PART 5

32.8K 2.6K 55
                                    

hello all, i am back, pada weekend-an ya...

happy reading.

PART 5

Dengan pikiran melayang-layang, Laura meninggalkan rumah mewah Jared.

Apa yang ingin Jared bicarakan nanti? Apakah tentang lamarannya? Mengapa pria itu masih tidak mengerti kalau Laura menolak pinangannya? Apakah Jared pikir Laura akan bertekuk lutut oleh wajah tampan dan hartanya yang berlimpah?

Laura meremas jari-jemarinya. Jared jelas salah besar. Laura tidak akan takluk pada kedua hal itu. Mungkin seharusnya ia memberi tahu Jared kalau ia memiliki kekasih. Ya, pasti informasi tersebut dapat membuat pria itu menghentikan desakannya agar Laura menikah dengannya.

Laura sedikit merasa lega dengan ide tersebut. Senyumnya pun mengembang saat teringat sang kekasih hati.

Berhubung pagi ini ia bebas kerja, Laura ingin mengunjungi Victor. Sudah sangat lama mereka tidak sarapan bersama.

Laura menyuruh Turio, sopir paruh baya yang biasa mengantarjemputnya, mengantarnya ke restoran Victor. Saat tiba di sana, suasana cenderung sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati sarapan.

Laura bertanya pada salah satu staf restoran tentang keberadaan pria itu, yang mengatakan Victor sedang berada di ruangan kecil yang menjadi kantor restorannya.

Laura yang hendak memberi kejutan, membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu.

Dan seketika matanya melebar dengan bibir ternganga, napasnya menyesak.

Pemandangan yang ada di hadapannya sangatlah mengerikan.

Tubuh Victor berpacu di atas tubuh seorang wanita yang sedang membungkuk di meja kerja lelaki itu. Desahan nikmat bersahut-sahutan.

Tas Laura terjatuh begitu saja ke lantai, menimbulkan bunyi gedebuk di antara deru napas memburu di ruangan itu.

Keduanya menoleh dan wajah merah Victor yang membara oleh hasrat seketika pias.

"Laura!" Victor menarik diri dari wanita itu dengan panik.

Laura menggeleng tak percaya dengan napas tersekat.

Victor tampak buru-buru meraih celana panjang yang tergeletak di lantai, sementara wanita jalang itu, yang rupanya pramusaji restoran Victor, menurunkan roknya dengan santai.

Laura, dengan hati yang hancur berkeping-keping, segera memungut tasnya, lalu berlari keluar dengan rongga mata terbakar oleh air mata.

"Laura!"

Laura terus berlari tanpa memedulikan panggilan Victor. Kemudian ia masuk ke dalam taksi yang kebetulan sedang mengantar penumpang ke restoran.

Di dalam taksi yang melaju membelah jalanan pagi New York yang ramai, Laura menangis sesenggukan.

Ia sama sekali tidak menyangka Victor akan menduakannya. Laura pikir hubungan mereka sangat serius. Sudah hampir setahun mereka menjalin hubungan. Victor sangat perhatian, tampak begitu mencintainya. Tapi siapa sangka, diam-diam di belakangnya Victor bermain gila dengan wanita lain.

Mungkin karena aku tidak mau tidur dengannya, desah Laura pahit dalam hati.

Selama ini Laura memang tidak pernah mau bercinta dengan Victor. Laura tidak mendukung seks bebas. Ia tidak mau ada lebih banyak lagi anak tak berdosa telantar di panti asuhan—seperti dirinya.

***

bersambung...

oh, cowok rese si victor. Hiks.
jangan lupa vote dan komen ya.. . makasi all.

Love,

Evathink

Evathink

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Boss's Proposal - REPOSTWhere stories live. Discover now