Heartthrob

1.5K 249 158
                                    

Derap langkah Kim Taehyung terdengar malu-malu di sepanjang koridor apartemen. Selagi ia berjalan, kepalanya terus mendengungkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi, juga bibirnya terus mengatup dan membuka tanpa henti. Taehyung semakin ragu dengan bisikan hati kecilnya.

Apa keputusannya untuk menengok Park Jimin adalah hal yang tepat?

Tapi bagaimana kalau Jimin justru masih marah pada Taehyung karena ucapannya tempo dulu? Bagaimana kalau Jimin menolak untuk bertemu dengannya? Bagaimana kalauー

Taehyung memelankan langkah kaki dan meremas ujung sweater hitam-nya kuat-kuat. Hampir saja ia berbalik kembali menuju lift, kalau tidak ingat perkataan Namjoon padanya tadi sebelum mengantarnya ke apartemen Jimin.

"Bicara baik-baik dengan Park Jimin, Sayang. Ini sudah seminggu selepas kepulangannya dari rumah sakit, dan kau bahkan belum menjenguknya pasca operasi. Sekali ini saja, tunjukkan bahwa kau masih peduli padanya. Dengan memperlihatkan batang hidungmu, setidaknya kau sudah menghargai pengorbanan Jeon Jeongguk yang telah menyelamatkan sahabat kecilmu itu."

Taehyung meneguk ludah kasar. Ucapan Namjoon benar, tidak baik kalau ia terus-terusan berada dalam posisi denial. Semua sudah terjadi, dan Jeongguk sudah memberikan yang terbaik. Jadi sudah seharusnya Taehyung belajar untuk menerima keadaan dan menghargai satu-satunya jejak yang telah Jeongguk tinggalkan untuknya;

jantung yang kini menopang hidup Park Jimin.

Setengah gontai, lelaki manis itu akhirnya memutuskan untuk kembali melangkah ke arah kamar yang dituju. Tidak perlu waktu lama bagi Taehyung menunggu, karena begitu ia memencet bel, seseorang langsung segera membukakan pintu beberapa detik setelahnya, dengan helai kecokelatan lurus sepanjang punggung yang menyambut kedatangan sang Omega.

"S-Seulgi-noona?"

"Lho, Kim Taehyung?"

.
.
.

Mau berlagak tidak peduli, tapi rupanya hati Taehyung tidak bisa diajak kerja sama. Setelah masuk dan duduk di ruang tamu, Taehyung yang sedikit menunduk memperhatikan dari ekor mata, bagaimana gadis cantik berstatus Beta itu mendorong kursi roda Jimin untuk mendekat. Membuat Taehyung sampai tidak sadar menekuk bibir tebal kemerahan miliknya,

sedikit cemburu.

Mereka berdua terlihat begitu serasi. Lalu... kenapa bisa putus, ya?

Memikirkannya membuat Taehyung jadi risau sendiri, sebab Jimin memang tidak pernah membicarakan hubungannya dengan mantan kekasih. Saat kemudian pemuda manis itu memutuskan untuk mendongakkan kepala, wajah tanpa ekspresi Jimin yang menangkap matanya membuat Taehyung sedikit menyesal sudah nekat mendatangi pria itu.

Betul kan, Jimin pasti marah padaku, pikir Taehyung. Apa mungkin Jimin merasa kesal karena waktu berduanya dengan Seulgi terganggu olehnya?

"Ichーah, Jimin-ssi..."

"Lama tidak bertemu, Kim Taehyung," sapaan Jimin menyapa gendang telinga, suaranya sedikit lebih berat dari yang terakhir Taehyung dengar. Membuat detak jantung Taehyung berdetak tiga kali lipat lebih kencang dari biasanya.

Taehyung memberanikan hati menatap Jimin tepat ke manik mata, seperti yang juga tengah Jimin lakukan saat ini. Seketika itu pula rongga dadanya berdesir, matanya bergerak gelisah dan otaknya seakan ngadat.

"J-Jimin-ssi, aku..."

"Seulgi-ah," potong Jimin tiba-tiba, yang langsung disambut dengan pandangan heran Kang Seulgi dan raut gugup Taehyung,

Love Cycle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang