G&G 20 - Risih

107 17 21
                                    


"Bunda, nasinya jangan kebanyakan dong!" Pinta Gilsha pada Nia yang tengah mengambilkan nasi pada piringnya.

Ya, keluarga Gilsha kini tengah menikmati makan malam.

Nia menghela napas. "Ini gak banyak, Gilsha."

"Gak banyak gimana? Orang dua centong juga. Ini kan malem, Bun. Kalo makannya kebanyakan ntar bisa-bisa Asha gendut lagi."

"Tadi siang sepulang sekolah kamu gak makan kan?"

"Enggak."

"Makanya porsinya double."

"Harus gitu?"

"Iya dong. Katanya mau jadi cewek yang apa adanya, kok takut gendut?"

"Tapi kan, Bun. Jadi cewek apa adanya itu gak gendut juga kali."

Reon yang posisi duduknya disamping Gilsha-pun lantas menutup telinga dengan kedua tangannya.

Burhan yang ternyata ikut andil dalam makan malam ini-pun bertanya pada Reon.

"Telinga kamu sakit, Yon?" Tanyanya sambil terkikik.

"Iya, gendang telinga Reon kayak mau pecah nih denger suara kak Asha!"

"Untung aja kamu lahir di dunia ini, Yon. Kalo engga, bisa-bisa Ayah frustasi ngadepin dua perempuan ini kalo lagi berdebat gini, sendirian." Ujar Burhan, lalu tertawa sangat keras.

Gilsha dan Nia saling memandang satu sama lain.

Sampai akhirnya Nia mengakhiri tatapannya dengan Gilsha, lalu menimpali Burhan. "Oh, jadi aku cuma bikin frustasi, Mas?"

Burhan mengecilkan tawanya, lalu berdeham singkat. "Enggak gitu."

"Enggak gitu gimana?!"

"Aku cuma becanda, Nia. Mana mungkin aku frustasi mempunyai istri pengertian seperti kamu?"

"Bohong, ah."

"Beneran."

"Aku gak percaya. Kamu kan suka bermuka dua, Mas! Dulu aja pas kuliah kamu bilang di depan aku kalo aku cantik, eh di belakangnya? Malah jelek-jelekin aku ke adikmu, bilang kalo aku suka kentut lah, inilah itulah." Celoteh Nia pada Burhan.

Gilsha dan Reon hanya bisa berperan sebagai penonton di ruang makan ini.

Sementara Burhan ternganga ketika Nia mengungkit akan hal itu. "Kalo aku bermuka dua, tebak ayo sekarang aku lagi pake yang mana?" Tanyanya seraya mencolek dagu Nia.

Nia membuang muka.

"Gitu aja marah? Sensi banget sih? Jangan marah dong. Nanti rencana nyetak gagal dong!"

Gilsha dan Reon kini angkat bicara bersamaan. "Nyetak?"

Burhan dan Nia tak urung menjawab. Mereka hanya cekikikan tak jelas.

"Iya nyetak adik baru buat kalian berdua!"

"Ayah, Bundaaa!!!" Pekik Gilsha dan Reon kompak.

Gilsha dan Reon tentu saja berteriak karena mereka sama sekali tak menginginkan adik baru. Bukannya apa-apa, tapi? Tapi mereka tak ingin di usia Ayah dan Bunda yang sekarang justru malah harus sibuk mengurus baby.

Mereka juga merupakan keluarga ideal, bukan? Sesuai dengan anjuran pemerintah. Dua anak cukup!

***

Gilsha bergegas keluar rumah setelah berpamitan pada sang Bunda. Hari ini adalah hari terakhir berangkat sekolah karena besok sudah memasuki weekend lagi.

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang