Pina Colada

2.3K 338 138
                                    

Park Jimin tampak serius mengamati semburan air yang keluar dari sebuah handcrafted fountain saat Yugyeom menjelaskan sesuatu padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Jimin tampak serius mengamati semburan air yang keluar dari sebuah handcrafted fountain saat Yugyeom menjelaskan sesuatu padanya. Tata lansekap yang juga terlihat rapi dan teratur membuat Jimin terpukau, sampai tidak sadar langkah kaki Yugyeom sudah mengantar mereka sampai pada teras utama. Masih dengan kepala yang berpaling ke kanan, Jimin bisa melihat dua orang pria paruh baya membereskan beberapa material bekas disudut teras, membungkuk pada mereka sekilas, lalu membawanya menuju halaman.

"Apa rumah ini belum ditinggali?" tanya Jimin tiba-tiba.

"Eh?" Langkah tegap Yugyeom terhenti. Ia memandang Jimin bingung dan menelengkan kepala. Jangan-jangan kalimat panjang-lebarnya tadi tidak didengarkan?

"Bau cat-nya masih baru," Jimin mengendus,"ーdan beberapa material bekas juga masih ada, walaupun sudah mulai dibersihkan. Tidak mungkin atasanmu mau tinggal dalam kondisi rumah yang belum sepenuhnya jadi seperti ini kan?"

Sepertinya memang tidak, Yugyeom menghela napas, mencoba sabar walaupun wajahnya sedikit masam.

"Iya, sementara ini mereka masih tinggal di apartemen masing-masing. Rumah ini baru rencana akan ditempati kalau Tuan Jeon dan Tuan Kim menikah nanti," jawab Yugyeom.

Tidak tinggal bersama? Jimin manggut-manggut. Beruntung sekali pasangan dari Tuan Jeon ini, pikirnya. Awalnya Jimin mengira klien-nya tersebut adalah tipe supervisor muda yang menempati apartemen mewah bergaya minimalis, seperti layaknya orang seumurannya jaman sekarang. Namun siapa sangka kalau ternyata pria tersebut mempunyai selera dan ketertarikan pada style klasik bergaya Romawi?

Mata Jimin mengitari seputaran halaman dan seketika ia seperti menghirup satu aroma manis yang tidak asing menyeruak masuk dalam hidung.

Ini jelas bukan aroma Yugyeom yang notabene Beta, sama sepertinya, tapi ini aromaー

"Yugyeom-ssi?"

"Ah, Tuan Kim?"

Seketika Jimin merasa waktu berhenti begitu saja saat menemukan sosok indah yang kini berdiri di depan pintu utama. Begitu sempurna dengan rambut hitamnya yang menutupi tengkuk, bibir tebal kemerahan yang begitu mengundang, dan mata hitam arang yang memandang lurus padanya.

Jimin pun terpana.

.
.
.

Jimin sudah tidak asing dengan eksistensi Omega dalam kesehariannya, bahkan beberapa dari rekan kerjanya sendiri juga ada yang berstatus Omega. Jadi dia tahu, aroma manis mereka tidak akan mempengaruhi Beta sepertinya. Lain halnya dengan Alpha yang begitu sensitif dengan feromon yang dikeluarkan oleh Omega.

Tapi yang ini berbeda. Baru sekali ini Jimin menemui Omega dengan feromon yang sangat kuat, aromanya begitu memabukkan, bahkan beberapa kali Jimin berusaha menahan napasnya, takut tergoda.

Love Cycle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang