G&G 35 - Miss

124 19 17
                                    

Di setiap pagi selalu ada syair yang menggelitik sanubari. Dan syair yang ku tulis mewakili isi hati. Bagaimana kabarmu hari ini, Bidadari?

Migreano

Asap masih mengepul dari segelas hot chocolate yang di buatkan Omah untuk cucu kesayangannya, Grean.

Setidaknya menyesap hot chocholate itu mampu meredam rindunya yang sempat memuncak tadi malam.

"Ayo di minum, siapa tau rasa kangen kamu bisa larut dengan meneguk cokelat panas itu." Titah Omah seraya menggoda Grean.

"Kangen sama siapa?" Celetuk Lina-Tante Grean.

Grean dan Omah sama-sama menengok ke sumber suara.

"Ini, Grean kangen Papa Mama-nya." Sangkal Omah.

"Oh, kalo gitu nanti kamu ke makam aja." Usul Lina.

Ddrrtt..

Handphone Grean sedikit bergeser dari posisinya. Kemudian Grean mengambil benda persegi panjang itu.

From: Varostrtno
On the way, bosku!

Membaca pesan singkat dari Varos, membuat bibir Grean memanjang ke samping atas.

Mungkin usulan tante-nya bisa di pertimbangkan.

"Baik, tan. Nanti sore aku ke makam."

"Tapi tante gak bisa nemenin, soalnya tante ada acara sama temen dan Omah kayaknya juga harus check up ke Rumah Sakit."

"Gak papa, tan. Aku udah ada temen."

***

Rencananya hari ini adalah jadwal kepulangan keluarga Gilsha dan keluarga Varos kembali ke Jakarta.

Semua orang sibuk mengemasi baju dan segala macam barang, makanan, dan pernak-pernik khas Jogjakarta yang sengaja di beli untuk buah tangan.

Setelah di rasa sudah beres, saatnya berpisah.

Bagi Gilsha, Varos, dan terutama Icha, momen perpisahan dengan Eyang adalah momen yang sangat di tunggu.

Mengapa demikian?

Jawabannya adalah karena mereka bertiga sudah sangat bosan dengan amanat Eyang yang berfokus pada kamus primbon miliknya.

Ini sudah zaman modern kan? Kenapa Eyang selalu berpegang teguh pada kamus primbon? Cucu-cucunya juga yang menjadi sasaran!

"Opo kudu siki banget balike nduk?"

"Tanduk sedina maneh, yo?"

"Sakjane Ibu kui iseh kangen lho."

Tuh kan baru saja di ghibah-in, udah cerewet lagi ini orang tua satu!

"Lebaran pasti kita kesini lagi, Bu." Ujar Nia.

"Iya, atau enggak kapan-kapan Ibu main ke Jakarta, nanti Intan pesankan tiket pesawat." Timpal Intan.

"Ora usah lah. Ibu iki wes sepuh, ora anggone lungo-lungo adoh. Kowe wae seng sering-sering mrene!"

"Oh iyo, Tan. Mbok yao si Icha di waraih keprige carane nggunyel-nggunyel bumbu! Mosok wes gede koyo ngono urung iso masak. Sepisane masak weleh rasane asin nying-nying, koyo wong ngebet mbojo."

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang