Manager's Romance ~ 01

10.3K 567 36
                                    




"BTS! BTS!"

"Encore! Encore!"

Panggung megah ditemani lampu panggung yang tiba-tiba menyala menghadirkan tujuh pria yang masih mengenakan kaos putih dan celana jeans dengan robekan di lutut. Masing-masing dari mereka berlompatan di atas panggung seiring suara musik yang gaduh memenuhi gedung megah tempat konser berlangsung.

Menyanyi sambil menari. Sesekali berlarian dari satu sudut panggung ke panggung lainnya. Perilaku ketujuh pria itu sungguh sulit ditebak. Tetap juga tak membuat suara para fans yang didominasi kaum hawa, berteriak dengan lantang menyebut nama mereka. Satu per satu.

"Kim Namjoon!"

"Kim Seokjin!"

"Min Yoongi!"

"Jung Hoseok!"

"Park Jimin!"

"Kim Taehyung!"

"Jeon Jungkook!"

"BTS!"

Hari ini memang akan menjadi hari terakhir mereka konser. Penutup konser dunia mereka sebelum besok mereka harus kembali ke Seoul untuk beristirahat. Penutup yang manis untuk mengakhiri 6 bulan konser di negara lain dan jauh dari keluarga.

Melelahkan? Pastinya.

Jam tidur kurang. Tenggorokan sakit. Tubuh merintih karena rasa lelah akibat banyak menari, semuanya itu terbayarkan dengan senyum dan rasa puas yang tercermin di wajah penggemar mereka.

Semburan kembang api dari atas panggung menjadi penutup konser megah ini. Sebelum akhirnya para ketujuh pria itu turun ke belakang panggung dengan rasa yang teramat lelah. Dua setengah jam menjadi waktu yang panjang untuk menguras tenaga, pikiran dan suara mereka.

.

.

.

.

.

.

.

"Eomma ... "

Ditempat yang berbeda, seorang gadis manja terus menarik baju belakang Ibunya dengan tampang memelas dan tampak memohon pada sang Ibu yang terus menggelengkan kepalanya menanggapi sang putri.

"Ayolah Eomma ... bantulah putrimu yang kasihan ini. Apa kau tega melihat putrimu ini menderita hanya karena kau pelit memin-"

Plak!

"Aww ... appo," ringis sang putri ketika sang ibu akhirnya 'meledak'. Sebuah pukulan kuat mendarat mulus di pucuk kepalanya.

"Pelit katamu? Yak! Apa kau sadar dengan ucapanmu saat ini? Apa perlu Ibu menghitung berapa banyak uang yang sudah kau habiskan setiap bulannya hanya untuk bersenang senang dengan temanmu? Membeli bajumu yang bahkan jarang kau pakai? Membeli ponsel terbaru sebelum teman-temanmu memilikinya? Membelikan sepatu yang hanya menjadi pajangan di lemarimu?Apa kau masih bisa bilang Ibumu ini pelit? Huh ..."

Gadis itu tertunduk. Memelas bagaikan anak anjing yang butuh belas kasihan. Bukan omelan panjang dari sang Ibu yang dibutuhkannya. Ia hanya membutuhkan pertolongan sang ibu; yang merupakan salah satu pemilik shopping mall terbesar di Korea.

Kejam? Sebenarnya tidak.

Keras pada putrinya? Ia harus melakukannya.

Pelit? Hmmm ... tergantung dari sudut mana kalian melihatnya.

"Eomma ... hanya sekali ini saja. Kumohon ... "sepertinya memelas dan mengiba menjadi keahlian sang putri yang terlihat tidak jera dengan penolakan-penolakan dari sang Ibu.

"Andwae (tidak)!!" tegas sang ibu yang melengos meninggalkan putrinya sendirian.

"Eomma!" pekik sang gadis yang masih berdiri di tempatnya saat ini.

**

~ Flashback on~

"Samchon! (paman) Kenapa kau tidak meluluskan pria itu?" tunjuk sang gadis sesaat berkunjung ke rumah pamannya, pemilik salah satu usaha entertainment yang ternama di Korea.

"Dia tidak menarik." jawab sang Paman tanpa melihat keponakannya. Ia hanya fokus melihat rekaman video untuk audisi yang dibuka perusahaannya seminggu lalu. Masih di dalam rumahnya, tempat yang paling tenang untuk menilai dan merekomendasikan para kontestan yang sudah mengikuti audisi.

"Ah ... menyebalkan! Kenapa Ibu harus menitipkan aku disini bersama Samchon kalau ternyata Samchon sangat sibuk?" gadis itu masih menggerutu.

Benar. Ia sangat hobi menggerutu. Hidup enak bagaikan tuan putri, membuat Sohyun kurang memiliki antusias untuk bekerja. Ayah dan Ibunya sudah lelah menasihati putri bungsu mereka. Hal yang sangat berbeda dengan saudara prianya, Kim Hanbin yang dikenal sebagai penggila kerja.

Alasan yang sama selalu dilontarkannya. Bahwa ia tidak berminat dengan dunia bisnis. Sohyun, nama gadis itu, ia selalu menolak permintaan Ayah dan Ibunya. Sohyun berkilah, ia lebih menyukai dunia entertainment dibandingkan bisnis rumit yang dijalankan Ayah dan Ibunya.

Dengan alasan yang sama pula, Ibu Sohyun menyuruh Sohyun untuk belajar dunia entertainment pada Bang Si Hyuk, saudara pria ibunya yang menjalankan bisnis yang katanya disukainya itu. Dan di sinilah Sohyun saat ini. Tapi bukan belajar, ia hanya menemani sang Paman menonton audisi-audisi yang membuatnya mengantuk.

"Guci yang bagus," gumam Sohyun dengan tangannya yang tidak bisa diam.

Dibandingkan menemani Pamannya menonton audisi, ia lebih tertarik memperhatikan interior yang ada di rumah Bang Si Hyuk.

Meow....

Seekor kucing tiba-tiba melintas di depan Sohyun. Membuat ia mendadak menghindar ke arah belakang. Tubuhnya yang oleng sontak membuatnya mendorong guci besar yang ada di dekatnya.

Prang!

Sohyun sukses mengigit jarinya dan juga membuat Bang Si Hyuk menatapnya dengan kerjapan mata beberapa kali.

"Samchon...maaf..." lirih Sohyun dengan memaksa memasang seringai di wajahnya.

"Sohyun~ah! Apa yang sudah kau lakukan?!" pekik PD Bang yang mendekati keponakannya dan terperangah melihat pecahan gucinya yang berserakan di lantai tak berbentuk lagi.

Satu keahlian Sohyun, ia bangga dengan muka memelasnya yang menurutnya gampang membuat orang terharu dan sering gagal memarahinya.

Tapi tidak kali ini.

"Apa kau tahu berapa harga guci ini? ini guci yang dibuat dari Dynasti Ming. Sudah berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan tidak ada produk KW-nya. Ini asli Sohyun~ah!" Sohyun mengulum senyumnya.

Pertama kalinya ia melihat sang paman yang gendut berteriak lantang padanya. Walaupun dalam hati Sohyun, ia melihat pamannya yang marah tetap menggemaskan.

"Baiklah. Biarkan Ibu yang akan menggantinya," sahut Sohyun tanpa berpikir panjang.

"Ah...benar! suruh Ibumu cari barang ini atau kau harus menggantinya, 50 juta Won!"

"Ah...baik. APA?! 50 juta Won?! Yak Samchon! Apa kau mau memerasku?" pekik Sohyun tak kalah lantang.

~ flashback off ~

**

To Be Continued

Tes ... tes .... tes ...
Kira kira pada minat ga ya sama ceritanya?

MANAGER'S ROMANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang