1 : Dia hilang.

22.5K 1.1K 25
                                    


I hope you enjoy:)

    Di pagi hari yang cerah seorang gadis cantik bernama Balqis sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah bersama kakaknya.

"Kak Hazby cepat nanti terlambat loh." Ujar Balqis dengan sedikit berteriak

"Iya dek, sebentar !" Sahut hazby dari lantai dua.

    Hazby Habibi adalah kakak Balqis , ia cukup tampan untuk remaja se umurannya apalagi dia pandai dalam hal matematika, tak jarang juga dia lah yang mengerjakan tugas matematikanya Balqis .

    Singkat cerita mereka sampai di sekolah, mesin mobilnya belum sepenuhnya mati namun Balqis sudah membuka pintu dan meninggalkan kakaknya. Dari kejauhan Balqis bisa melihat segerombolan siswa siswi yang tengah mengerubungi Mading. Salah satunya Stephani, sahabat Balqis.

"Stephani, lagi ngeliatin apa sih ? " Tanya Balqis dengan menepuk pundak Stephani sampai sang empunya terpelonjak kaget.

"Ih, lo ngagetin gue aja sih !" Ujar Stephani seraya mengelus dadanya beberapa kali.

"Emang ada apa sih, kok keliatannya serius banget ?" Tanya Balqis lagi dengan mata yang liar mulai mencari titik perhatiannya.

    Sekilas Balqis kira itu cuma selembaran olimpiade atau undangan pesta ulang tahun namun nampaknya ada yang tidak beres. Ia mulai mencium bau besi menyengat.

"Ada cakaran di tembok dekat mading. Baunya amis banget," Ujar Stephani

    Karena penasaran, Balqis mulia mencoba membelah kerumuman. Sampai didepan ia melongo tak percaya apa yang ia lihat barusan. Sebab cakaran yang cukup besar sampai membuat kulit tembok di sekitarnya mengelupas dan remahan semen berserakan di sekitarnya dengan jumlah yang banyak. Bau amis juga menyeruak masuk kedalam hidungnya. Entah dari mana asalnya namun jelas bau itu lebih mirip bau darah.

Kring...kring
Pelajaran pertama dimulai.

Bel pelajaran pertama berbunyi. Tangan Balqis langsung diseret menjauh dari tempat itu oleh Stephani .

Kring....

Time for a break

    Semua siswa berhamburan keluar tat kala mendengar bel istirahat. kecuali Balqis yang kini tengah sibuk dengan selembaran kertas kertasnya.

"Ngantin kuy." Ajak Stephani sesudah memasukkan buku paketnya kedalam laci meja.

"Lo aja deh, gue banyak pekerjaan. " Ujar Balqis sambil menatap ke arah Stephani.

    Stephani memutar bola matanya malas kemudian menjawab,"Ya udah deh gue sendiri aja , tapi nanti lo nyusul ya?" Ucapnya.

"Iya iya. "jawab Balqis singkat

Setelah 5 menit lamanya Balqis memutuskan untuk menyusul Stephani karena cacing di perutnya sudah mulai demo. Balqis berjalan melewati lorong sekolah untuk menuju ke kantin, kebetulan ia lewat di depan gudang sekolah yang beredar rumor gudang tersebut angker.

Pyar..

"Apaan tu. " Ucap Balqis reflek karena ia mendenger suara beling pecah di dalam, Balqis langsung berlari ke dalam untuk mengeceknya. Perempuan berseragam sama persis dengannya tengah meringkuk dan tangisannya yang nyaring. Balqis pun mendekatinya.

"Lo nggak papa?" Tanya Balqis.
Tak ada jawaban dari nya. Balqis melihat kearah tangan sebelah kanannya, ia kaget karena darah bercucuran hingga hampir mengotori rok nya.

"Tangan lo berdarah, ayo gue bawa ke UKS sekalian di obati. " Namun lagi lagi tak ada jawaban darinya, ia menangis terus menangis dan tangisnya tersebut semakin menjadi.

"Eh Balqis, gue cariin ke mana mana ternyata lo disini," ucap Stephani yang sekaligus mengagetkan Balqis.

"Lo ngagetin gue aja sih ah, bantu gue ngobatin cewe .. ini .. HAH DIMANA DIA ?!" Balqis kaget, perempuan berseragam tadi hilang entah kemana.

"Jangan nakutin gue dah qis, buruan ayo pergi dari sini, kelamaan di sini serem tau. " Stephani sambil menarik Balqis keluar.

Akhirnya Balqis sampai di kantin, Stephani masih memesan makanan di bu kantin sedangkan Balqis tengah duduk dan memikirkan kemana hilangnya perempuan tadi.

Tak lama Stephani datang dengan makanannya dan memberikan satu mangkok bakso kepada Balqis .

"Eh iya qis, ternyata gudang tadi itu katanya angker, "ujar Stephani sambil menatap Balqis.

"Masa, lo tau dari mana?" Tanya Balqis dengan menatap lurus Stephani.

"Tadi pas gue pesan makanan, ada kakak kelas lagi ngerumpi, dan gue nggak sengaja denger katanya di gudang itu ada penghuninya, " ujar Stephani sambil sedikit berbisik.

    Balqis tak melanjutkan lagi pertanyaannya. Ia mulai memakan baksonya dengan otaknya yang terus berpikir dimana perempuan tadi.

Tidak terasa bel pulang berbunyi semua murid-murid keluar untuk pulang kerumah mereka masing masing, kecuali Balqis yang masih menata bukunya.

"Balqis, gue duluan ya, " ujar Stephani sambil menggendong tas nya.

"Iya," jawab Balqis singkat

    Setelah keadaan sepi, Balqis keluar untuk menuju parkiran ia sengaja lewat di lorong yang melewati gudang, saat berada tepat didepan pintu gudang, pintunya tiba tiba terbuka sendiri dan nampak lah perempuan berseragam dengan tangan berdarah sambil menangis.

"Eh, lo yang tadi itu kan?" tanya Balqis namun cewek tersebut menangis tanpa menjawab pertanyaan Balqis, "Tangan Lo sakit ayo gue bantu!" Ucap Balqis

"Tolong saya" katanya sambil nangis.

"Iya gue bantu mangkanya ayo ke UKS. " Seru Balqis sambil mencoba memegang tangan perempuan itu. Namun, saat ia menggapai tangannya seseorang menepuk bahunya membuat Balqis tersentak dan berteriak sekencang mungkin.

"Aaa.., "

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang