G&G 17 - Dia dan sebuah Mitos

90 19 6
                                    

Hari ini adalah hari yang cukup menguntungkan bagi semua siswa/siswi SMA Merdeka karena semua guru tengah mengadakan rapat mengenai Ujian Nasional bagi kelas XII, jadi free class-pun diselenggarakan.

Semua siswa/siswi diperkenankan melakukan aktivitas apapun yang penting tidak keluar dari lingkungan sekolah.

Bagi Gilsha dkk. kesempatan seperti ini tentunya digunakan untuk memanjakan perut mereka, di kantin depan.

Gilsha dkk. lebih menyukai kantin depan karena kantin depan sangatlah rapi, dari segi design juga bagus, enak dipandang, dan membuat kenyamanan tersendiri bagi pengunjungnya.

Dan yang paling penting karena kantin depan jarang dikunjungi oleh kakak kelas, wabil khusus kelas XII.

Gilsha tengah duduk sendirian sambil memainkan laptopnya, tak ada percakapan karena Rosi sedang memesan siomay, sedangkan Yolla dan Inka sedang pergi ke toilet.

"Gilsha?" Panggil seseorang.

"Ya, kenapa?" Jawab Gilsha tanpa menoleh pada orang yang memanggilnya.

"Gue minta maaf."

Alis Gilsha mendekat. "Maaf buat ap--" Kalimatnya terhenti ketika ia mengetahui orang tersebut, adalah..

"Kak Leoni?"

Leoni mengambil tempat duduk disamping Gilsha. "Maafin gue, Gil." Ucap Leoni sambil merengkuh telapak tangan Gilsha.

"Eum.. Kak Leoni udah berangkat?"

"Iya, gue cuma di skors satu minggu. Hh, harusnya gue dikeluarin aja dari sekolah ini, gue udah bikin image sekolah kita jelek Gil karena gue udah ngebully lo. Sekolah lain udah pada tau kalo di SMA kita--"

"Kak, udah jangan dipikirin. Saya udah maafin kakak, kok. Saya sama sekali gak naruh dendam apa-apa sama kakak. Kita itu manusia biasa, kadang bisa kalap mata."

"Iya, Gil. Gue denger, lo juga keluar ya dari ekskul Cheers? Kenapa? Karena ada gue? Kalo itu alesannya, gue bakal ngundurin diri, Gil."

"Eng.. Enggak, kak. Bukan itu."

"Lo bohong kan? Please jangan keluar, jangan bikin gue tambah ngerasa bersalah."

"Kak, saya keluar dari ekskul Cheers karena saya rasa, saya ngga berbakat disitu. Saya sebenernya udah lama pengen keluar, dan kebetulan baru kemaren waktu yang tepat. Jadi, gak ada sangkut pautnya sama kakak. Saya mohon, lupakan semuanya, saya sudah memaafkan kakak."

"Lo udah maafin gue tapi semua anak di sekolah ini bener-bener mengasingkan gue, Gil. Gue takut ke depannya gak akan sama lagi kayak dulu, walaupun sebenernya ini adalah kesalahan gue."

"Semua butuh waktu, kak. Saya yakin semuanya akan kembali seperti semula. Kakak tinggal mengikuti alurnya aja."

"Iya, Gil. Gue bener-bener nyesel udah jahat sama lo. Sekarang gue sadar apa yang buat Rey suka sama lo."

"Kak Leoni ish!"

Leoni tersenyum tulus. "Gue boleh peluk lo?"

Gilsha mengangguk mantap. Lalu keduanya tenggelam dalam pelukan itu sampai akhirnya Leoni melepaskannya lebih dulu.

"Gil, ada sesuatu yang pengin gue omongin sama lo." Ujar Leoni dengan raut wajah serius.

"Apa, kak?"

"Lo harus hati-hati karena--"

"Kak Leoni ngapain disini?! Belum puas nyakitin Gilsha hah?!" Tegur Yolla.

Inka yang baru saja datang bersama Yolla-pun ikut menghakimi Leoni. "Drama apalagi ini, kak? Pura-pura minta maaf buat nyusun rencana yang lebih picik lagi?"

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang