Distrustful

1.6K 250 77
                                    

Yang tidak Taehyung ketahui adalah, bahwa Jeongguk ternyata tidak benar-benar terlelap ketika ia sedang menerima telepon dari Park Jimin. Lebih tepatnya, Jeongguk mulai terbangun saat awal ia mendengar ponsel kekasihnya berbunyi. Namun karena rasa lelah lebih dominan menguasai tubuh, maka ia memutuskan untuk tetap menutup mata.

"Park Jimin-ssi?" Suara Taehyung terdengar berbisik, Jeongguk mengerutkan dahiーsemakin menajamkan indera pendengaran.

Darimana Taehyung bisa mendapatkan nomor designer itu? Sebuah pertanyaan besar bagi Jeongguk, karena sebelumnya ia memang tidak mengijinkan Jimin untuk berkomunikasi langsung dengan Omega-nya.

Apa yang Taehyung sembunyikan darinya?

"Tidak mengganggu sama sekali. Ada apa? Bagaimana kondisimu, sudah lebih baik?"

Tangan Jeongguk mengepal kuat. Apa-apaan perhatian yang diberikan itu? Ingin rasanya ia segera bangkit, menghampiri Taehyung dan merampas ponsel dari tangannya. Tapi....tidak bisa. Jeongguk tidak bisa. Ia sudah berjanji pada malam ituーmalam di mana dia badmood total dan semua orang di sekitarnya, termasuk kekasihnya sendiri, terkena imbasーuntuk tidak lagi menjadi pribadi yang over protektif. Jeongguk ingin menjadi sosok yang meringankan dan menyempurnakan kehidupan Taehyung, bukan justru membebaninya.

".....iya Jimin-ssi, aku benar-benar minta maaf sekali. Aku sebenarnya ingin ke sana juga, tapi kasihan Jeonggukie kalau aku tinggal-tinggal begitu."

"....."

"Tunggu, Jimin-ssi. Akuー"

"....."

"Tidak, tidak jadi."

Jeongguk bisa mendengar Taehyung yang memaksakan tawa dan ia merasa gundah kembali menghampiri. Apalagi setelah mendengar kalimat Taehyung berikutnya, hati Jeongguk bagaikan diiris sembilu.

"Kau juga jaga kesehatan ya Jimin-ssi, jangan sampai sakit lagi. Aku menunggu kabarmu selalu."

Hancur sudah perasaan dan pikiran Jeongguk. Ia tahu Taehyung begitu perhatian dengan teman-temannya, sebagai contoh, Park Bogum dan Kim Minjae. Mereka sangat dekat memang, dan saking dekatnya, kadang membuat Jeongguk makan hati dan iri. Namun belum pernah Jeongguk mendengar Taehyung berkata dengan nada selembut dan semendayu itu kepada mereka, seperti halnya yang ia ucapkan pada Park Jimin. Bahkan Jeongguk bisa membayangkan, Taehyung pasti mengucapkannya dengan senyum manis dan semburat merah muda menghiasi pipi.

Sial.

Apa bagusnya Park Jimin, memang? Secara, Jimin hanya seorang Beta, sedangkan Jeongguk adalah Alpha. Dominan. Golongan berpengaruh. Jelas mereka bukanlah tandingan yang sepadan. Masih mending Bogum lah kalau jadi lawan, setidaknya mereka sama-sama Alphaー walaupun bagi Jeongguk, Bogum bukanlah apa-apa. Lalu apa yang membuat Taehyung begitu nyaman dan dekat dengan pria yang bahkan belum ada satu bulan dikenalnya tersebut?

Geraman dongkol dalam hati Jeongguk terhenti ketika dirasakannya Taehyung merangkak naik ke tempat tidur dan langsung memeluknya dari belakang. Rasa gengsi menahan Jeongguk untuk menoleh, membiarkan Taehyung sendirinya mengusap-usapkan hidung manja pada punggung Jeongguk, mengecup tengkuknya lembut, dan berkata lirih,

"Maafkan aku, Jeonggukie. Maaf karena aku belum bisa mengatakan tentang Jimin-ssi padamu. Tapi suatu saat... suatu saat pasti aku akan jujur. Kuharap kau mau mengerti, ya. Aku sayaaaang sekali sama Jeonggukie..."

Jeongguk termenung beberapa saat. Ingin berbalik dan mencium kekasihnya habis-habisan, tapi Jeongguk masih merasa kesal. Maka ketika Taehyung seketika melepaskan tangannya perlahan dan berniat untuk menyusul Jeongguk tidur, sang Alpha justru menarik jemarinya kuat, melingkarkan lengan kurus Taehyung pada pinggangnya, lalu kembali terpejam dengan hembusan napas berat. Meninggalkan Taehyung yang saat itu hanya bisa melebarkan mata terkejut dan menelan ludah.

Love Cycle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang