G&G 46 - Incident (1)

162 16 7
                                    

Manusia itu egois. Datang karena sepi, meninggalkan karena tak sehati, bahkan menjatuhkan karena terasa terlalu baik hati.

♡♡♡

"Finally, the game is finished. So? Want to continue or enough?"

Gilsha terkesiap setelah kalimat penuh pelugasan tersebut menyeruak ke gendang telinganya.

Pelan-pelan, kepala Gilsha terangkat untuk melihat siapa pemilik suara itu.

Kemudian, tanpa sungkan Gilsha langsung menghamburkan diri dalam kungkungannya. "Yolla? Lo kemana aja? Gue butuh lo, Yoll! Inka, dia-"

"Gue udah tau." Potongnya tanpa membalas pelukan Gilsha.

Lantas tangan Gilsha yang melingkar di tubuh Yolla-pun mengendur dengan perlahan-lahan. "Lo udah tau?"

Yolla tersenyum smirk. "Gimana rasanya? Sakit di musuhin sama sahabat tersayang lo?"

Kening Gilsha menjenggut.

"You know what? I like it, very much. Because that's my hope."

"Ma-maksud lo apa?"

Seketika Yolla tertawa sangat keras. Namun tawa itu terasa berbeda, bukan tawa biasa melainkan tawa yang mengandung unsur, kejahatan?

"David Hendrawan. Apa lo pernah denger nama itu?" Tanya Yolla yang posisinya membelakangi Gilsha.

Gilsha menggeleng cepat.

"David Hendrawan." Ulang Yolla.

"Seorang Manager sukses yang bekerja di salah satu Perusahaan ternama di Jakarta. Tapi, kesuksesannya harus terhenti karena ulah bawahannya yang menginginkan jabatannya hingga menusuknya dari belakang." Tambahnya.

Memaku. Gilsha masih memaku pada tempatnya, ia belum-oh malah sama sekali tidak tahu sebenarnya kemana arah pembicaraan Yolla?

"Jadi apa hubungannya dengan gue? Gue adalah anak dari David Hendrawan. Yollanda Fasha Hendrawan." Kata Yolla dengan menekankan nama panjangnya.

"Dan orang yang menusuk Papa gue dari belakang, tak lain dan tak bukan adalah Burhan."

Fokus Gilsha buyar saat nama 'Burhan' disebut oleh Yolla. Ia berpikir sejenak dan mencoba tetap tenang. Nama 'Burhan' itu banyak, bukan hanya-

"Burhan Riansyah." Lanjut Yolla.

Dan, itu nama Ayahnya. NAMA LENGKAP Ayah Gilsha.

Yolla memutar badan menghadap Gilsha. Melangkah dan melangkah hingga wajah dari keduanya menjadi sangat dekat.

Gilsha bisa melihat jelas pipi Yolla yang menegang, pertanda bahwa di dalam sana giginya menggerat.

"Entah gimana cara Ayah lo memfitnah Papa gue sampe Papa gue di pecat tanpa pesangon. Papa di bawa sama pihak yang berwenang, dan dijatuhi hukuman penjara. Semua aset keluarga gue betul-betul disita tanpa tertinggal satu-pun."

Yolla terdiam beberapa saat, kemudian ia mulai berbicara lagi.

"Dari situlah kehidupan gue berubah 180 derajat. Gue dan keluarga gue jatuh miskin! Yang tadinya hidup gue enak, tinggal ungkang-ungkang kaki di rumah, tapi setelahnya gue harus jungkir balik cari uang supaya bisa bertahan hidup. Kebayang gak sih bocah SD cari uang? Enggak, kan?

Gak ada kerabat yang mau membantu keluarga gue karena mereka takut kebawa sama masalah Papa,

Temen-temen SD gue pada ninggalin gue karena gue udah kere, mereka mengucilkan gue, nganggep kalo gue gak ada,

Grean&GilshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang