Hallucination.

38 16 6
                                    

My Pov

Aku terbangun, begitu aku membuka mata, suasananya gelap, ditemani pancaran cahaya bulan, aku menyadari bahwa aku sedang berada didalam gubuk dua pria itu.

Kepalaku sakit, terlebih lagi pergelangan kakiku, Pakaianku-...apa mereka-?! Ah....aku terlalu lelah untuk ber-reaksi terhadap apapun

"Jimin! Segera-..."
Suara teriakan itu, terngiang dikepalaku.
dia lelah dan cemas, suaranya hampir hilang karena berteriak dengan pitch yang berbeda dari dirinya yang biasanya.

"Tae...hyung..."
Secara tak kusadari aku menggumamkan namanya, dan seseorang dari lantai menggeliat.

"Hye Na. Kau sudah sadar?"
Suaranya berbeda dengan Taehyung, suara pria ini memiliki pitch yang lebih tinggi.
Aku berbalik, melihat kearahnya lalu mengangguk pelan.

Tunggu, Dia memanggil nama depanku?

"Kau tak apa?"
Aku mengangguk pelan. Melirik ke arah taehyung.

Jimin menoleh untuk beberapa detik.
"Dia terlelap, dia mencarimu selama berjam-jam, keadaanmu tadi... mengenaskan, kau hampir memasuki fase Koma."

"M-maaf-..."
Suaraku serak, suaraku hampir tidak mau keluar.

"Kau haus? Aku ambilkan air."
Ketika itu, jimin berdiri dan saat dia hendak melangkahkan kaki, aku menarik tangannya.

"Kenapa?"
Aku menggelengkan kepalaku, melihat ke arah Taehyung yang terlelap disampingnya

"K-alau...kau bergerak...dia bisa terbangun...a-ku tidak a-pa..."
Suara berbisik terputus-putus, aku memberinya senyum kecil dengan bibir pucatku.

"Baiklah...tapi apa kau benar-benar tidak apa?"
Dia kembali duduk dan menyelimuti dirinya. Aku mengangguk pelan lalu menutup mataku untuk sejenak.

"Hye Na? Boleh aku bertanya?"
Aku membuka mataku dan menatap nya, aku mengangguk.

"Ntahlah ini cuma kebetulan, atau apa...tapi apa kau...Saudara Lee Hye Jin Noona?"
Aku terkejut dengan pertanyaannya. Kenapa dia bisa tau nama kak Jin?

"Kau...mengenal-nya?"
Ucapku terputus-putus, dengan rasa terkejut dan penasaran, aku berusaha untuk membuat diriku berada dalam posisi duduk, perlahan.

"A-ah...sebenarnya...sangat. begitu juga denganmu, aku Park Jimin. Kau ingat?"

"P-park-...?"
Dia mengangguk, dia menaiki kasur yang terbuat dari kayu, mempermudah pembicaraan kami.

"Maaf, tapi aku akan duduk disini, tidak apa kan?"
Aku mengangguk. Dan ketika aku membuka mulut dia mengehentikanku.

"Aku tak tahan, aku ambil air, suaramu benar-benar akan hilang jika kau memaksanya seperti itu."

Aku menahan lengannya, dia tersenyum.
"Aku akan pelan-pelan, tenanglah..."

Dan dia pun pergi mengambil segelas air.

"Ini."
Aku menerima nya dan meminum air tersebut, airnya hangat dan manis?

"Jimin..? Kau memasukkan gula kedalam air ini?"
Dia menatapku bingung.

"Gula?"
"Airnya...sangat manis...."
Dia mengambil gelas itu dari tanganku, dan mencicipinya.

"Tidak, ini hambar, air biasa."
"Ah-....kurasa lidahku yang salah...haha."

"Hye Na, Apa yang kau lakukan di hutan? Tae mencarimu seolah dunianya runtuh. Dan saat dia menemukanmu dengan keadaan yang mengenaskan....dia hampir pingsan kau tau?"

Aku bersandar di tembok, suara wanita itu, aksinya, segalanya...menghantuiku kembali.
Trauma masa kecil ku.

"Dia meneriakiku karena tak berjalan dengan cep-"

"S-Suara..."
Aku menelan ludah, tubuhku panas-dingin, detak jantungku berdebar dengan sangat cepat, nafasku tidak beraturan, aku juga berkeringat dingin.

"Suara? H-hye Na? Kau kenapa?"

Sakit kepalaku semakin parah, seolah seseorang menghantam seluruh kepalaku dengan palu.

Rasa sakit itu menyerangku dan menusuk kepalaku dengan sangat kuat, aku tidak bisa menahannya.
"Aakhhh-!!!! S-sakit...! Kepa-laku! Aaaakkkkhhh!!! Tidaaakkkk!!!!"
Secara tidak kusadari aku menghantam kepalaku ke tembok, suaranya sangat keras.

"Ast- H-Hye Na kau Kenapa!?!"
Jimin segera terlompat, dia menarik tanganku dan menjauhkanku dari tembok.

"JANGAN!!!!"
Aku mendorongnya jatuh, seluruh pikiranku...kacau, aku bahkan tidak tau apa yang nyata dan tidak.

Aku mulai membayangkan ibuku kembali, memukuliku, Berulang-ulang.

"A-apa yang terjadi-!? Jimin!! Lee-ssi!! Hentikan!"
Aku tak bisa mengendalikan seluruh indraku, pandanganku kabur.... Dan beberapa saat setelah itu....

Darah.
Mendadak saja darah mengalir dan menetes ke tanganku, aku menatap ke arah bawah,

Terdiam membatu. Dan seseorang mendekapku, meletakkan kepalaku didadanya, membiarkanku mendengar suara detak jantungnya....jantungnya berdegup dengan cepat, namun juga menenangkan.

"Hye Na ibumu tidak disini...tenanglah." dan Suara Husky nya, terdengar kembali...

"T-tae-? tidak mungkin-....ibuku baru saja memukulku Tae... sakit..."

"Tidak..aku disini melindungi mu, ibumu takkan memukulmu, dia sudah pergi, tenanglah, tidur dengan nyenyak..."
dan saat itu juga kesadaranku hilang, kedalam pelukannya lagi.

---

▫️ Hallucination. - End🔸

Rain Heart ||  K.T.H FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang