24. Garisan Takdir

3.5K 235 12
                                    

"Bahkan, orang paling kuat sejagat raya sekalipun, bisa mencapai titik paling rapuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahkan, orang paling kuat sejagat raya sekalipun, bisa mencapai titik paling rapuh. Apalagi gue."

-Dilon-

🍂🍂🍂


22 : 00

Malam itu, sebuah pesawat yang membawa banyak penumpang mendarat dengan selamat dan menurunkan penumpangnya dalam keadaan sehat pula. Salah satu di antaranya ada seorang cowok mengenakan hoodie putih serta celana ripped jeans dengan ransel yang ia sandingkan di bahu kanannya.

Ia berjalan santai sambil menikmati dinginnya malam hingga memutuskan untuk duduk sebentar di bandara. Merasa haus, dia pun meminum air mineral di genggamannya seraya melepas earphone di kedua telinga. Sebuah senyum manis terukir di bibirnya. Hal yang tak pernah terpikir olehnya akhirnya bisa ia wujudkan seorang diri.

Bertemu papa kandungnya, meski dalam wujud yang berbeda. Itu cukup membuatnya bahagia hingga ia kembali.

Ya, seorang Dilon Theo Glesson telah kembali.

Dilon mengambil ponselnya yang sengaja ia matikan. Itu juga salah satu caranya untuk menghindari orang-orang terdekatnya apalagi mamanya. Dia tau pasti mereka mencarinya ke mana-mana. Ia berencana ingin memberikan kejutan pada sang mama atas kepulangannya, dan saat itulah dia akan bercerita bahwa dia pergi ke mana dan bertemu siapa. Namun urung, ketika ada ratusan bahkan ribuan notif yang menyerbu ponselnya hingga setiap detik selalu bergetar.

Baru menatap wallpapernya saja, Dilon lagi-lagi tersenyum karena terpampang nyata wajah dan senyuman si cewek begigi kelinci. Seulas senyum hangat terukir di bibirnya ketika mengetahui notif dari orang tuanya lah yang paling banyak.

Betapa bodohnya Dilon, menyangka semua orang tidak ada yang peduli padanya. Dia jadi merasa bersalah karena telah meninggalkan sang mama bahkan tanpa pamit.

"Maafin Dilon, Mah...." Dilon tertunduk, masih berusaha menghirup udara segar lagi bebas.

Drrttt... Drrrtt...

Dilon terlonjak kaget kala mendapati ponselnya bergetar dan membunyikan nada panggilan masuk. Sebuah nama terpampang nyata di layar ponselnya yang membuat keningnya berkerut bingung.

"Ngapain nelpon gue ?" Dilon bermonolog.

Orang tersebut adalah, Ethan.

Dilon memilih untuk mengangkatnya, entahlah, firasatnya merasakan hal yang tidak enak sekarang.

"Apaan ?" sahut Dilon dengan sewot tanpa disertai salam.

"Tolol!" sebuah umpatan berhasil lolos dari mulut seseorang di seberang sana. Benar, yang menelepon Dilon adalah Ethan.

"Lo nelpon malem-malem gini cuma buat ngata-ngatain gue ?"

"Bodoh!"

Dilon menghembuskan napas kasar. "Gak ada yang penting ?"

HARADILON  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang