Dolce

1.5K 227 169
                                    

Jimin itu manis. Manis senyumnya, manis matanya, manis sifatnya, manis sikapnya. Begitulah dia memperlakukan orang-orang di sekitarnyaーdengan sangat manis dan lembut, dan Taehyung tahu itu.

Sayangnya, semua Jimin lakukan bukan hanya untuk dirinya.

Perlu dicamkan lagiーbukan hanya untuk dirinya.

Dan hal-hal manis seperti yang sudah disebutkan di atas, dengan kurang ajarnya sanggup membuat Taehyung mendadak menjadi pribadi yang posesif dan cemburuan.

Seperti hari ini.

Taehyung mengerang kesal dalam hati. Ini salah. Jelas sangat salah. Tidak seharusnya Taehyung menyimpan perasaan bermuatan negatif tersebut. Posesif? Cemburu?

Demi Tuhan, bahkan Jimin bukan siapa-siapa Taehyung. Kalau begini caranya, Taehyung benar-benar akan merasa tidak nyaman sepanjang harinya.

Apa semua terjadi karena efek dari jantung Jeongguk yang ada dalam tubuh Jimin? Atau mungkin sebenarnya tanpa di sadari, ia sudahー

"Aku benar-benar tidak enak pada Yoongi-hyung, dia jatuh sakit sejak dua hari lalu dan aku baru tahu sekarang. Pasti karena kelelahan mondar-mandir mengurusku belakangan ini."

"Yoongi-ssi sudah jauh lebih baik sekarang, Oppa, kau tidak perlu khawatir. Hoseok-oppa bahkan menginap di sana untuk menemani Yoongi-ssi. Dia memberitahuku lewat chat semalam," Seulgi menaruh potongan apel yang baru saja dikupas ke dalam sebuah piring, lalu menyajikannya tepat di atas pangkuan Jimin. Satu jam waktu istirahatnya di kantor memang Seulgi sempatkan untuk menengok pujaan hati.

"Menginap?"

Anggukan gadis berparas cantik diterima sebagai jawaban, Jimin bahkan sampai tidak berkedip setelahnya.

'Hoseok-hyung menginap di rumah Yoongi-hyung? Ada angin apa ini?'

"Katanya saat ia mau mampir makan malam, kondisi tubuh Yoongi-ssi sedang jelek-jeleknya. Badannya panas, dan ia mengeluh sakit kepala saat Hoseok-oppa hendak berpamitan pulang. Jadi ia tidak tega untuk meninggalkan Yoongi-ssi sendirian di rumah."

Taehyung yang sedari tadi duduk tenang di sofa, mendengarkan percakapan sepasang mantan kekasih tersebut dengan lagak seolah tidak peduli. Padahal sedikit banyak ia mulai makan hati. Terlebih melihat bagaimana Jimin memandang Kang Seulgi.

"Tapi tetap saja, aku sudah banyak merepotkan kalian selama aku sakit. Taemin-hyung, Hoseok-hyung, Yoongi-hyung, bahkan kau, Seulgi-ah. Tidak seharusnya kau membuang waktumu untuk merawatku seperti ini, kau juga harus fokus dengan pekerjaanmu sendiri. Jangan sampai sakit."

"Oppa" Senyum di wajah Seulgi mengembang, agaknya tersentuh oleh kalimat penuh perhatian dari Jimin. Taehyung buru-buru menempelkan earphone pada telinga dan memasang pemutar musik dengan volume agak keras.

"ーsudah kubilang, aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Justru kau akan membuatku repot dan tidak konsen bekerja kalau melihatmu terus-terusan sakit. Aku ingin sekali kau cepat sembuh, Oppa."

Jari-jemari lentik hampir saja mencapai pipi, Jimin langsung menahan pergelangan tangan Seulgi dan mencuri pandang pada Taehyung yang sekilas terlihat asyik dengan ponselnya.

"Um, Seulgi-ah,"

"Ah, maaf! Maaf, Oppa! Aku benar-benarー"

"Tidak apa-apa, santai saja," Jimin mengumandangkan tawa, melepaskan tangan si gadis seraya memasang senyum terbaiknya. "Aku sangat berterimakasih untuk segala bentuk perhatianmu, Seulgi-ah. Tapi mulai dari sekarang, kau tidak perlu khawatir lagi. Ada Taehyung di sini. Dia yang mungkin akan kurepotkan lebih banyak lagi."

Love Cycle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang