Jangan pernah berhenti untuk mencintai seseorang.
Bahkan jika semua tidak lagi mempercayaimu.
Aku akan selalu ada di sampingmu.
•••••
"Kyle, kamu yakin kuda ini aman?" tanya Olive ragu. Dia tidak lagi memakai baju super mewah bagai putri-putri kerajaan. Dalam situasi seperti ini, baju seperti itu amat tidak menguntungkan dirinya maupun Kyle. Dia lalu mengalungkan panah dan busur di pundak, Olive siap dengan keputusannya.
Kyle, lelaki itu tengah sibuk memberi sebuah apel merah yang baru saja dia petik dari sumbernya. Pohon apel di samping rumah. Olive tidak perlu bertanya, jelas betul tempat ini adalah rumah Kyle.
"Memangnya kenapa? Kuda hitam ini baik-baik saja," balas Kyle. Laki-laki itu lalu mengusap pelan kuda hitamnya.
Olive memutar mata bosan, dia lalu mengambil tas kecil yang bergelantungan pada ranting pohon. Di dalamnya ada Myra. Peri kecil itu masih terengah-engah hingga sekarang. Olive sengaja membiarkan tasnya terbuka, memberi pasokan oksigen untuk Myra. Dia tidak mau kehilangan peri kecil tersebut.
"Justru karena aku tidak percaya kuda hitam itu baik-baik saja. Kamu tahu, cukup lama kita berkeliaran di luar sana, Kyle," balas Olive.
Kyle mengangguk. "Kamu lebih pintar sedikit dari biasanya, Putri. Kuda hitam ini sangat sehat."
"Aku tidak mengerti kenapa kamu begitu percaya pada kuda ini, Kyle." Olive masih berdalih. Ragu pada kuda di hadapan mereka yang menurut Kyle dapat membawa hingga ke Kerajaan Ranhold.
"Kuda hitam ini selalu sehat karena ada saja orang baik yang memberinya makan. Dengan begitu dia masih bertahan hidup dan sanggup menempuh perjalanan selama dua hari tanpa berhenti," balas Kyle yang lalu mengulur tangan padanya. "Naik?"
Olive membalas uluran. Membiarkan Kyle menuntunnya naik ke atas kuda. Menggendong tubuh dan duduk menyamping.
"Berapa lama?" tanya Olive, "apa kita bisa menyusul Alfred?"
"Dengan kudaku tentu saja bisa. Alfred mungkin sudah sampai di barak lama. Masih butuh enam jam perjalanan agar mereka sampai ke Kerajaan Ranhold tanpa melalui Poison of Tree," jelas Kyle padanya.
Olive melihat Kyle yang menghentakkan kedua tangan untuk memacu kudanya berjalan. Begitu cepat, bahkan melebihi kuda putih Atha. Benar ucapan lelaki tersebut, kuda yang Kyle miliki memang di luar kemampuan kuda lainnya. Olive baru pertama kali naik bersama Atha, tetapi kecepatan kuda milik Kyle tiga kali lipat dari sebelumnya benar-benar membuat dirinya takjub!
Olive memang tidak tahu dunia luar lebih dari Kyle. Namun, dia jelas-jelas ingat jalan yang dilalui mereka saat bersama prajurit istana bukanlah ini! Olive tidak tahu jalan mana yang mereka lalui. Seolah mengikuti arus sungai di samping kanan, kuda terus berpacu tanpa henti.
"Ini akan membawa kita lebih cepat ke kerajaan Ranhold tanpa harus melewati Poison of Tree," bisik Kyle seolah tahu pertanyaan. "Setelah sampai di terowongan kemarin, kita akan mengambil jalan pojok. Itu langsung menghubungkan kita pada barak penyihir."
"Kyle, kamu tahu darimana?" Olive lalu menutup mulutnya. Dia lupa jika Kyle adalah panglima utama, tentu saja tahu. Namun, jika begitu apa Rosalind dan Alfred mengetahuinya?
"Aku tahu karena aku yakin Rosalind akan mengarahkan Alfred lewat sana jika jalan ke Kerajaan Ranhold ditutup sihir," balas Kyle.
Mata birunya berbinar-binar. Teringat awal pelarian dirinya dan Kyle. Entah sudah berapa lama itu berakhir, Olive tidak pernah menghitung hari lagi. Dia teringat bagaimana Kyle begitu ingin melindunginya bahkan menjadikan nyawa sebagai taruhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hortensia's Tears (END) [dalam Revisi]
FantasíaHortensia's Tears : I love you to the moon and back Dalam kehidupan yang ditinggali oleh berbagai makhluk hidup, cinta dan tahta menjadi paling agung. Semua diatur oleh sang penenun takdir, Dewa Agung. Namun, tidak semua cinta akan berjalan mulus...