Amnesia.

17 7 4
                                    

Jimin Pov

Taehyung bercerita padaku mengenai percakapannya dengan Wanita itu...Kang Ji e.
Aku ingin segera membawanya keluar dari tempat ini..

"Maaf, nona Lee dapat keluar setelah keadaannya lebih stabil, tuan."

"Besok- kumohon setidaknya pindahkan dia keruangan lain."
Resepsionis tersebut menghela nafas pelan.

"Baiklah, tuan."
Ujar resepsionis tersebut.

"Ya, Jimin? Sudah? bagaimana?"
Taehyung datang dengan beberapa plastik Roti O, tersenyum girang dengan senyuman box nya, bau roti itu menyebar keseluruh bangunan....

"Maaf, tapi dilarang untuk membawa makanan atau minuman yang mengganggu ketenangan rumah sakit..."

Resepsionis itu segera saja meminta security mencegat Taehyung

"Ketenangan?"
Taehyung memasang wajah Blank nya lalu berteriak

"OH!!" dan tersenyum lagi.

"Maksudmu mengganggu ketenangan perut bukan? HAHAHA, tenang, ini perintah dari tuan Park untuk membagi roti kopi ini keseluruh staff dan pasien yang bisa mengonsumsinya."

Taehyung mengedipkan matanya sambil menyodorkan satu roti pada resepsionis itu lalu berbalik dan mulai mendatangi setiap orang yang berjalan dilorong bangunan ini.

"A-anu...Maafkan kelancangan saya dan terimakasih"
Resepsionis menerima roti dengan segan dan membungkuk pelan.

"Sungguh terlalu...."
Gumamku lalu menggaruk kepalaku.
Setelah itu aku berjalan mencari Taehyung.

"Taehyung-?"
Aku menatapnya di depan ruangan pasien, tersenyum manis kearah seorang anak kecil dihadapannya.

"Jimin-ah, kemari!"
Dia memanggilku dengan girang, aku berjalan kearahnya dan anak itu menatap kearahku dengan mata besarnya, Lucu.

"Dik, ini tuan Park, yang memberimu Roti, ayo, ucap terimakasih."
Taehyung berpura-pura berbisik pada anak itu ditelinganya. Anak itu segera berdiri dan mendatangiku, dia tersenyum lebar.

"Park-Hyung, Annyeonghaseyo! Aku ingin berterimakasih! Noona akan suka roti nya. hehe."

Senyumannya sangat manis, tak kusadari aku tersenyum dan menepuk kepalanya pelan.
"sama-sama... nikmatilah."

"Jadi...Noona mu sakit?"
Anak ini menggelengkan kepalanya.

"Noona tidak sakit, noona merawat orang banyak, hihi"
Anak itu tersenyum dengan gigi depan yang ompong.

"wah...benarkah? siapa namanya?"
Tanyaku dengan senyum kecil.

"Uhm...namanya..."
Dia melirik kearah langit-langit, kebingungan.

"kau lupa ya? tidak apa kok, tenang saja..."
Taehyung mengelus kepalanya pelan.

"Sekarang Hyung pergi ya, Hyung harus membagi ini kepada yang lain. Bye bye~"
Aku mengambil beberapa kantung plastik dan berjalan diikuti Taehyung.

"Kembalilah dan bermain denganku nanti, Hyung!"
Dia menarik bajuku dengan tangan kecilnya, menghentikan langkahku.

"Tentu."
Kami tersenyum dan dia melepas genggamannya lalu melambai.

"Ya. Jimin"
Sahut Taehyung padaku.

"Hm?"

"Apa kau...tidak merasa aneh tentang anak itu?"

"Tidak....? kenapa?"

Taehyung memutar matanya lalu menghela nafas pelan sembari memberi sebungkus roti pada orang dihadapannya.
"Dia tidak bisa mengingat kakaknya, itu...cukup janggal bagiku."

"Ah...setelah ku bilang aku baru merasa aneh. Apa dia emang pelupa? Biar saja dulu dan Sejak kapan kau jadi Kepo?"
Aku menatapnya bingung, dan dia menatapku kembali seiring kami berjalan.

"haha, Karena dia anak kecil...yang cukup aneh."
Kekehnya pelan.

"Akh-!"
Taehyung menabrak seorang perawat dan keduanya terjatuh kearah yang berlawanan.

"Wow...seberapa kuat tabrakannya sampai menjatuhkan kalian?"
Aku segera mengulurkan tangan pada perawat itu dan membantunya.

"Kau tidak membantu temanmu? Yaa!!"
Taehyung meneriakiku.

"Ladies first. lagian kau itu pria, bantu dirimu."
Ujarku menarik perawat itu sambil menyeringai.

"Terserah."
Gerutunya berdiri dan menepuk-nepuk celananya.

"M-maaf, dan terimakasih. tadi aku terburu-buru karena adikku kutinggal di kursi pengunjung."
Perawat itu membungkuk kearah kami.

"Maksudmu anak laki-laki itu?"
Dia terkejut dan matanya membesar.

"Kalian bertemu dengannya?"
Kami mengangguk dan perawat ini mendadak saja melirik-lirik kami dari atas kebawah.

"Ya! Apa yang kau lihat?"

"A-ah...Maaf, tapi aku hanya memeriksa apa anak itu melakukan hal buruk pada kalian."
perawat ini tersenyum canggung.

"Jadi...apa yang kalian lakukan dengannya?"
Tanya perawat itu sambil tersenyum kecil.

"Dia anak yang manis, berterimakasih atas roti yang kami beri, lalu bercerita tentang beberapa hal, tapi dia juga tak bisa mengingat nama kakaknya."
Mendengar ucapanku, Perawat itu segera menunduk.

"Iyah, dia memiliki anterogade amnesia, ingatannya jangka pendek."

"Dia terlahir bejgut?"
Perawat ini menggeleng.

"Dia disini sejak 5 tahun lalu. Trauma dari kejadian masa lalu nya"
Ujar perawat itu.

"Bagaimana dengan orang tua...?"
Perawat ini terdiam, lalu melirik kearah yang berbeda.

"Mereka meninggal..."
Sejenak kami terdiam.

"Maaf."
Ucap Taehyung dan membungkuk.

"Adikmu, apa dia...tidak apa?"
Taehyung bertanya dengan nada cemas.

"kuharap begitu... maaf, aku harus mengunjunginya.
Senyum kecut perawat itu berjalan pergi melewati kamk.

5 tahun?...
Aku menatap kearah Taehyung sembari berpikir.

"Kenapa?"
Dia menatapku kembali sambil tersenyum kecil.

"Ah. tidak."

Besoknya.

Ahh ... aku tak bisa tidur semalaman, Taehyung terlelap dipundakku, dia kelelahan karena memikirkan Hye Na.

Beberapa saat, seorang Perawat datang dengan sebuah papan

"Tuan Park, Nona Lee akan dipindahkan keruangan VIP besok pagi."
Aku terlompat dari kursi pengunjung, diikuti dengan Taehyung yang tersentak dari tidurnya.

"Terimakasih!"
Perawat itu mengangguk.

Ketika aku berjalan memasuki ruangannya, mendadak figur wanita familiar telah duduk dihadapan Hye Na.

"HEY KAU-!!"

▫️Amnesia. -End.🔸

Rain Heart ||  K.T.H FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang