G&G 19 - Not Fall In Love

81 18 6
                                    


Gilsha terlarut dalam-dalam ketika kepalanya di rebahkan di atas meja kelas.

Suara Pak Joko yang tengah memberikan penjelasan di depan kelas seperti alunan alat musik pengantar tidur. Membuat daun mata Gilsha bergelayutan secara liar.

Pelajaran Sejarah memang pelajaran yang paling Gilsha hindari, Gilsha tak habis pikir kenapa pelajaran ini tidak dihapuskan saja? Bukannya hidup itu berjalan ke depan atau maju lah istilahnya, tapi kenapa kita harus selalu mengingat masa lalu? Untuk apa coba?

Ya pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang sangat tidak bermutu memang.

Kita harus menyadari, bahwa adanya masa sekarang ya karena adanya masa lalu. Tapi kalau terlanjur sudah tidak suka? Mau di apakan saja pasti akan tetap sama. Tidak suka!

Ponsel Gilsha yang berada di laci tiba-tiba saja menyala tanpa mengeluarkan bunyi, karena jika berada di sekolah, ponsel Gilsha selalu di silent.

Segera Gilsha  meraih ponselnya dengan gesture yang tenang agar pak Joko tak menyadarinya.

Ternyata pesan masuk dari, Varos.

Varostrtno
Bu-Gil! Grean gak ada dikelas nih. Dia bolos masuk pelajaran.

Gilsha menyipitkan matanya. "Kenapa ngadu ke gue?" Celetuknya lirih.

"Hah? Apa, Gil?" Tanya Yolla yang ternyata mendengar perkataan Gilsha.

Gilsha termenung sejenak. Otak Gilsha menyuruhnya untuk tetap tinggal di kelas, sedangkan hati Gilsha menyuruhnya untuk mencari Grean.

Tentu saja Gilsha mengikuti kata hatinya, tanpa dijelaskan lagi memang kodrat wanita seperti itu kan?

Mengutamakan apa isi hatinya. Eh?

"Enggak papa, sih. Tapi gue boker nih sumpah, aduduh gimana ya?" Ucap Gilsha berpura-pura.

"Ha? Seriusan lo boker? Aduh mending sekarang ke toilet sana! Daripada bom lo meledak disini, hidung gue gak siap nyiumnya!" Sahut Yolla.

"Bom gue wangi kali."

"Tau ah, sana cabut cepetan!"

Gilsha mengumpat kasar. "Iya bawel!" Lalu sebelum Gilsha beranjak pergi, ia menghadap ke belakang lebih dulu untuk memberitahu juga pada Inka dan Rosi.

"Gue mau ke toilet, boker nih."

Bukannya langsung mengiyakan maksud Gilsha, Rosi malah bertanya. "Emang tadi pagi belum setor?"

Mata Inka mendelik ke Rosi. "Pertanyaan macam apa itu? Udah ah, Gil. Sana pergi, dari pada keluar disini."

Gilsha mengangguk. Lalu ia beranjak pergi dan meminta izin pada pak Joko. Dengan mudahnya, pak Joko memberikan izin.

Gilsha berjalan menyusuri koridor, masih belum tahu tempat mana yang hendak ia tuju untuk mencari Grean.

Tiba-tiba saja terlintas dipikirannya, taman belakang!

***

Langkah kaki terakhir Gilsha sudah di hentikan, seperti dugaannya, cowok mancung itu berada disini.

Ia sedang duduk dengan ditemani rerumputan yang bisu dan hanya bisa termangu menatap wajah rupawannya.

"Dugaan gue bener, lo disini ternyata!" Ujar Gilsha menatap ke depan.

Posisi Grean yang duduk membuat ia harus menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik suara itu. "Gilsha? Lo kok disini?"

"Harusnya gue yang tanya, kenapa lo disini? Kan ini masih jam KBM!"

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang