G&G 32 - Alasan untuk berhenti?

112 17 12
                                    

"Tuh kan gue bilang apa, Grean dan Gilsha jelas dapet juara satu lah! Secara, tamu itu di larang menang!" Cerocos Daniel bersemangat.

Memang beberapa saat yang lalu, perlombaan musik telah usai dan sudah diumumkan bahwa juara satu di raih oleh Grean dan Gilsha.

"Dasar tukang copas! Itu kan semboyan supporter timnas sepak bola!" Timpal Rosi.

Daniel memiringkan kepalanya. "Kok kamu tau?"

"Tau lah."

"Kamu suka bola?"

"Suka dong."

Daniel menyipitkan mata. "Suka bolanya apa pemainnya?"

Rosi bersidekap dan menatap Daniel. "Sukanya kamu."

Satu senyuman terbit dari bibir Daniel. "Udah bisa gombal ya pacar acuu." Ujarnya lalu menjenjet pipi Rosi gemas.

"Tadi aja sok-sokan takut ketularan virus Abnormalnya Daniel, eh sekarang? Lo sendiri juga Abnormal." Maki Yolla pada Rosi.

"Yeu, situ dengki?" Balas Rosi.

"Udah sih, Yoll. Mereka emang pasangan aneh." Sela Varos.

Rosi gatik. "Aneh? Maksud lo 'aneh' bag--"

"Hei???" Sapa Gilsha dari kejauhan yang nampak tengah berjalan bersama Grean mendekati ke-empat sahabatnya.

"Gue cari-cariin juga, ternyata kalian disini." Sambung Gilsha.

Varos merentangkan tangannya lebar-lebar. "Ciye yang dapet juara satu! Sini peluk!"

Dalam sekejap Gilsha menghamburkan tubuhnya kepada Varos.

"Congrats, Bu-Gilku!" Kata Varos sembari mengusap lembut rambut Gilsha.

Gilsha menjauhkan tubuhnya dari dekapan Varos. "Makasih ya, Var! Eh, Inka sama Selo mana?"

"Nah itu, kita juga lagi cariin tuh dua cecunguk!" Sambar Daniel.

Tangan Rosi mencubit pinggang Daniel. "Sayang? Kalo ngomong di filter dulu bisa kan? Lagian yang cecunguk itu kamu!"

"Ngatain pacar sendiri itu dosa lho, beb."

"Emang ada hadits-nya?"

"Ada lah."

Kedua alis Rosi mendekat. "Gimana bunyinya?"

"Barang siapa mengatai pacarnya, maka dipastikan ia akan mendapat bisul yang susah sekali pecah." Sahut Daniel di ikuti cekikikan pada ujung kalimatnya.

"Dasar pengarang! Nanti Alloh marah lho!" Ancam Rosi penuh keyakinan.

Daniel menggigiti ujung kuku jari telunjuknya. "Yah, ampun dah, ampun! Daniel cuma becanda Ya Alloh? Alloh jangan marah ya? Nanti kalo Alloh marah, do'a-do'a Daniel supaya bisa nikah sama Rosi gak akan di jabah dong?" Celotehnya frustasi.

Rosi menepuk-nepuk bahu Daniel dengan tempo yang lambat. "Langsung taubat ya nanti malem?"

Tanpa pikir panjang, Daniel mantap menganggukan kepalanya.

"Selamat ya atas kemenangannya, gue gak tau kalo kalian bakal menghayati banget lagu itu." Ucap Inka yang baru saja bergabung.

Tentu saja ucapan dari Inka adalah ucapan yang tidak tulus.

Gilsha terkejut akan kendatangan Inka yang tiba-tiba. "Eh? Inka, lo abis darimana?"

Inka mengibas-ibaskan telapak tangannya tepat didepan muka. "Cari angin aja, gak tau kenapa rasanya gerah dari tadi pas didepan panggung."

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang