PART 16

26.2K 1.5K 13
                                    

happy reading

PART 16

Rambut cokelat keemasan wanita cantik yang memakai jubah mandi itu tergerai membingkai punggung. Tidak ada rona merah mewarnai tulang pipinya yang indah. Sorot matanya tidak secemerlang biasa. Bahkan ada lingkaran gelap samar di bawah matanya.

Laura yang sedang duduk di depan meja rias memandang wajah itu dengan tak bersemangat. Ya, sosok itu adalah dirinya.

Laura menyunggingkan senyum muram.

Saat ini pernikahannya dan Jared telah berumur enam bulan. Hubungan mereka bisa dikatakan sangat baik. Laura bahagia kini memiliki keluarga—sesuatu yang tidak ia miliki beberapa tahun belakangan. Auvie anak yang manis dan Jared suami yang baik dan perhatian.

Laura senang dengan kenyataan sikap dingin Jared yang selama ini ia lihat tidak menular pada hubungan ranjang mereka. Untuk urusan itu, Jared justru sangat panas menggelora.

Namun saat ini Laura frustrasi. Ia masih juga belum hamil.

Seperti halnya Jared, sebenarnya Laura juga sangat menginginkan anak dalam pernikahan mereka. Seumur hidupnya, ia tidak memiliki seorang pun yang memiliki hubungan darah dengan dirinya. Memikirkan akan memiliki bayi sendiri membuat Laura sangat gembira.

Laura memandang pantulan dirinya di cermin dengan perasaan nelangsa. Ia sudah mengunjungi dokter kandungan beberapa waktu lalu. Hasil pemeriksaan menyatakan ia baik-baik saja. Ia sangat sehat. Kelelahan menjadi faktor utama ia belum juga hamil hingga saat ini. Dokter menyarankannya banyak istirahat.

Ponsel Laura berdering memecah keheningan pagi. Ia beranjak dari meja rias, berjalan menuju ranjang.

Laura meraih ponsel yang ada di atas nakas lalu duduk di bibir ranjang dan menerima panggilan video dari sang suami.

"Selamat pagi, Laura," sapa Jared begitu Laura menerima panggilannya.

"Selamat pagi, Jared." Laura tersenyum samar ke layar ponsel. Jared tampak tampan dalam balutan jas karya desainer. Suaminya itu terlihat sudah siap untuk bekerja, sementara Laura masih melamun di kamar dalam balutan jubah mandi.

Sudah tiga hari Jared meninggalkan New York. Saat ini suaminya itu berada di London. Dua bulan terakhir ini Jared sering ke sana. Sejak mereka menikah, Jared mulai mengembangkan bisnis perhotelannya ke luar negeri. Mungkin, sebelumnya Jared tidak bisa melakukannya karena tidak mau meninggalkan Auvie sendirian bersama pengasuh.

"Di sini sudah siang," kata Jared datar.

"Oh...." Laura merona. Ia baru teringat kalau waktu New York dan London berbeda.

"Bagaimana kabarmu pagi ini, Laura?"

Laura memaksa senyum ceria. "Aku baik, Jared. Kau bagaimana?"

"Aku baik. Auvie sudah bangun?"

"Sudah. Baru bangun. Dia lagi minum susu di kamarnya, ditemani Mrs. Tod. Apakah kau ingin bicara dengan Auvie?"

Jared melirik ke arah lain, Laura menebak suaminya itu melirik arloji.

"Sepertinya nanti saja. Aku ada rapat sebentar lagi."

"Baiklah. Selamat bekerja, Jared."

Jared mengangguk. "Aku pulang besok."

Dada Laura berdegup kencang mendengar itu. Rasa rindu, yang tidak ia mengerti—yang diam-diam ia tahan beberapa hari ini—seketika menggeliat ingin melepaskan diri. Laura sudah tak sabar membayangkan percintaan panasnya dengan Jared.

"Aku senang."

Jared mengangguk. "Oke, Laura. Nanti aku hubungi lagi."

Lalu panggilan terputus.

Laura memandang ponselnya dengan senyum muram samar.

Tidak ada kata manis. Tidak ada kata mesra. Dingin, datar, terkendali. Ya, seperti itulah Jared. Tapi Laura bersyukur, setidaknya di kamar tidur mereka Jared sangat ekspresif dan responsif.

Kemudian Laura berdiri, melangkah menuju lemari pakaian dan meraih sehelai gaun selutut berwarna biru gelap. Setelah mengenakannya dan menyisir rambut, ia beranjak ke kamar Auvie.

Gadis kecil itu tampak sudah rapi. Mrs. Tod sudah selesai memandikannya.

"Mommy," panggil Auvie ceria.

Laura tersenyum dan membungkuk mencium pipi Auvie. "Kau wangi sekali, Sayang."

Auvie tersenyum lebar. "Mommy juga wangi."

"Ayo, sekarang kita sarapan. Auvie sudah lapar?"

Auvie mengangguk dengan mata berbinar.

Laura menggendong Auvie, membawanya keluar dari kamar. Siap untuk memulai hari indah lagi bersama si gadis kecil yang manis dan ceria, yang selalu menghangatkan hatinya.

***

bersambung...

jangan lupa tinggalkan jejak ya guys, vote(bintang) dan komen yang cetar. thank you.

Love,

Evathink

(IG : Evathink)

The Boss's Proposal - REPOSTWhere stories live. Discover now