitin hati lo,

Mungkin sikap judes, sinis, galak, dan sikap jelek gue yang lainnya muncul karena gue belum bisa menerima kenyataan ketika gue harus mencintai lo yang notabenya mencintai sahabat gue,

Terserah lo mau anggap gue apa. Bodoh? Iya! Pengecut? Oh, sangat jelas! Gu-gue emang baj*ngan, Gil. Gue mi-minta maaf."

Tenggorokan Gilsha seolah tercekat sesuatu di dalam sana sehingga mengakibatkan proses penegukan air liurnya menjadi terhambat.

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang