G&G 25 - Waver

94 18 7
                                    

Apa aku seperti mawar yang bukan menebar wangi damai namun menjadi duri yang menyakiti?

♡♡♡

Mentari pagi mulai memancarkan
sinarnya yang terang. Namun hal itu tak mengganggu Gilsha sama sekali karena Gilsha masih asik bersembunyi dibalik selimut tebalnya.

Tok tok tok!

Ketukan pintu itu berhasil membuat selimut yang tadi masih menyelubungi Gilsha kini harus terdorong menjauh dari badannya.

Gilsha menguap untuk kesekian kalinya, mencoba menerbangkan segala rasa penat yang menjalar di seluruh tubuh.

"Hoaaammm. Siapa?"

"Bi Inah, Non!" Suara Bi Inah menyeru dibalik pintu kamarnya.

"Iyhaa kenapha, Bhi?" Tanyanya sambil menguap lagi.

"Ada Non Inka dibawah!"

"Aduh? Subuh-subuh gini Inka bertamu? Gak punya jam kali tuh anak." Sunggut Gilsha dengan mata masih merem.

"Tapi, Non. Ini udah hampir jam 9!"

Tubuh Gilsha terpelonjak hebat, matanya melirik jam weker yang tertera dinakas samping tempat tidurnya.

"Astaga! Gue bangun kesiangan banget!!!" Teriak Gilsha histeris.

"Non? Non Asha gak papa kan?"

"Enggak, Bi. Bilang ke Inka ya kalo Gilsha mau mandi dulu, suruh Inka tunggu. Sebentar ini, gak lama kok!"

"Baik, Non."

***

Tak butuh waktu lama akhirnya Gilsha selesai mandi lalu berjalan menuruni tangga untuk menghampiri sahabatnya, dengan tangan yang masih memegang handuk kecil yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya.

"Sorry, In. Lo pasti kelamaan nunggu ya?"

"Em, enggak kok Gil. Sante aja kali, kayak sama siapa!"

"Iya. Eh, tumben lo kesini? Ada apa?"

"Emang kalo pengin main ke rumah sahabat sendiri itu harus punya alesan?"

Yap, apa yang dibilang Inka ada benarnya juga.

"Enggak kan?" Tanya Inka sekali lagi yang dibalas anggukan oleh Gilsha.

"Gue mau curhat, Gil." Ungkap Inka.

"Tinggal curhat aja kali, dari dulu juga kalo lo mau curhat langsung nyerocos aja tapi kenapa sekarang pake izin dulu?"

Inka memaksakan senyum. "Ini tentang Grean."

Topik yang akan diperbincangkan oleh Inka benar-benar mencuri perhatian Gilsha.

Dengan raut wajah serius, Gilsha mulai memperhatikan Inka dan memasang telinganya dengan seksama.

"Gue ngerasa semakin jauh aja sama Grean."

"Ja.. Jauh? Jauh gimana maksud lo? Bukannya selama ini kalian pulang sekolah selalu bareng? Komunikasi kalian juga lancar kan?"

"Iya secara fisik gue emang deket sama Grean tapi secara hati, jauh banget. Sikap Grean ke gue semakin kesini malah semakin acuh."

Penjelasan Inka membuat Gilsha merasa sangat bersalah. Karena baru saja tadi malam ia pergi dan menghabiskan waktu bersama Grean.

Niat hati hanya untuk menjadikan Grean sebagai teman ke Mall saja tapi semuanya menjadi salah arti.

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang