Kepada Taehyung, Jimin pernah bercerita.
Tentang keberadaan sebuah toko buku terpencil yang kerap kali menjadi tempat alternatif tongkrongan Jimin kala ia sedang senggang. Toko itu menjual berbagai macam buku lawas, mulai dari resep masakan, fashion, otomotif, lifestyle, bahkan sampai interior desain ada di dalamnya. Dan Jimin menyarankan pada Taehyung untuk membeli beberapa majalah desain lawas saat tidak ada ideーitu cukup membantu, katanya.
Taehyung duduk tepekur selama kurang lebih tiga puluh lima menit. Jemarinya memainkan sebuah pen di atas meja danーya, Taehyung sedang mampet ide sekarang.
Setelah empat hari lalu Namjoon memberikan padanya sebuah pekerjaan baru, pikiran Taehyung mulai disibukkan kembali dengan mencari ide desain, alih-alih mengurus persiapan pernikahan yang sudah diserahkan sepenuhnya pada Seokjin. Proyek yang diberikan cukup simpel dan tidak rumit sebenarnya, sang Ayah hanya ingin dia membuatkan interior showroom toko keramik milik salah seorang kenalan. Namjoon berpendapat, Taehyung lebih baik mengerjakan sesuatu yang berguna, daripada hanya melamun tidak jelas seperti yang sering ia lakukan belakangan ini.
Hembusan napas panjang terdengar dalam ruangan. Pemiliknya sedang menatap kosong pada layar komputer yang bahkan hanya dibiarkan menganggur dari setengah jam lalu.
Sempat terlintas dalam pikiran Taehyung untuk mencari keberadaan toko buku yang pernah diceritakan Jimin, berhubung toko buku langganan milik kakek Minjae sudah tutup satu bulan terakhir. Namun Jeongguk sudah mewanti-wantinya untuk tidak pergi di atas jam tujuh malam. Minggu-minggu ini masanya Taehyung akan mengalami heat memang, dan Jeongguk terlihat tidak mau mengambil resiko jika Taehyung nekat keluar tanpa pengawasannya.
Perlahan, Taehyung mengerang gelisah.
Andai saja Jimin-ssi ada di sini, setidaknya dia pasti ada masukan...
Jam analog terus mengeluarkan suara di setiap detik pergerakan. Taehyung menyandarkan kepala lesu di atas meja, menghantamkan dagunya pelan pada meja kayu berlapiskan resin tersebut.
Apa ia harus nekat ke sana? Lagipula kalau Taehyung ingat-ingat lagi, lokasinya tidak jauh dari apartemen tempat ia tinggal. Jimin bahkan memberikan alamat makronya pada Taehyung, sisanya bisa Taehyung cari dengan bertanya-tanya.
Ya, begitu lebih baik. Daripada tidak ada ide sama sekali, iya kan?
Omega manis itu menggigit bibir. Diliriknya jam analog yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Sebenarnya belum terlalu malam bagi Taehyung, jam segini masih banyak orang yang beraktifitas.
Setengah menahan napas, Taehyung menggerakkan mouse untuk menyetel mode sleep pada komputer, lalu ia meraih sweater hitamnya dan berjalan menuju pintu.
Ia harus pergi, karena ia juga butuh udara segar untuk mendinginkan pikiran.
.
.
."Toko buku Lee?" Pria paruh baya di depannya mengerutkan dahi tatkala Taehyung mengangguk, ia sempat kaget melihat ada seorang rare Omega berparas indah mendatanginya tiba-tiba. "Kalau yang kau maksud itu kios buku jadul milik Lee Sunkyung, itu benar tidak jauh dari sini. Sekitar dua blok lagi ke arah utara, lalu belok kiri masuk ke gang pertama."
"Ah, terimakasih Paman!" Taehyung menghembuskan napas lega, tidak disangkanya hanya sekali tanya bisa langsung menemukan apa yang dicari. Jimin benar, toko buku itu cukup dikenal di daerah sini.
"Tapi, Nak," pria itu memandang Taehyung ragu, sedikit mengeryit kala mencium aroma manis yang sedikit membuatnya gelisah,"ーkau yakin mau ke sana sendirian? Daerah di sana cukup sepi, apalagi malam begini. Saranku, kau kembali lagi saja besok siang, saat sedang ramai-ramainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cycle ✔
Fiksi PenggemarSudah dari awal, Kim Taehyung tahu di mana seharusnya hatinya berlabuh. Dan Park Jimin tahu dia adalah Beta yang tidak seharusnya jatuh cinta pada Omega. Hanya sajaー Min-V-Kook main pair #minv a bit slight pair #kookv #ABOuniverse #alpha #beta #ome...