14. Tertangkap

50K 2K 8
                                    

Sebenarnya dia tidak enak hati meminta Kyle untuk segera beranjak dari istirahatnya. Semalam mereka sudah terlalu banyak menghabiskan tenaga. Laki-laki yang merupakan raja dari Kerajaan Lowind itu sudah pasti sangat kelelahan dan membutuhkan banyak istirahat.

Namun, keadaan ini mendesak. Luciel dan Jean bisa berangkat kapan saja karena yang dia lihat pun tidak memiliki waktu pasti. Dua bulan purnama cukup lama. Sekitar enam bulan penuh. Ellena meminta perpanjangan waktu karena dia tahu tidak akan mudah untuk meyakikan Kaisar Bumi.

Terlebih dia ingin meminta bantuan untuk menghentikan ayahnya. Ya, mereka tidak harus menikah. Ellena lalu mengembuskan napas sambil melihat ke langit-langit.

"Nona, apa Anda baik-baik saja saat kejadian semalam? Kami benar-benar tidak menyadarinya," ucap Tuan Erleanor padanya.

Ellena melihat pria tua itu sudah membungkuk dan bersamaan para pelayan yang menunduk hormat. Dia tidak menjawab tetapi memaksa pria itu untuk segera berdiri. Tuan Erleanor segera menatap gadis di hadapannya yang selalu tertutupi oleh kain penutup mata.

"Aku baik-baik saja, Tuan. Lebih baik Anda memeriksa keadaan Yang Mulia. Dan ... aku akan pergi siang ini," balas Ellena.

Para pelayan yang mendengar ucapan Ellena pun segera beranjak dari tempatnya. Mereka mulai sibuk menyiapkan segala hal tanpa disuruh. Meskipun dia menolak, para pelayan tetap bersikeras. Akhirnya dia melihat kembali para Tuan Erleanor.

"Anda tidak dapat pergi tanpa izin Yang Mulia, Nona," jelas Tuan Erleanor. "Diamlah di sini lebih lama lagi."

Ellena lalu mengembuskan napas kala pria tua itu kembali menunduk. Setelah memberi hormat, Tuan Erleanor pun pergi dari ruangannya. Meninggalkan para pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka.

Salah satu pelayan memilihkan baju paling bagus. Ellena harus akui jika baju itu bagus dan jika dia ingat ke belakang, Kyle sendiri yang memilihnya. Dulu dia terlalu sibuk mencari kain penutup mata. Meski dia bersikeras dengan menolak permintaan Kyle, pada akhirnya pun dirinyalah tetap mendapatkan pakaian.

Para pelayan lainnya datang setelah menyiapkan air hangat untuknya mandi. Baju yang dipilihkan pun harus dia tanggalkan saja. Jadilah dirinya mengikuti arahan para pelayan tersebut.

Setelah semunya selesai. Ellena diarahkan ke cermin. Rambut putihnya disisir agar tidak kusut. Rambutnya menjadi saksi bisu tiap potongan kejadian di bumi. Jika saja dia gagal, ini mungkin terakhir kalinya rambut putih itu dimanjakan.

Tidak lama lagi matanya tidak akan menjadi miliknya lagi. Dia tidak tahu bagaimana sifat dari Kaisar Bumi yang sering dibicarakan oleh para elf di langit. Dia hanya tahu jika Atha adalah laki-laki yang setia. Bahkan demi mendapatkan restu, laki-laki itu merelakan untuk hidup terpisah selama beberapa bulan.

Ayahnya salah menggunakan jabatan Kaisarnya. Cinta yang dipaksakan tidak dapat berjalan mulus. Bahkan lewat cerita itu pun dia tahu ... tidak ada lagi cinta yang tersisa untuknya. Untuk apa ayahnya bersikeras untuk itu.

"Nona Ellena, kejadian semalam pasti sangat buruk sampai Anda ingin pergi dari Kerajaan Lowind," terka salah seorang pelayan yang sedang menata rambutnya.

Ellena sedikit mengangkatkan kepalanya. Dari penutup mata itu, dia bisa melihat wajah si pelayan. Takut. Ketakutan tentang nyawa yang seharusnya dia pertahankan. Kejadian semalam begitu membekas di hati rupanya.

Dia lalu tersenyum untuk menanggapi. "Aku keluar bukan karena kejadian semalam itu sangat menakutkan. Hanya saja ... tidak baik jika aku berlama-lama di sini. Kalian tahu kalau aku bukanlah seseorang penting di kerajaan ini."

"Lantas kenapa, Nona?" Pertanyaan itu membuat bibirnya kelu. Dia lebih memilih bergeming dibandingkan menjawab.

Orang-orang di Kerajaan Lowind cukup menghormati dirinya. Wajar jika para pelayan tidak lagi menanyakan hal yang sama padanya. Cukup tahu jika itu sangat mengganggu. Ellena sendiri tidak bisa menceritakan detail lengkap tentang kejaian semalam.

Hortensia's Tears (END) [dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang