13. Poison of Tree

43.2K 1.8K 14
                                    

"Ck. Mana mungkin para prajurit itu mengejar kami hingga ke Kerajaan Ranhold!" gerutu Kyle sambil berlari dan menggendong Olive di depan dadanya.

Myra terbang lebih dahulu ke wilayah Poison of Tree. Peri itu membuat portal dan satuan bunga bokor keluar dari sana. Kyle segera menghampiri Myra tetapi tiba-tiba tubuhnya menjadi berat.

Clak!

"Kyle! Olie! Myra tidak bisa menahannya lagi," ucap peri kecil tersebut.

Olive menatap nanar ketika Myra tiba-tiba terpental dan punggung rapuh itu menabrak batang pohon. Meski berteriak, suara yang keluar begitu lirih. Dia lalu melihat sosok laki-laki yang menahannya.

"Kyle, turunkan aku."

Kyle tidak menuruti. "Sihir tidak bisa memengaruhiku, Putri."

"Tapi sihir mempan padaku," balas Olive.

Kyle bergeming. Dia sibuk mengangkat kaki untuk melangkah. Apa yang Olive katakan benar. Dia memang tidak bisa terpengaruh, tetapi gadis itu bisa. Keringat dingin pun membasahi pelipisnya.

"Hahahaha!" Gelak tawa itu membuat jantung Olive berdegup kencang. Tiba-tiba dia mendorong kasar tubuh Kyle. Jelas itu bukan kehendaknya.

Kyle terlonjak ketika punggungnya bertemu dengan pohon yang sama dengan Myra. Sebelum kembali berdiri, dia menyempatkan diri untuk menyimpan peri tersebut di atas dahan. Lalu melihat Olive yang menatapnya bingung.

Tangan kanannya dia arahkan untuk menggenggam gagang pedang. Dia merasa tidak asing. Pertarungan dengan penyihir bukan yang pertama kali untuknya. Mata Kyle semakin menyipit lalu dia berlari kencang melewati Olive.

Kyle tiba-tiba berhenti dan berbalik. Satu tebasan tidak terlihat, dia arahkan pada Olive. Namun, yang terluka bukanlah gadis di depannya. Melainkan sosok yang menempel dengan jubah indigo.

"Kau!" Suara nyaring tersebut semakin melemah. Tiba-tiba penyihir itu menghilang tanpa jejak.

"Wow," ucap seorang pria yang muncul dengan sapu terbangnya. "Kami kemari bukan untuk berperang."

Kyle mengacungkan pedangnya. Memegang tangan Olive dan menyuruhnya tetap di belakang. Matanya masih melihat wajah para penyihir yang tersenyum.

Kakek selalu mengingatkan dirinya untuk tidak percaya apa yang para penyihir katakan ketika mereka dalam perang. Namun, Kyle ingin menyangkalnya sekarang. Karena tanpa perang pun para penyihir tersenyum aneh.

"Katakan apa mau kalian?!" bentak Kyle.

"Tenang, Tuan, kami hanya ingin menjemput gadis di belakangmu." Arah jari telunjuk itu menunjuk pada Olive. Kyle segera berdiri menampik sihir yang akan mengenai tubuh gadis tersebut.

"Ah," ucap seorang pria berambut hijau panjang di antara mereka, "Kamu pasti Kyle Knight."

Kyle membalas tanpa sedikit pun menurunkan pedangnya. "Ya, dan itu bukan hal tabu bagi kalian mendengar nama keluarga Knight di peperangan."

"Tentu, tidak. Terutama dirimu, satu-satunya manusia yang tidak dapat ditembus sihir apa pun. Kamu membuat para penyihir putus asa, Kyle Knight," ucap laki-laki sebelumnya.

"Luciel! Untuk apa kamu menjelaskannya, kita cukup menghabisi manusia itu lalu membawa gadis di belakangnya ke hadapan raja," ucap penyihir lainnya.

Kyle semakin erat memegang tangan Olive. "Untuk apa Putri Olive menemui raja kalian?!"

Luciel—laki-lagi berambut hijau panjang—pun membalas, "Aku sarankan kamu memberikan Putri Olive pada kami atau kalian mati."

"Aku menolak!" celetuk Olive dengan tegas.

Hortensia's Tears (END) [dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang