25. Tidak Pernah Sendirian

3.5K 237 25
                                    

"Aku selalu baik-baik saja tanpa hadirmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku selalu baik-baik saja tanpa hadirmu. Tapi maaf, kalimat di awal adalah sebuah kebohongan bagiku."

🍂🍂🍂

Seminggu telah berlalu. Dilon kembali menjalani hari-harinya seperti biasa bersama Rava dan Gio. Hubungannya dengan Ethan dan Leo pun mulai membaik. Meski Ethan masih terlalu gengsi untuk bicara baik-baik dengan Dilon.
Sudah tak asing mendengar fakta bahwa Hara dan Dilon tak lagi satu sekolah dan itu berhasil membuat Dilon galau merana, tetap saja cowok itu mencari berbagai cara agar bisa bertemu Hara. Risikonya dia harus menghadapi Arvind dan Azzam tentunya.

Dilon baru saja pulang dari masjid melaksanakan shalat Isya berjamaah. Setelah membersihkan skateboard-nya yang sedikit kotor, Dilon memasuki rumahnya dan mengerut heran melihat ada tamu.

"Oh ? Pah ?" Benar, yang tengah bertamu di rumahnya sekarang tidak lain adalah Papa tirinya bersama Ethan.

"Dilon. Duduk sini, Nak." Bobya meminta puteranya untuk duduk di sampingnya.

Dilon meletakkan skateboard-nya kemudian menuruti permintaan sang mama. Dia tidak tahu topik apa yang sebelumnya mereka bicarakan.

"Ada apa ?" tanya Dilon berusaha tersenyum ramah. Dia menatap Ethan yang selalu saja gengsi untuk balik menatapnya.

"Sekarang, kamu gak bakal kesepian lagi."

Dilon mengangkat satu alisnya. "Maksudnya ?"

"Iya. Ini sudah kesepakatan Mamah sama Papah kamu. Atas permintaan Thia, kami akan terus bersama untuk membesarkan kalian berdua sampai sukses."

"Jadi ?" Dilon mengerti maksud sang mama, tapi dia hanya ingin memastikan saja.

"Bego." Umpatan pelan berhasil lolos dari mulut Ethan namun hal itu masih terdengar di telinga Leo. Pria tersebut menyikut puteranya tanda teguran.

"Papah dan Ethan, akan tinggal di sini. Kita juga sama-sama ngerawat Nenek."

Sudah Dilon duga. Dia sudah mengetahuinya karena rumah Leo bersama Thia sebelumnya Leo serahkan pada keluarga mendiang istrinya.

"Kamu gak keberatan, kan ?" tanya Leo membuat Dilon tersentak.

"Ohhh. Yaudah." Dilon lebih memilih memberikan respon seadanya. Bukannya tidak senang ada Ethan, hanya saja, mereka masih dihalangi rasa terlalu gengsi.

Bobya dan Leo tersenyum. Mau bagaimanapun keduanya, mereka tidak bisa dibohongi dan hanya melihat dari sorot mata saja, orang tua tahu bahwa kedua putera mereka ini sudah saling memaafkan. Mungkin mereka masih perlu waktu bersama untuk menghilangkan rasa gengsi.

HARADILON  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang