"Oppa, aku minta maaf atas segala keegoisanku yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Aku sadar aku sudah mengambil keputusan yang salah. Dan kini ada satu hal yang ingin kutanyakan padamuー
ーapakah masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki semuanya? Memperbaiki hubungan kita, dan menjagamu lagi sebagaimana dulu kita pernah saling menjaga?"
.
.
.Dibantu oleh Lee Taemin yang membopong tubuhnya di sebelah kanan, Jimin melangkah setengah terseok menuju meja terdekat. Tadi rencana Jimin sebenarnya, sebelum berangkat kerja mau mampir sebentar ke bar milik Yoongi, sekalian mengembalikan rantang makanan yang tertinggal beberapa hari di apartemen. Tapi apa daya kakinya mendadak lemas seperti jelly saat tiba di depan meja kasir. Yoongi yang tengah sibuk memasukkan garnis segar ke dalam kulkas sampai panik dan refleks meneriakkan nama Taemin yang baru saja menginjakkan kaki ke dalam ruangan.
"Kau sih, sudah tahu sedang tidak enak badan malah mengajakku adu minum. Tahu begitu aku tidak akan menanggapi ajakanmu tadi malam. Begini kan jadinya," omel Taemin ketika mendudukkan dongsaeng kesayangannya pada kursi. "Galau boleh, tapi jangan menyiksa diri sendiri."
Ocehan tersebut hanya ditanggapi oleh Jimin dengan decakan pelan. Tidak bisa protes juga, karena apa yang dikatakan Taemin benar adanyaーia menyiksa diri sendiri.
Seusai pertemuannya dengan Kang Seulgi kemarin sore, Jimin memang tanpa pikir panjang mengajak seniornya tersebut untuk minum-minum, padahal badannya sedang tidak fit karena kelelahan dan banyak pikiran. Untungnya pagi ini Taemin berbaik hati mengantarnya ke kantor karena tidak tega melihat wajah pucat Jimin.
"Biarkan saja. Bodoh kok terus-terusan dipelihara. Move on katanya? Ck. Bulshit." Yoongi datang menghampiri dengan segelas air hangat di tangan. Ia menyodorkan gelas tersebut pada Jimin dengan raut wajah datar bak triplek melamin. Jimin seketika memegang dada, seakan-akan tersakiti oleh komentar cablak seniornya.
Apa istilahnya kalau sekarang? Sakit tapi tidak berdarah? Mungkin itu yang tengah ia rasakan.
Taemin langsung terkekeh melihat Jimin menciut. Bukannya membela, ia malah justru senang menikmati wajah kecut designer muda tersebut.
Kurang ajar, memang.
"Trims, Hyung," Jimin menerima gelas yang disodorkan Yoongi dan meneguknya cepat. "Maaf aku merepotkanmu, padahal kau sedang sibuk-sibuknya menyiapkan menu untuk hari ini."
"Kau tidak minta maaf sudah merepotkanku juga?" Berlagak menyandarkan tubuhnya pada partisi besi tempa, Taemin bergurau usil sembari menyilang kaki.
Jimin membalas dengan dengusan kesal hingga Taemin tertawa lagi. Yoongi yang melihat sampai menghela napas bosan karena celotehan kekanakan kedua rekannya.
"Masih nekat mau ke kantor dengan kondisi seperti ini?" Pria berkulit pucat tersebut berdiri tepat di hadapan Jimin, menghalau pandangan sengit Jimin terhadap Taemin, lalu meletakkan telapak tangannya pada kening pria itu.
"Kalau aku di sini terus malah aku yang akan menganggu kerjamu, Hyung. Ini kan sudah jam buka bar," sahut Jimin lirih. Pening masih menyerang kedua pelipis dan perutnya belum berhenti bergejolak oleh mual, sehingga tanpa sadar Jimin menyandarkan kepalanya pada perut rata Yoongi.
"Kurasa sebaiknya aku pulang saja dan beristirahat," gumam Jimin lagi di antara benang-benang fabrik milik Yoongi. Sempat-sempatnya ia mengendus aroma pria berstatus Beta tersebut, dan dalam hati Jimin sedikit kecewa.
Harum daun nilam dan anggur yang berbaur jadi satu memang begitu lembut di indera penciuman Jimin, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan aroma manis menggoda milik Kim Taehyung.
![](https://img.wattpad.com/cover/153183146-288-k214033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cycle ✔
FanficSudah dari awal, Kim Taehyung tahu di mana seharusnya hatinya berlabuh. Dan Park Jimin tahu dia adalah Beta yang tidak seharusnya jatuh cinta pada Omega. Hanya sajaー Min-V-Kook main pair #minv a bit slight pair #kookv #ABOuniverse #alpha #beta #ome...