Melbourne, Australia. 2019.
Di kediaman rumah megah berlantai lima layaknya sebuah apartemen mewah, ada dua kakak beradik tak sedarah yang sedang berdebat sejak setengah jam yang lalu.
"Pokoknya harus di Jerman!"
"Gue maunya di sini! Lo gimana, sih ?!"
"Gue udah mau nerima akad nikah di sini. Ngalah dong, pestanya di Jerman!"
"Gue lebih tua dari lo!"
"Justru lo lebih tua, lo ngalah!"
"Gak, bisa! Australia, titik!"
"Jerman!"
"Gak!"
"Jerman! Titik!"
"STOP!!!!"
Valen tiba-tiba datang dari arah dapur sambil berteriak dengan suara melengking. Tangannya yang penuh tepung ia tepuk ke pipi Ethan dan Dilon secara bergantian.
"Nyadar umur, dong! Udah tua masih aja berantem!"
"Dia duluan!" tuduh Ethan dan Dilon bersamaan.
"Debatin apa, sih ? Minum dulu, biar adem." wanita cantik dengan hijabnya datang menghampiri mereka sambil membawa nampan berisikan jus jeruk segar.
"Tau tuh, Kak. Debat mulu dari tadi. Berisik!" adu Valen.
"Ini kamu yang bikin ?" tanya Dilon pada Hara yang duduk di sampingnya.
Dengan malu-malu Hara menganggukkan kepalanya.
"Pantes rasanya pas, pasti bikinnya pakai perasaan, ya ?"
"Apaan, sih!"
Dilon tertawa, menepuk puncak kepala Hara yang telah sah menjadi istrinya. Ya, baik Hara-Dilon maupun Ethan-Valen, mereka telah meresmikan status sebagai suami istri seminggu yang lalu. Akad nikah yang dilaksanakan di tempat yang sama namun waktu yang berbeda.
Hari itu, adalah Hari paling bahagia dalam sejarah hidup Hara. Sebab, Dilon memberikan mahar dengan surah-surah favoritnya. Dia bangga pada Dilon yang semakin memperdalam ilmu agamanya dan menambah setiap hafalannya.
Lalu yang mereka pikirkan sekarang adalah, mengadakan pesta perkawinan yang diusulkan oleh orang tua masing-masing. Sebagai rasa syukur atas kebaikan Yang Maha Kuasa telah menyatukan mereka.
"Itu tangan kotor kenapa ?" tanya Ethan dan selalu mengangkat satu alisnya.
Valen nyengir kuda. "Lagi bantu Moms masak, buat kita makan bareng sama keluarga Dilon dan Hara juga."
"Yaudah sana."
Seketika Valen cemberut. "Aku udah sah jadi istri kamu masih aja cuek. Nyebelin!"
"Terus kenapa mau sama gue ?".
"Ethan!" Valen mendelik tajam. "Nyebelin!" Dengan wajah kesalnya ia kembali ke dapur sambil menghentakkan kakinya.
"Dih, ngambekan."
"Samperin dia, sana! Udah tau ngambekan dibikin ngambek mulu."
"Alah, kode minta ditinggalin biar bisa berduaan!" Ethan berdiri, menimpuk kepala Dilon dengan bantal sofa.
"Sialan." Ethan tidak pernah merubah sikapnya. Terkadang juga masih mengeluarkan kata-kata pedas terutama pada Dilon.
Mereka berdua sudah bekerja. Walaupun usia mereka cukup dibilang masih muda, pengetahuan bisnis tentang keduanya tidak bisa diragukan. Buktinya, Ethan yang menjalankan bisnis Leo, dan Dilon yang menjalankan bisnis Glesson, belum pernah membuat kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARADILON [Completed]
Teen Fiction{BOOK 2 OF LIMBAD SERIES} Hara, adalah gadis yang terlahir sebagai anak tunanetra, sebuah penyakit yang ia derita menghambat kedua matanya dan menyebabkan gadis itu tak dapat melihat objek apapun dengan jelas. Datar, itu yang selalu menyambutnya ket...