Cerita ini tidak menceritakan kehidupan tokoh sebenarnya. Alur cerita pure hasil pemikiran yang nulis dengan dahi berkerut.
Selamat membaca ❤️❤️
**
"Kena kau, Kim Sohyun!"
Pengulangan yang sama. Seakan kalimat itu menyusup terlalu dalam dalam rungunya. Merambat hingga ke dalam kepalanya. Mendengungkan repetisi yang berulang-ulang. Terlebih saat keduanya tanpa sengaja bertemu—Sohyun dan Yoongi—kalimat itu terngiang otomatis. Menampilkan kalimat itu tepat di dahi putih pria pucat bermarga Min itu.
Belum jelas apa yang akan dilakukan Min Medusa padanya. Tapi seringainya, tak lantas mengatakan bahwa semuanya akan terlihat baik-baik saja untuk Sohyun. Sebaliknya, ada rencana yang belum ia ketahui yang tengah disusun Yoongi; untuknya.
Apalagi dengan fakta bahwa keduanya tak pernah saling memuji. Hanya ada saling mencerca dan memberikan sindiran-sindiran yang memperhatikan hubungan mereka jauh dari kata akrab.
"Ini apa?" kali ini tak lagi memikirkan ucapan Yoongi. Sebuah amplop kecil bewarna pink menarik perhatiannya saat tergeletak di atas meja pantry—kantor Big Hit.
Apa ini untuknya? Bolehkah mengintip isinya? Karena tak terlihat nama yang dituju ataupun juga nama pengirim surat—kalau itu memang surat.
Melirik ke kiri dan kanan, memang hanya ada dirinya sendiri di ruang pantry. Sohyun ingin berpikir positif. Menerawang amplop itu di bawah pantulan sinar lampu, ada gambaran lembaran tak terlalu besar di dalamnya.
Bukan tak sopan, tapi tak memang akan lebih baik kalau ia tahu untuk siapa surat itu ditujukan. Dengan begitu juga akan mengakhiri rasa penasarannya. Se-simple itu.
Anyyeong Sohyun~ah ...
Apa kau siap untuk kencan hari ini?
~ Park Jimin ~
Sohyun berdesis tak percaya. Ternyata surat itu benar untuknya.
"Sohyun~ssi?" gadis itu menoleh pada sumber suara. Seorang pria muda yang masih diingatnya pekerja di kantor Big Hit, menyembulkan kepalanya di depan pintu.
"Iya. Itu aku," sahut Sohyun tangkas.
"Ada paket untukmu." Kepala gadis itu bergerak miring. Rasanya ia tak pernah membeli apapun. Tak juga merasa pernah memberikan alamat kantor sebagai tempat untuk bertransaksi.
Sohyun menerima paket berukuran kotak kecil yang diberikan sang pria sebelum ia kembali menghilang.
Lagi rasa penasaran menghantuinya. Membuat tangannya bergerak beringas membuka cepat kotak yang baru saja diterimanya.
Sebuah mini recorder panjang layaknya mp3, disertai earphone yang telah tersambung. Gesit, Sohyun lantas menyalakan dan mendengarkan isi rekaman yang dikirimkan untuknya.
"Manager~nim ... ini aku!"
Suara Park Jimin terdeteksi dengan cepat. Menyisakan rasa takjub dalam diri Sohyun. Juga memuji kreatifitasnya dalam mengugah hati perempuan. Di balik pikiran mesumnya, setidaknya masih ada ide kreatif yang tersisa.
"Kau sudah membaca suratku bukan? Sekarang saatnya kita mulai kencan hari ini." Seksama, Sohyun masih mendengarkan suara Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANAGER'S ROMANCE (END)
FanfictionAnggap sial, tapi penderitaan yang dialaminya terlihat keberuntungan di mata orang lain. Bagaimana bisa yang namanya mengurus tujuh pria sekaligus dikatakan keberuntungan? Sedangkan mengurus diri sendiri saja, dia belum becus. Belum lagi menghadapi...