22. Overmorrow

36.4K 1.6K 9
                                    

"Itu Putri yang dikatakan penyihir, kan? Bukankah dia sudah mati?"

Olive tetap melangkah, bukannya dia tidak mendengar. Mencoba menghempaskan pikiran negatif, itu lebih baik ketimbang melabrak para rakyat yang tidak tahu apa-apa. Lalu seorang pria tua menghampiri dirinya dan Kyle. Tanpa takut, dia memegang tangan Olive. Melirik Kyle. Lalu matanya berair.

"Aku tidak menyangka kalian masih hidup, Putri. Maafkan pria tua ini yang tidak bisa membantumu," ucap pria tua tersebut.

Kyle lalu berucap, "Selama ada aku, Putri Olive akan baik-baik saja, Kakek."

"Namun, bagaimana bisa kalian lolos dari prajurit istana dan peperangan?"

"Karena Raja Atha, Tuan Knight," jelas Olive. Seakan pria tua di hadapannya belum puas mendengar jawaban, Olive pun tersenyum miris. "Raja Atha juga yang mengembalikan kami ke sini sebagai tawanan bebas mereka. Jika kami dibunuh maka mereka akan menghancurkan Kerajaan Lowind."

Tiba-tiba tubuh Olive dan Kyle di dorong oleh dua prajurit di belakangnya. Tentu lelaki tersebut menengok ke belakang. Menatap tajam saja berlaku untuk mengatakan tidak sopan di keluarganya. Dia tidak suka jika Putri Olive diperlakukan seperti ini.

Sayang sekali, Kyle justru membelalak. Dua prajurit di belakangnya sama sekali tidak dia kenal. Bukan dari keluarga Knight. Sontak dia melihat kembali pada kakeknya. Berbaju kumuh, bukan baju bangsawan mereka. Sejak awal ini memang aneh.

"Kakek, apa yang terjadi sebenarnya? Ke mana para Knight?!" ucap Kyle setengah berteriak.

"Cepat jalan!" titah kedua prajurit di belakang mereka.

Dengan dorongan keras, tubuh Olive terhuyung ke depan. Bibirnya berciuman dengan tanah dan dia merasa sakit pada bagian pergelangan tangan. Tidak hanya itu, batu-batu kecil dilemparkan pada Olive.

"Penyihir!"

Kyle memberontak. Mencoba melindungi Olive dengan tubuhnya sendiri. Dengan mata yang berkilat, lelaki itu meminta semua warga menyebalkan untuk tetap diam. Padahal Kyle tahu lewat raut wajah mereka, sebagian segan untuk melempar batu.

"Berhenti!" ucap suara tegas dari seberang sana.

Kyle mencoba membangunkan Olive. Saling menatap pada sumber suara yang mereka kenal. Laki-laki berambut pirang tengah menggunakan mahkota kebesarannya.

"Lama tidak berjumpa, Olive."

•••••

Olive berlari di lorong. Air matanya berjatuhan dari wajah. Berusaha melarikan diri dari kejaran Alfred. Kyle ... di mana lelaki itu sekarang?

Sejak mereka masuk wilayah utama kerajaan, Kyle dibawa oleh prajurit istana ke tempat lain. Sementara Alfred menariknya, membawa Olive pergi ke kamar. Namun, putri tersebut menolak. Berlari tanpa mempedulikan hak tinggi yang tengah dikenakannya.

Olive tidak akan berhenti, sampai dia terjatuh. Dia melirik ke bawah kakinya. Salah satu hak tingginya patah. Segera dia ambil sebelum para prajurit berhasil mengejarnya. Melempar dengan jauh, bahkan tidak peduli apabila kedua hak tinggi indah itu mengenai wajah para prajurit istana.

"Kyle?!" Olive memang bodoh karena berteriak, tetapi dia tidak tahu cara lain. Mencari orang di sebuah kerajaan itu menyusahkan.

Lagi Olive berhenti, di kamar utama kerajaan. Khusus ayahnya, tetapi kini orang lain yang sudah menempati kamar tersebut. Dengan hati-hati, Olive membuka kedua pintu cokelat yang terbuat dari kayu.

Kamar itu tidak banyak berubah, kecuali foto. Bukan lagi foto ayahnya terpajang, kali ini gambar dua orang. Sepasang insan. Rambut kuning dan cokelat. Olive tahu siapa itu.

Hortensia's Tears (END) [dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang