Cerita ini tidak menceritakan kehidupan tokoh sebenarnya. Alur cerita pure hasil pemikiran yang nulis dengan dahi berkerut.
Selamat membaca ❤️❤️
**
"Akh ... sial sekali!"
Gadis itu menjambak surainya sendiri. Pelampiasan kekesalan yang baru saja menghujam ego dan keangkuhannya yang mengaku sebagai pakar game. Terang saja ia mengakui dirinya Game Master, mengingat sebelum ia terjun dalam dunia kerja secara langsung, kesibukannya hanya berkutat pada shopping, travelling dan gadget— smartphone. Bahkan ia memiliki dua buah ponsel tersendiri yang hanya berisikan game terbaru yang hampir semuanya berhasil ditaklukannya.
Wajar ia mengerang kesal saat menemukan lawan yang menginjak harga dirinya. Hancur tak berkeping hanya dengan sekali permainan. Bukan permainan yang sulit pula.
Permainan Ludo King, pemirsa.
Permainan yang ikut melibatkan keberuntungan.
Sayang, Dewi Fortuna sepertinya sejenak meninggalkannya dan berdiri di belakang tubuh pria tampan itu—Jeon Jungkook.
"Baiklah. Aku mengaku kalah. Jadi, kau minta apa?" merengut, gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada.
Berbeda dengan Jungkook yang tersipu dan merayakan kemenangannya dalam hati. Jangan tanyakan bagaimana ia sedang bersenandung dengan riangnya—dalam hati. Melonjak rasanya tak mungkin, terlalu kentara untuk memeriahkan buncahan bahagia untuk dirinya sendiri.
"Ini!"
Manik Sohyun semakin membulat tak percaya sesaat Jungkook menunjuk pipi kanannya—sebagai hadiahnya. Ya, ia menuntut kecupan di pipinya sebagai ganti kado yang termahal sekalipun.
"Yak! Kau gila, mana bisa aku—"
Cup!
Jantung Sohyun berhenti berdetak. Sengatan itu terasa mengalir di sekujur nadinya. Menjalar dengan sensasi yang panas hingga membuat rona merah di pipinya.
"Kalau kau tidak bisa, aku yang akan menggantikannya." Jungkook tersenyum. Satu lagi kemenangan yang ia dapatkan saat berhasil mendaratkan kecupan di pipi lembut Sohyun.
Debaran itu tak langsung hilang. Terus memompa detak jantung Sohyun yang masih kehilangan kesadaran dirinya. Tak begitu mengerti kenapa senyum Jungkook bisa membuatnya tersipu—seperti sekarang.
"Kau tahu manager~nim ... ini pertama kalinya aku benar-benar bisa menikmati kencanku. Sebagai seorang Jeon Jungkook. Bukan sebagai maknae dari grup BTS yang terkenal. Menikmati angin malam dengan saling berbagi kehangatan dengan selimut yang kita kenakan bersama, kaleng soda untuk pelega dahaga, sebungkus keripik kentang untuk pengganjal lapar, dan bermain game bersama. Kencan hari ini yang akan selalu kuingat."
Manik itu mengerjap pelan. Senyum Jungkook terus menari dalam bayangannya. Sebuah pesona yang baru disadarinya, bahwa pria itu tampan. Pria itu hanya sosok sederhana yang berlagak keren di luar sana. Beruntung, dia menemukan sosok hangat itu malam ini.
Seulas senyum ikut melengkung di sudut bibir Sohyun.
Cup!
Kali ini Jungkook yang terkejut saat bibir kenyal itu meninggalkan jejak di pipinya.
"Hukuman tetaplah hukuman. Aku kalah dan sudah membayar lunas hutangku."
Jungkook masih memegang pipinya. Sohyun tersenyum geli sebelum akhirnya tawanya ikut lepas bebas. Tersisa beberapa menit sebelum malam ini berakhir. Sebelum keduanya kembali pada kenyataan bahwa semua ini semu. Posisi itu akan kembali dengan sendirinya. Artis dan sang manager.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER'S ROMANCE (END)
FanfictionAnggap sial, tapi penderitaan yang dialaminya terlihat keberuntungan di mata orang lain. Bagaimana bisa yang namanya mengurus tujuh pria sekaligus dikatakan keberuntungan? Sedangkan mengurus diri sendiri saja, dia belum becus. Belum lagi menghadapi...