Drawing.

25 13 9
                                    

My Pov

"Ah, ahjussi...bisa aku meminjam pena hitam dan merah, serta secarik kertas."

"Oh, tentu. Sebentar."

"Apa yang akan kau lakukan dengan benda itu?"
Jimin bertanya padaku dari seberang meja.

Aku menoleh, menatap kearah mata Jimin dengan datar.
"Menggambar ingatanku."

"Hmm? Kau menggambar?"
Taehyung menopang dagu dimeja menatapku dengan wajah datar.

Aku mengangguk pelan,
"Meski eomma membencinya."
Aku bergumam pelan. Kemudian Jimin menatap kearahku lalu menghela nafas pelan.

Beberapa menit kemudian, Penjaga kedai datang dengan membawa secarik kertas dan dua pena.
"Terima kasih, ahjussi."

Aku mulai mencoretkan segala macam bentuk yang tergambar dalam pikiranku. Dimulai dari sosok menyeramkan yang berdiri di hadapanku.

"A-aish! Apa itu? Itu mengerikan....tunggu- itu mata?! O-oh...kurasa aku mual sekarang..."
Sepanjang aku menggambar Jimin terus mengomentari segala bagian dari gambarku.

"Apa itu...kenapa-?"
Taehyung menatap kearah gambarku dengan sangat fokus, meskipun abstrak, dia tau benar bahwa itu adalah manusia.

"Dialah ingatanku."
Segera setelah itu aku menggambarkan sosok hitam dengan mata dan gigi lebar.

"Tunggu...dia-!!"
Mendadak saja seseorang dari balik punggungku berteriak, memberiku syok dan konsentrasiku pun buyar.

"Aku pernah meli- bukan, bertemu dengannya!" Teriak penjaga kedai tersebut.

"Maksudmu?" Sontak kami bertiga bertanyq.

"Saat itu hujan deras, jadi aku tak bisa mengingat wajahnya dengan jelas...namun aku ingat senyumannya itu."

"Dimana itu?"

"Kurasa....didekat danau daerah pemancingan di dekat perbukitan air panas. Tidak terlalu terlihat karena ada banyak semak disekitarnya."
Sahutnya bingung, berusaha mengingat kembali.

"Huh? Kami baru saja kembali dari tempat itu, tapi kami tidak melihat adanya danau atau pera-...." jawab Jimin pada pria paruh baya itu.

"Ada. Ada...beberapa meter dariku, dibalik semak, saat itu ada aliran air kecil, airnya deras."
Sela-ku sebelum jimin sempat menyelesaikan kata-katanya.

Aku menggenggam pena tersebut dengan kuat ketika mengingat aliran air di hutan itu.

"Apa yang dia lakukan disana, ahjussi?"
Taehyung melanjutkan bertanya kepada pria paruh baya tersebut.

"Dia membasuh wajahnya, posturnya terlihat aneh...dan kurasa dia sedang mabuk. Dia melempar sebuah bungkusan permen kedalam air itu."
Pria itu menjawab sembari mengisyaratkan tangannya.

Permen? Kenapa dia membuang bungkusan permen kedalam danau?

"Ahjussi, apa kau yakin kau melihat seseorang yang sama dengan penampakan di gambar gadis ini?"

Pria ini mengangguk dengan percaya diri.
"Iya, aku yakin. Cukup lama, mungkin sudah....4? Atau 5 tahun? Tapi ekspresinya...tidak bisa terlupakan."

"4 atau 5 tahun? Apa kau pernah melihat makhluk horror ini? Tubuhnya berantakan dan.... Penuh darah...."

Pria ini menarik kertas itu dari tangan Taehyung, merapikan kacamatanya dan dia memperhatikan dengan teliti.

"Penampakan seperti ini, ah, terlalu parah, aku tak pernah melihatnya. Tidakkah itu hanya imajinasimu?"
Dia mengembalikan kertas itu kepada Taehyung.

Rain Heart ||  K.T.H FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang