PART 19
Saat Jared tiba di rumah malam harinya, ia disambut oleh Auvie dan Laura di muka pintu. Auvie tampak sangat senang dan berlari ke arahnya.
Jared membungkuk, menyambut buah hatinya ke dalam pelukan dan menggendongnya.
"Daddy! Aku rindu sekali sama Daddy. Mommy juga rindu. Ya, kan, Mommy?" Auvie memandang ke arah Laura.
Wajah Laura merona dan Jared diam-diam merasa senang akan hal itu. Mereka tidak pernah mengumbar kata-kata mesra dan Jared bertanya-tanya bagaimana perasaan Laura padanya.
"Daddy juga merindukan Auvie dan Mommy," balas Jared sambil mengecup pipi putrinya. "Omong-omong, dari mana kau tahu Mommy merindukan Daddy?" pancing Jared sambil melirik Laura.
Wajah Laura seketika merah padam. Belum sempat Auvie menjawab, Laura segera menyela, "Ayo, Auvie, sudah larut, sekarang waktunya tidur, Sayang." Laura mengulurkan tangan hendak mengambil Auvie dari gendongan Jared.
Auvie menggeleng dan merengut. "Tapi aku masih rindu sama Daddy, Mommy."
"Ini sudah larut, Sayang. Tadi kau sudah berjanji akan segera tidur begitu Daddy pulang."
Auvie semakin cemberut.
"Ayo, Daddy temani Auvie tidur. Mau?" bujuk Jared lembut.
Auvie mengangguk dengan antusias.
Jared membawa Auvie yang berada dalam gendongannya ke kamar anak, diikuti Laura di belakangnya.
Tiga puluh menit kemudian Auvie sudah terlelap dan Laura menyelimutinya. Setelah itu keduanya kembali ke kamar mereka.
"Aku mandi dulu," kata Jared begitu berada di kamar mereka.
Laura mengangguk. "Apakah kau ingin sesuatu, Jared? Apakah kau lapar?"
"Yeah, aku sedikit lapar. Segelas kopi dan sepotong sandwich sepertinya menyenangkan."
"Baiklah, akan kusiapkan."
Jared masuk ke dalam kamar mandi sementara Laura ke dapur.
Lima belas menit kemudian Jared keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Tubuh kekarnya berbalut jubah mandi sementara wajahnya bersih dari janggut dan cambang, ia telah bercukur.
Laura duduk di sofa yang ada di kamar. Kopi dan sandwich yang diminta Jared tampak terhidang di atas meja di depannya. Televisi menyala dengan suara pelan. Tapi, meski mata Laura memandang layar televisi, Jared yakin pikiran istrinya itu tidak mengarah ke sana. Laura sedang melamun.
Jared berdeham pelan dan Laura tersentak, berbalik memandangnya dan tersenyum tipis.
"Apakah semua baik-baik saja?" tanya Jared sambil melangkah ke arah Laura.
Laura mengangguk.
"Ada sesuatu yang kaupikirkan, Laura?" tanya Jared saat ia duduk di sisi Laura.
Laura kembali menggeleng. "Tidak ada, Jared. Omong-omong, kopi dan sandwich-nya sudah siap."
Jared mengangguk, meraih gelas kopi dan menyesapnya pelan. Setelah itu ia meraih sandwich dan mulai memakannya.
Untuk beberapa saat keheningan membentang di antara mereka. Jared makan sambil memperhatikan Laura. Istrinya itu tampak kembali melamun. Saat sandwich-nya habis, Jared meraih tisu di atas meja dan mengelap mulutnya. Setelah itu dengan lembut ia meraih Laura ke dalam pelukan. Bibirnya dengan cepat menyambar bibir Laura, melumat dengan panas.
Empat hari mereka berpisah. Dan selama itu Jared merasa tersiksa. Setiap malam ia pergi tidur dengan membawa khayalan memeluk Laura.
Laura mengerang kecil saat lidah Jared menjelajah ke dalam mulutnya. Menggoda, menggelitik dan membelai.
Sementara itu, tangan Jared mulai mengusap lengan Laura, lalu berpindah pada lekukan penuh payudara istrinya. Ia meremas lembut.
"Jared...."
Mendengar erangan Laura, gairah Jared kian menggelegak. Dengan cepat dan tak sabar ia menarik lepas gaun tidur Laura dan melemparnya begitu saja ke lantai.
Dan percintaan keduanya pun berlangsung dengan panas, liar dan bergelimang kenikmatan dan kepuasan.
***
bersambung...
jangan lupa vote dan komen ya guys
love you all
thanks
love,
evathink
YOU ARE READING
The Boss's Proposal - REPOST
Romance[Follow Evathink untuk membaca] The Boss's Proposal CR 21+ Editor : Muhajjah Saratini (editor profesional, telah menyunting banyak naskah mayor) "Pinjamkan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, akan kuberikan apa pun yang kau mau, asal bukan cinta."...